25: MENCINTAI & DICINTAI [1]

1.8K 225 2
                                    

Happy Reading!

–––––––––––
"Tidak dipungkiri, rasa itu datang. Hanya ingin berkata, ternyata, seperti inilah suasana hati saat jatuh cinta. Percayalah, rasanya seperti ada bunga yang tumbuh di rongga dada"

–Alen Prince Adibrata–

–––––––––––

Sudah tiga hari Rumaisha mengalami demam. Dan sekarang, dia sudah pulih sepenuhnya. Aktivitasnya sudah kembali normal. Salah satunya, adalah makan seblak.

Berjalan santai di koridor, membuat Rumaisha teringat akan kenangan buruk. Kata Bumi sih, ambruk yang tidak estetik.

Rumaisha berhenti sejenak, di koridor yang menjadi alasnya ambruk. Kenapa Rumaisha bisa-bisanya, mengikuti ucapan Bumi tentang pingsannya menjadi ambruk? Ah, Rumaisha bodo amat.

"Mantep! Jadi viral lo Cha, gegara pingsan" kata Andre, saat Rumaisha baru saja memasuki kelas.

"Hah?" Bingung Rumaisha.

"Liat Mading sana" perintah Andre. Rumaisha langsung meninggalkan kelas dan berlari cepat.

Sampailah di Mading. Banyak orang di sana mengerubungi Mading. Rumaisha menyerobot kerumunan orang.

Halo!
Sebagai ketua OSIS yang baik, gue akan menyampaikan sesuatu yang sangat membahagiakan.
Tiga hari lalu, ada siswi yang ambruk secara tiba-tiba di koridor.
Jatuhnya sangat-sangat tidak estetik.
Dan hari ini, dia udah berangkat lagi ke sekolah.
Silahkan yang mau mengejek, tidak di larang.

Salam hormat,
Bumi Fahreza Varaz
Ketua OSIS.

Rumaisha mencabik-cabik kertas itu. Bumi memang tidak memiliki akhlak sama sekali.

Mata Rumaisha menatap tajam siswa-siswi yang memotret tulisan laknat itu.

"BUMI BOCAH KURANG AJAR!!" Teriak Rumaisha dengan sangat keras. Lalu kakinya melaju cepat ke kelas Bumi.

"Bumi! Bumi bocah setan dimana?!!" Rumaisha tidak menemukan Bumi di kelasnya.

Lalu langkahnya menuju lapangan utama. Dan tepat, Bumi sedang berdiri di sana.

Terlihat, Bumi sedang menenangkan Raga yang mengamuk. Rumaisha lebih mengencangkan larinya.

"Heh! Ini ada apa?!" Teriak Rumaisha histeris.

"Lo! Maksudnya apa anjing! Gue nggak pernah ngelakuin itu!" Teriakan Raga membuat Rumaisha memegang kepalanya.

"Itu foto jelas editan! Mana ada gue mabuk di rooftop sekolah!" Teriak Raga pada lelaki yang ada di hadapannya.

Rumaisha memegang kepalanya yang pening. Terlebih dahulu, matanya menatap Bumi.

"SETAN LO! Dasar ketua OSIS nggak punya akhlak! Pasang Mading isinya kayak gitu!" Teriak Rumaisha sambil memukul Bumi.

Semuanya langsung mengabadikan momen itu. Kembar populer di sekolah mereka, sama-sama sedang mengeluarkan otot.

"Si anjing! Itu foto editan! Bego banget yang ngira itu foto beneran!" Teriakan Raga kembali terdengar. Seakan tidak mau kalah, Rumaisha juga melakukan teriakan maut itu.

ALENCHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang