Happy Reading!
Rumaisha mendekati para siswa dan siswi yang sedang berkerumun. Sebenarnya dia penasaran sejak tadi. Tapi bagaimana lagi, pak Andre, selaku wali kelas menitipkan buku untuk di bawa ke kantor.
"Eh, ada apaan sih?" Tanya Rumaisha pada Dera. Dera menoleh. Lalu menatap Rumaisha lekat.
"Itu... Apa.. Anu.." Dera berucap terbata tanpa arah pembicaraan. Rumaisha berdecak.
"Gagu lo? Kenapa sih? Tinggal ngomong juga" kata Rumaisha menatap kesal Dera. Sebelum Dera berucap, suara berat terdengar keras di telinga Rumaisha.
"Lo pikir, gue suka gitu sama lo?" Rumaisha maju dengan perlahan. Menerobos kerumunan yang begitu sesak.
"Jangan ngimpi! Siapa yang mau sama orang aneh kayak lo? Nggak ada!" Rumaisha diam menatap depan. Matanya menajam dengan sempurna.
Didepannya, ada seorang laki-laki yang membentak seorang perempuan dengan kata-kata kasarnya. Si perempuan hanya berdiri menunduk dalam. Sedangkan si laki-laki, berdiri angkuh tepat dihadapannya.
Melihat sang lelaki mendekat kearah perempuan yang menunduk tadi, Rumaisha lebih maju sedikit. Agar mendengar lebih jelas.
"Jangan pernah deketin gue lagi! Gue benci lo!" Sudah tidak tahan lagi, Rumaisha maju dan menarik lengan lelaki itu.
Plak!
Tamparan keras mengenai pipi kanan Raga. Lelaki tadi adalah Raga. Kembaran Rumaisha.
Semuanya menatap mereka berdua dengan fokus. Rasanya, lorong samping sekolah ini yang tadinya sepi, menjadi seperti pasar. Sangat ramai.
Tidak ada guru yang datang kesini. Langka. Karena, letaknya sedikit jauh dari keramaian.
"Jangan jadi cowok brengsek Ga!" Kata Rumaisha halus, tetapi penuh penekanan. Dalam hati kecilnya, dia berfikir bahwa ada sesuatu yang mengganjal dari diri Raga. Tidak biasanya Raga kasar seperti ini.
Raga diam. Matanya menatap lurus bangku rusak yang ada di pojok ruangan. Tidak sekalipun menatap Rumaisha.
"Lo bukan Raga gue. Raga gue nggak gini. Dia halus. Nggak kasar" Rumaisha tetap berujar lembut. Namun, setiap katanya memiliki penekanan.
Raga tetap pada pandangannya. Tidak, dia tidak bisa melihat Rumaisha menangis.
"Daddy ngajarin lo jadi cowok brengsek begini? Mommy ngajarin lo buat bentak-bentak perempuan?" Tanya Rumaisha masih dengan lembut. Tidak ada pergerakan dari diri Raga.
"JAWAB GA! LO BISU HAH?!" Satu air mata jatuh dari mata cantik Rumaisha.
Raga menggeleng singkat. Tidak! Daddy dan Mommy tidak pernah mengajarkan Raga seperti itu. Daddy dan Mommy-nya selalu mengajarkan kebenaran.
"Lo mau gue yang digituin sama laki-laki?" Tanya Rumaisha lirih. Raga menoleh. Tangannya mengepal erat.
"ENGGAK!" Teriak Raga. Tidak akan dia biarkan siapapun menyakiti adik kesayangannya.
Ketahuilah, melihat perdebatan ini, bukan hanya Rumaisha yang menitihkan ari matanya. Tetapi juga beberapa siswi yang menonton.
"TAPI KELAKUAN LO NGOMONG GITU!" Teriak Rumaisha balik. Dia terisak sekarang. Kenapa Abangnya bisa menjatuhkan harga diri seorang perempuan didepan umum begini?
Raga menggeleng cepat. Tidak, Raga tidak ingin Rumaisha bernasib sama seperti perempuan yang dibentaknya.
"Lo jatuhin harga diri dia di depan orang banyak, bentak dia di depan orang banyak, maki-maki dia di depan orang banyak, lo sama aja maki-maki gue sama Mommy! Kita sama-sama perempuan Ga!" Sentak Rumaisha dengan kasar pada Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENCHA [END]
Random"Gila nggak papa. Yang penting rangking satu dimana-mana" -Rumaisha Humairah Abraham Rumaisha Humairah Abraham, katanya paras gadis itu sama dengan namanya. Cantik. Tapi, wajah dan nama cantiknya hanya kedok akan kegilaan gadis cantik itu. Petakila...