7: RUMAH MAMI MERTUA

2.3K 281 8
                                    

Happy Reading!

Aduh Mommy, kok Icha deg degan ya. Serasa pertama kali ketemu calon mertua gitu. Eh emang iya deng.

Rumaisha masuk kedalam rumah Alen yang megah dengan degupan yang luar biasa pada dirinya.

"Assalamualaikum" Salam Rumaisha dan Alen saat memasuki Rumah. Jawaban salam dari dalam.

"Waalaikumussalam, eh Icha nya sudah datang" teriak Sarah, Mami Alen dengan semangat. Lalu mendekati Rumaisha dan mengelus-elus pipinya. Rumaisha hanya tertawa ringan.

Lalu, mata Rumaisha menatap satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Duduk di sofa. Sepertinya, usianya masih muda.

Sang perempuan berlari dan menerjang Alen dengan pelukannya.

"Kangen" rengek perempuan itu manja. Rumaisha masih melihat, Alen mengusap dengan lembut puncak kepala perempuan itu.

Ah, dan sang laki-laki, Rumaisha baru ingat. Dia adalah salah satu teman dari Reiz dan Rain. Kalau tidak salah, namanya Alden.

"Ayo Icha, duduk" giring Mami Sarah dengan menggandeng tangan Rumaisha. Rumaisha tersenyum cantik.

Jaga image dong didepan calon Mami Mertua.

Setelah duduk, Rumaisha hanya ikut tersenyum melihat interaksi Alen, dan dua orang itu. Mami Sarah sedang masuk kedalam kamarnya.

"Ini adek gue" kata Alen membuka suaranya pada Rumaisha. Rumaisha mengangguk. Lalu mengulurkan tangannya. Panggilnya dek dong berarti?

"Halo Dek, Aku Icha" kata Rumaisha memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

Perempuan yang katanya adik Alen itu hanya diam melongo menatap uluran tangan Rumaisha.

"Namanya Alea. Nggak usah pakai Dek. Dia kembaran gue" kata Alen yang sudah sebal dengan keplongoan adiknya.

Rumaisha menarik uluran tangannya. Kembar?

"Lo kembar?" Tanya Rumaisha pada Alen. Alen hanya bergumam.

What! Ugh! Ini adalah sesuatu yang bagus. Jika menikah dengan Alen, mungkin anaknya nanti kembar-kembar.

Rumaisha tersenyum-senyum sendiri. Saat teringat pikirannya, dia menghilangkan senyumnya dan menggeleng pelan.

Eh, nggak jadi nggak jadi.

Mami Sarah turun dengan tergesa-gesa. Tangannya sudah menarik koper.

"Aduh, Mami minta maaf ya Icha. Ah, si Papi ada-ada aja. Manja banget! Masa kemana-mana harus ditemenin" kata Mami Sarah dengan nada tidak enak plus kesebalan.

Alen mendengus. Halah, ini saja jika ada Icha. Kalau biasanya, tidak diajak malah maksa mau ikut.

"Mami mau di sana Papi sama tante-tante?" Tanya Alen menakut-nakuti. Sarah menggeleng cepat.

"Enak aja! Ya nggak mau lah! Yaudah, Mami berangkat dulu ya. Tiga hari aja kata Papi. Alen! Jaga rumah! Jangan kelayapan terus! Tiru tuh Alden!" Mami Sarah mengulurkan tangannya kepada  keempat orang itu. Lalu mereka menerima saliman dadi Sarah.

"Mami berangkat okey!" Pamitnya pada semuanya. Lalu keluar dari rumah.

Alen menatap sebal Alden yang dikatakan harus menjadi contoh.

Tidak taukah Maminya, jika teman se-kelayapan Alen adalah Alden?

"Terus, Bang Alden ngapain disini?" Alden menoleh kepada Rumaisha. Sedangkan Alen mencibir panggilan yang Rumaisha berikan pada Alden. Semua teman Reiz dan Rain dipanggil Abang semua. Kecuali dirinya yang tidak.

ALENCHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang