Happy Reading!
Rumah Rumaisha sudah di dekor sedemikian rupa. Perpaduan warna biru dan putih membuat lebih indah. Rumaisha sedang berada di kamarnya, sedang dirias wajahnya oleh sang Tante.
"Hai guys! Hari ini, Icha mau tunangan nih!" Saat sedang dirias, mulut gadis itu tidak bisa diam. Mengoceh sendiri seperti orang gila.
Shena, merasa khawatir akan kewarasan Rumaisha. Sejak tadi, mulut gadis itu tidak bisa diam. Padahal, merias wajah yang bergerak-gerak itu susah. Jika belepotan sedikit, malah marah. Padahal, itu ulah Rumaisha sendiri.
"Ini adalah hari bahagia Icha! Sampai-sampai Icha pingin kabur aja dari rumah" Rumaisha terus mengoceh. Seakan-akan sedang membuat Vidio untuk konten.
Shena berdecak. Apakah Rumaisha benar-benar gila?
"Icha bisa diem dulu nggak? Tante lama jadinya!" Omel Shena. Rumaisha tidak menanggapi.
"Kalian tau nggak guys, kalau calon my bojo alias calon my husband, itu orangnya batu banget. Untung kaya dia. Sultan" oceh Rumaisha lagi seperti orang gila.
Rasanya, Shena ingin sekali membuang gadis ini.
"Kalau tanya ganteng, ganteng emang si Alen. Tapi satu yang bikin gedek, dia tuh ngeselin guys ngeselin. Mana tunangan juga dipaksa begini. Nasib Icha memang ada enak ada susahnya"
Sret!
Shena sudah tidak tahan lagi. Sedang dipakaikan lipstik, Rumaisha malah mengoceh seperti orang gila.
Dan jadinya, lipstik pun keluar jalur. Sudah geram, Shena malah menarik lipstik itu hingga mencoret ujung bibir Rumaisha sampai telinga.
Rumaisha menatap dirinya di cermin. Apakah tantenya sudah kehilangan akal? Rumaisha yang cantik membahana menjadi seperti... Ah seperti apa lah. Rumaisha tidak bisa membayangkan.
"Tante apaan sih! Jahat banget sama Icha!" Kesal Rumaisha pada Shena. Tentu saja, sebagai orang yang sudah tersakiti duluan, Shena menatap tajam Rumaisha.
"Kamu lebih jahat! Tante susah-susah riasin, kamu yang rusakin! Rusak sama mulut kamu yang nggak bisa diem!" Marah Shena. Rumaisha menggaruk tangannya untuk mengalihkan perhatian. Tante Shena jika marah seperti tidak marah satu tahun. Dikumpulin jadi satu marahnya.
Shena kembali melanjutkan merias wajah Rumaisha.
Dan lima belas menit kemudian, selesai.
Rumaisha berdiri dan menatap dirinya di cermin. Senyum cantik mengembang di wajahnya.
"Beruntung banget lo Alen. Dapet calon istri kaya gue gini. Cakep!" Gumam Rumaisha sambil tersenyum menatap kaca. Menepuk-nepuk pipinya dengan gemas. Bibirnya dimonyong-monyongkan didepan kaca.
Shena memejamkan matanya. Ternyata, efek pertunangan perjodohan ini membuat Rumaisha sedikit Gila.
Clek!
Pintu kamar terbuka dengan perlahan. Di sana, Andini terlihat sangat cantik menggunakan baju berwarna biru.
"Udah dirias-nya?" Tanya Andini tersenyum pada Rumaisha. Rumaisha mengangguk.
"Yuk kebawah. Alen udah Dateng" kata Andini kembali dan Rumaisha mengangguk.
"Oke, Icha pakai sepatunya dulu" kata Rumaisha. Dia mengambil sepatunya dan memakainya.
"HUH! SIAP!" Teriak Rumaisha keras. Shena percaya, bahwa sekarang Rumaisha mulai gila.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENCHA [END]
Random"Gila nggak papa. Yang penting rangking satu dimana-mana" -Rumaisha Humairah Abraham Rumaisha Humairah Abraham, katanya paras gadis itu sama dengan namanya. Cantik. Tapi, wajah dan nama cantiknya hanya kedok akan kegilaan gadis cantik itu. Petakila...