21: SPESIAL: FAMILY

1.9K 233 1
                                    

Happy Reading!

Adibrata's Family!

"Assalamualaikum" salam Alen memasuki rumahnya. Kaos hitam dan celana panjang berwarna coklat susu, membuat ketampanan Alen bertambah.

Dia duduk di meja makan, berhadapan dengan Mami dan Papinya.

"Ganteng banget anak Papi" puji Bagas pada Alen. Alen menoleh dengan wajah datar.

"Jijik Pi" balas Alen lalu menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Ganteng banget ya Mi, sampai-sampai, Papi mau buang kamu aja! Berantem lagi kamu Sampai pipinya jadi bencong begitu?! Pipinya merah-merah kaya pipi Mami!" Omel Bagas. Alen memejamkan matanya, mengahalau suara melengking Papinya.

Sarah hanya bisa pasrah. Kedua lelakinya ini, jika sudah berhadapan pasti hancur.

"Berantem doang di omelin" jawab Alen santai. Mulutnya masih aktif mengunyah. Bagas melemparkan tahu goreng, sampai di kepala Alen.

"Papi! Alen baru keramas! Nggak tau apa, kalau rambut Alen itu mahal!" Kini, giliran Bagas yang mendapat omelan. Bagas tidak perduli.

"Berani kamu bentak Papi?" Tanya Bagas tajam sambil berdiri. Alen juga ikut berdiri. Bagas mengambil pisau, yang ada di mangkuk buah lalu mengacungkannya. Alen mengambil centong sayur alumunium, lalu juga mengacungkannya.

"Dasar anak cap neraka!"

"Dasar bapak cap iblis!"

"Berani kamu sama Papi?!"

"Berani Papi sama Alen?!"

"Dakjal lo! Keturunan siapa hah?!"

"Keturunan lo lah! Dasar dakjal!"

"Bener-bener bocah nggak tau diri!" Acung Bagas menggunakan pisau kepada Alen.

"Halah! Sering tidur di sofa depan tivi aja bangga!" Ejek Alen mengacungkan centong sayurnya.

"Papi doain kamu kalau udah nikah gitu juga!" Ancam Bagas pada Alen. Alen memicingkan matanya.

"Doa bapak durhaka tidak sampai kepada Yang Maha Kuasa!" Serobot Alen tetap tidak mau kalah.

"Gini nih kal–"

Brak!

Sarah menggebrak meja makan. Tangannya masih di meja. Lalu berdiri tegak.

"Berantem lagi!" Perintah Sarah galak. Alen dan Bagas langsung menutup mulut.

Siapa yang paling menyeramkan disini? Tentu saja Sarah.

"Besok-besok, Papi makan siang di kantor aja! Bikin rusuh!" Marah Sarah. Bagas langsung mendekat kearah Sarah dan memegang tangannya. Alen tersenyum kemenangan.

"Jangan gitu dong sayang. Masa Mas makan di kantor ditemani kesendirian. Nggak elit ah" mohon Bagas sambil memegang tangan Sarah.

Alen mencibir.

"Sayang... Yang... kuyang" cibir Alen sambil menatap Papinya yang sedang menderita.

ALENCHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang