Happy Reading!
Sekolah sedang ramai sekali hari ini. Ada acara perlombaan yang diadakan oleh Osis.
Sekarang tinggal Rumaisha yang sedang mengikuti perlombaan. Perlombaan adu penjualan yang menjadi heboh seluruh lapangan.
Hanya ada dua orang, Rumaisha dan Gladys. Tapi, perlombaan yang dilakukan oleh dua orang, menjadi perlombaan yang melibatkan satu RT.
Rumaisha menjual aneka cake mini dan Gladys yang menjual aneka coklat.
"YO DIBELI YOKKK!! BELINYA DI ICHA AJA! PUNYA GLADYS NGGAK ENAK" Teriak Rumaisha untuk menarik para pembeli. Gladys menoleh sebal. Enak saja dibilang tidak enak. Dia membuat Coklat kreasi itu dari pukul dua pagi.
"BELI PUNYA GLADYS AJA! YANG MAU BELI PUNYA GLADYS NANTI GALDYS KASIH FOTO SAMA ABANG! AYO BELI COKLAT GLADYS!!" Teriak Gladys. Dan para ciwi-ciwi mulai berbaris untuk menunggu antrian.
Sedangkan Afkar, hanya menatap adiknya malas. Dirinyalah yang menjadi korban. Sekarang, Afkar mulai berdiri seperti patung. Menunggu giliran yang akan berfoto dengannya. Ternyata, tidak selamanya senang menjadi ganteng. Eh, tidak. Ganteng itu bahagia.
Rumaisha menatap Abang-abangnya yang berbaris melingkari lapangan. Sepupu-sepupunya juga berada di sana semua.
"ABANG! BANTUIN ICHA JUGA! NGGAK SAYANG ICHA EMANG?! MAU ICHA DIKALAHIN GLADYS?!!" Teriak Rumaisha pada Abang-abangnya.
Rain, dia mengambil toa yang digunakan oleh Osis yang menjadi pembawa acara.
"TEMEN-TEMEN SEPERJUANGAN GUE! MAJU SEMUANYA BELI DAGANGAN ICHA! SETIAP ORANG BELI SEPULUH BIJI! JANGAN SOK MISKIN! GUE TAU KALIAN KALU BERANGKAT SEKOLAH UANG SAKUNYA BANYAK!" Teriak Rain. Dan dia bangga karena teman-temannya menyerbu dagangan adiknya.
Rumaisha tersenyum kemenangan menatap Gladys. Para Osis sudah bingung mengatur perlombaan ini. Tapi tidak apa-apa, selagi para siswa senang dan terhibur, mereka juga senang.
"YOKK!! YANG COWOK DATENG KE GLADYS! BELI LIMA COKLAT GLADYS, BOLEH FOTO SAMA NANA SI CANTIK BADAI!!" Gladys kembali berulah. Sahabatnya sekarang yang menjadi korban.
Nana sudah di tarik oleh Gladys ke depan stand-nya. Lalu Galdys tersenyum senang saat para laki-laki berbaris di stand-nya. Tidak memikirkan penderitaan Nana dan juga Abangnya.
Nana menatap sepuluh orang laki-laki yang berbaris di stand Gladys. Memang tidak banyak, hanya sepuluh. Tetapi, cogan semua yang mengantri. Bahkan ketua Osis pun ikut serta dalam antrian Gladys.
"Ya Allah.. Nana baper!" Gumam Nana saat melihat Bumi, sang ketua Osis mengantri untuk berfoto dengannya.
Rumaisha lah yang meradang. Abang sepupunya memang tidak punya akhlak!
"BANG BUMI! NGANTRINYA DI DAGANGAN ICHA AJA! NGAPAIN DISITU!" Tarikan pada lengan baju Bumi, membuat Bumi terhuyung dan dia hanya bisa pasrah. Adiknya memang eror!
"Gue mau foto sama Na–" Bumi memotong ucapannya saat Rumaisha membekap mulutnya.
"Ayo abang-abang, kakak-kakak osis yang ganteng-ganteng plus cantik-cantik, mari beli dagangan Icha. Nanti yang khusus kakak Osis Icha kasih bonus satu!" Teriak Rumaisha pada osis-osis yang sedang menonton dengan melongo.
Bumi yang sudah menahan malu akibat kelakuan adik sepupunya ini.
"YEY! PUNYA GLADYS DAGANGANNYA UDAH MAU HABIS! TINGGAL DUA PULUH LIMA!" Teriak Gladys yang membuat Rumaisha panas.
Bagaimana ini, dagangannya masih tersisa sekitar empat puluh butir. Sial! Gladys menang banyak.
"ABANG-ABANGNYA ICHA! SURUH TEMENNYA BELI DAGANGAN ICHA SEMUA! AYO! SURUH CEPETAN!" Teriak Rumaisha pada Abang-abangnya yang enak menonton tanpa membantu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENCHA [END]
Random"Gila nggak papa. Yang penting rangking satu dimana-mana" -Rumaisha Humairah Abraham Rumaisha Humairah Abraham, katanya paras gadis itu sama dengan namanya. Cantik. Tapi, wajah dan nama cantiknya hanya kedok akan kegilaan gadis cantik itu. Petakila...