26. MENCINTAI & DICINTAI [2]

1.7K 231 11
                                    

Happy Reading!

----------
"Hari ini, malam ini, tidak perduli kata-kata orang lain.
Intinya,
Malam ini adalah malam paling membahagiakan, untuk yang pertama kalinya.

-Alen Prince Adibrata-
----------

"Gimana?" Tanya Alen kembali. Rumaisha terdiam cukup lama.

Tatapan Alen kepadanya, sungguh berbeda dari tatapan biasanya.

"Yah... Yah dijalanin dulu" kata Rumaisha dengan terbata. Alen tersenyum tipis. Rumaisha hanya terlalu takut, untuk mengungkapkan yang sebenarnya.

Padahal, bukan masalah bagi Alen, jika Rumaisha belum membuka hati untuknya.

"Jalanin gimana? Kita bukanya udah ngejalanin sejak lama?" Tanya Alen lagi. Dan itu membuat Rumaisha bungkam.

Cinta, cinta memang bisa datang kapan saja. Bahkan, ada yang jatuh cinta, pada pandangan pertama. Tapi untuk Rumaisha, dia masih butuh proses. Proses untuk itu semua.

Jika harus jujur, rasa nyaman dengan Alen, memang Rumaisha rasakan. Tetapi untuk masalah cinta, Rumaisha mungkin belum sampai pada tahap itu.

Witing Tresno Jalaran Solo Kulino.
Rumaisha belajar mencintai Alen, seiring berjalannya waktu. Dia percaya, bahwa rasa itu pastilah ada. Tertawa bersama Alen, bercanda bersama Alen, Rumaisha lakukan untuk menciptakan rasa luar biasa itu. Dan yah, hari demi hari, rasa itu sedikit demi sedikit kian tumbuh.

Status mereka nantinya, bukan status yang dapat di permainkan. Bagi Rumaisha, pernikahan sekali seumur hidupnya.

"Gue.. gue..."

"It's okay. Gue tau lo butuh proses untuk itu" kata Alen tersneyum. Rumaisha menjadi tidak enak sendiri.

"Len-"

"Gue suka sama lo" kata Alen. Rumaisha mendongak kaget. Kata-kata Alen, sungguh membuatnya terkejut.

"Gue cinta sama lo Cha" kata Alen lagi. Rumaisha terdiam. Tanpa sadar, air matanya menetes.

Demi apapun, Rumaisha tidak bisa mengartikan suasana hatinya. Emosinya benar-benar tidak terkontrol. Dia menangis. Rasa haru ada pada dirinya.

"Cha, Cha! Kok lo nangis?" Tanya Alen terkejut. Rumaisha masih terisak pelan. Bahunya bergetar.

"Gue salah ngom-"

Alen kaget. Rumaisha menjatuhkan tubuhnya, kedalam dekapannya. Isakan Rumaisha di dadanya begitu terasa.

Alen tersenyum tipis. Tangannya terangkat, mengelus kepala Rumaisha lembut.

"Gue.. Gue... hiks.... Maaf" Rumaisha menggerak-gerakkan kepalanya. Tangan Alen tidak berhenti membelai kepala Rumaisha.

Alen mendongakkan kepala Rumaisha. Matanya menatap wajah cantik itu, yang berderai air mata.

"Gue bakalan buat Lo cinta sama gue. Gue yang bakalan buat Lo sayang sama gue, nangis kalau nggak ada gue" kata Alen.

Rumaisha menatap manik mata itu. Jantungnya berdetak dengan cepat.

ALENCHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang