Happy Reading!
Rumaisha ketar-ketir sekali hatinya. Rasanya dia ingin menggorok saja leher-leher yang mengabadikan momen marah-marah Rumaisha tadi. Dan parahnya, sudah tersebar di seluruh grup. Baik dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.
Ah, sudahlah. Sampai rumah, Rumaisha harus siap kena omel oleh Abang-ahbangnya. Akh! Bahkan Daddy-nya.
"Naik!" Gertak Alen pada Rumaisha. Cih! Sudah tiga kali Alen mengatakan 'Naik' yang justru didiamkan oleh Rumaisha.
"Eh, iya iya! Galak banget sih!" Rumaisha menepuk bahu Alen dengan keras. Lalu naik keatas motor scoopy hitam milik Alen.
Sepanjang perjalanan, Rumaisha tidak bisa diam. Mulutnya terus saja berceloteh bahkan bernyanyi ria.
"Dulu aku suka suka padamu dulu aku memang suka...." Nyanyi Rumaisha dengan riang.
Bahu Alen ditepuk-tepuk oleh Rumaisha untuk menghasilkan tempo yang pas.
Alen rasanya ingin sekali menurunkan Rumaisha di tengah jalan. Telinganya sudah panas sejak tadi. Tidak sadarkah Rumaisha, dia duduk menyamping dan bernyanyi dengan sedikit keras. Korbannya Alen. Terutama pada telinga dan bahu yang ditepuk-tepuk.
"Ya... Ya... Ya... Ayik!" Lanjut Rumaisha bernyanyi. Kepalanya mengangguk-angguk menikmati setiap lirik lagu yang keluar dari bibirnya.
"Sekarang ku tak mau tak mau tak.. Tak mau tak..." Bahu Rumaisha bergoyang kecil kanan dan kiri.
"KU TAK MAU TAK!" Teriak Rumaisha tepat pada telinga Alen. Lirik lagu yang keluar dari bibirnya sengaja di keras kan.
"Bisa diem nggak lo?!" Marah Alen. Rumaisha hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Sekarang ku.." Rumaisha menggeleng dan menepuk bahu Alen kuat.
"Nggak jadi lagu itu ah! Ganti! Sialan banget jadi inget si Reza genderuwo nyasar!" Monolog Rumaisha.
Alen yang sudah tidak tahan lagi, menarik kedua tangan Rumaisha dan melingkarkan kedua tangan itu di pinggangnya.
Rumaisha tersentak kaget.
"Mulut lo ngomong lagi, gue turunin dijalan!" Tegas Alen. Rumaisha mengangguk tegas.
Enak saja mau diturunkan dijalan. Nanti digondol om-om kan berabe.
Cukup lama Rumaisha terdiam. Lalu, suara berat menyapa telinganya.
"Salam... Hangat, untuk cintamu.."
Rumaisha menganga mendengar Alen bernyanyi. Suaranya bagus. Bagus sekali. Ah, Rumaisha tahu, Alen memiliki suara yang bagus makanya tidak pernah berbicara. Takut-takut yang dengar ketagihan. Rumaisha contohnya. Eh?
"Aku yang kandas, dan patah hati..." Tangan Alen menarik tangan Rumaisha lebih erat lagi di pinggangnya.
Rumaisha berdecih tanpa suara. Dasar Alen! Sekarang Rumaisha tahu, bahwa orang yang sedikit berbicara, kelakuannya lebih mengangetkan. Iya tidak? Alen contohnya.
"Biarlah orang, memandang.. Lemah.."
Sad amat nyanyinya si Alen. Untung suaranya bagus. Sumpah nih, jika suara Alen jelek, sudah Rumaisha tertawa kan sedari tadi.
"Aku.. Tak mau... Bercinta... Lagi...."
Alen sepertinya sedang dalam suasana hati yang tidak baik sekarang. Ah, Rumaisha harus menenangkannya.
"Engkau–" Alen menghentikan nyanyiannya dan berwajah se-datar dan sedingin mungkin.
Rumaisha, bocah kurang ajar itu menepuk-nepuk bahunya dan mengelus punggungnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENCHA [END]
Random"Gila nggak papa. Yang penting rangking satu dimana-mana" -Rumaisha Humairah Abraham Rumaisha Humairah Abraham, katanya paras gadis itu sama dengan namanya. Cantik. Tapi, wajah dan nama cantiknya hanya kedok akan kegilaan gadis cantik itu. Petakila...