27: MANIS

1.6K 231 6
                                    

Hallo...

Lope dulu bolehlah buat part kali ini.. lope lope terserah warna apa aja. Merah, pink, item, kuning, ijo, biru, coklat, putih, apa ajalah warnanya.. Apalagi kalau dikasih semua warna... Seneng banget dah pasti.

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak pada setiap paragraf...😘😘❤️

Jangan lupa tekan bintangnya juga... Tekan.. tekan... Tekan..😍🤩

.
.
.

Happy Reading!

––––––––––
"Bahagia, adalah jika kamu bersamaku. Menangis dan tertawa bersamaku.
Jadi, jangan berhenti untuk berada di dekatku, okay?"

–Alen Prince Adibrata–
––––––––––

Alen terduduk manis di kursi kayu, yang terdapat di balkon kamarnya.

Tangan Alen memangku sebuah gitar. Sudah dua lagu, yang dia nyanyikan. Gitar dan lagu, selalu menemani Alen, jika sedang merasa sepi.

"Me.. menangkan hatiku bukanlah... Satu hal yang mudah...."

"Kau berhasil.... Membuat... Ku tak bisa hidup tanpamu..."

"Men... Jaga cinta itu bukanlah... Satu hal yang mudah..."

"Namun sedetik pun tak pernah kau... Berpaling dariku...."

Alen menatap sekeliling. Teryata, ada Rumaisha yang berdiri di pintu kaca balkonnya.

"Icha" panggil Alen pelan.

Tanpa disangka, gadis itu berlari dan memeluk Alen erat.

Alen meletakkan gitarnya dengan perlahan. Tangannya mulai membelai kepala Rumaisha. Kagetnya lagi, Rumaisha menangis dengan sedikit kencang.

Dan untuk pertama kalinya, Alen melihat Rumaisha menangis seperti ini. Biasanya, jika menangis di depan Alen, gadis itu akan meredam tangisnya.

"Hey, kenapa?" Tanya Alen. Rumaisha masih menangis. Dada Alen sampai basah. Kaos yang dipakainya sudah tembus.

"Kenapa hm?" Tanya Alen lagi. Rumaisha mulai mendongakkan kepalanya.

Alen mengangkat tubuh mungil itu, dan mendudukkannya di kursi kayu di balkonnya.

Melihat Rumaisha yang kembali menangis, Alen menghela nafasnya. Rasanya pusing juga, menghadapi Rumaisha yang seperti ini.

"Kesini, mau cerita atau mau nangis?" Tanya Alen lagi. Rumaisha menahan paksa isakannya, agar tidak kembali menangis.

"Ce.. hosh.. cerita" kata Rumaisha sambil mengatur nafasnya.

Alen mengangguk. Tangannya yang akan kembali mengambil gitar, ditahan Rumaisha.

"Laper" kata Rumaisha. Alen meletakkan kembali gitarnya. Lalu terkekeh sedikit keras.

Tangannya menarik tangan Rumaisha. Mereka masuk kedalam kamar, meninggalkan balkon. Lalu keluar dari kamar untuk menuju dapur.

ALENCHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang