Happy Reading!
"Mari makan.. Mari makan... Mari makan sekarang!"
Rumaisha, gadis cantik itu sedang bernyanyi ria sambil menggendong tasnya. Koridor sudah ramai sekarang. Para siswa maupun siswi banyak yang berada di luar kelas.
"Sekarang mari makan... Mari makan.. Sekarang" Rumaisha melanjutkan nyanyiannya.
Para mata yang berada di luar kelas menatap Rumaisha semua. Sebenarnya mereka juga heran, apakah seorang Rumaisha yang cantik jelita tidak punya malu?
Tapi.. Orang cantik mah bebas. Mau salto juga masih cantik.
"Suka seblak.. Suka seblak.. Icha-nya... Suka seblak..." Dengan santai, Rumaisha berjalan sambil bernyanyi kencang. Tidak salah jika ada yang mengatakan urat malu seorang Rumaisha Abraham sudah putus. Bahkan hilang.
"Heh Icha! Kebalik otak lo?" Tanya Deria, Rumaisha mengangguk dengan wajah senetronnya. Drama.
"Iya Ria, kemarin kejungkal waktu main kejar-kejaran sama Bang Rain" jawab Rumaisha dengan wajah sedih. Deria melongo, jika ada kompetisi kegilaan, Rumaisha lah juaranya.
"Mari makan seblak aja, nggak ada duit, ngutang dulu" lanjut Rumasiha bernyanyi.
Berjalan santai ke lantai atas untuk menuju kelas dua belas. Dahlah, Rumaisha sudah tidak malu lagi.
"Assalamualaikum! Icha adik cantik Abang Reiz sama Abang Rain datang!" Salam Rumaisha dengan berteriak.
Seluruh pengisi kelas sudah hafal akan kelakuan adik dari saudara kembar di kelas mereka.
"Ngapain lo kesini bocil?" Tanya Deaz dengan tangannya yang memegang sapu.
"Mau nemuin Abang lah!" Sewot Rumaisha. Melihat sang Abang yang baru saja masuk kedalam kelas, Rumaisha mendekati Abang kembarnya.
"Yuhu Abang!" Teriak Rumaisha tepat di samping telinga Rain.
"Punya masalah hidup apa si lo sama gue?!" Marah Rain tepat di telinga Rumaisha juga.
Rumaisha mencibir Rain tepat di depan kedua Abang kembarnya.
Lalu dia mengeluarkan dua kotak makan berwarna hitam dan biru. Mengacungkan kedua kotak makan itu tepat di depan wajah Reiz dan Rain.
"Kata Mommy, nanti jangan lupa makan siang. Katanya, nggak boleh makan seblak sama soto pedes dulu. Nanti perutnya sakit kaya perutnya Icha" kata Rumaisha dengan mata yang berkedip-kedip manja.
Seblak adalah makanan kesukaan Rain, rama seperti Rumaisha. Dan Soto adalah makanan kesukaan Reiz.
"Ngadu lo sama Mommy" kata Rain marah. Sedangkan Reiz, dia bukanya mengomeli Rumaisha malah sebaliknya. Tersenyum tipis pada adiknya dan mengucapkan terimakasih. Jangan lupakan, matanya menatap tajam Rain.
"Udah masuk kelas sana" titah Reiz pada Rumaisha. Rumaisha mengangguk semangat. Abang Reiz adalah Abang terbaik sedunia.
"Icha-nya masuk kelas dulu. Bye bye! Sayang Abang!" Rumaisha berlalu setelah satu kecupan mendarat di pipi kiri Reiz. Sedangkan Rain mencibir dalam hati.
"Adik lo doang dia!" Kata Rain dan berlalu dari sebelah Reiz.
***
"Assalamualaikum! Icha cantik putri tercinta Daddy Aland datang!" Teriak Rumaisha dengan kencang. Kelas masih sepi karena masih banyak yang berada di luar kelas, hanya ada Lala dan satu laki-laki di sana. Jadi, hanya tiga orang yang ada di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENCHA [END]
Casuale"Gila nggak papa. Yang penting rangking satu dimana-mana" -Rumaisha Humairah Abraham Rumaisha Humairah Abraham, katanya paras gadis itu sama dengan namanya. Cantik. Tapi, wajah dan nama cantiknya hanya kedok akan kegilaan gadis cantik itu. Petakila...