1

3.9K 487 10
                                    

SUDUT PANDANG ORANG KETIGA


Pagi hari di hari weekend tenang tidak seperti pada hari weekday yang lebih padat dan sibuk. Namun keheningan yang damai itu hilang karena suara knalpot motor yang cukup berisik hingga motor- motor itu berhenti di sebuah kuil.

"Yeay! Kita yang pertama!" Seru Y/n sambil turun dari motor Draken. "Iya donk! Aku gitu loh yang nyetir!" Seru Draken dengan bangga. "Gak adil! Aku harusnya menang kalau Mikey gak tidur selama perjalanan!" Keluh Baji yang baru saja sampai paling terakhir.

Senyuman jahil muncul di wajah Y/n juga lainnya, "Apa kalian pikirkan apa yang aku pikirkan?"

"Yang terakhir sampai atas kuil kalah!" Seru Kazutora sambil mulai berlari menaiki anak tangga yang kemudian langsung diikuti yang lainnya kecuali Baji dan Mikey karena Baji masih kewalahan untuk gendong Mikey yang tidur, "Hey!" Keluh Baji. "Yang kalah harus traktir makan siang!" Seru Y/n sambil tertawa bahagia karena lumayan dapat makan siang gratis. "Sialan kalian semua!" Keluh Baji.

.

.

.

Sesampai Baji dan Mikey di atas kuil, Baji langsung di sambut oleh ejekan Kazutora dan Mitsuya dengan wajah polos.

"Itu karena ini bajing**! Dia tuh dari tadi tidur kayak orang mati!" Keluh Baji dengan cukup kencang membuat MIkey terbangun, "Hm, kita sudah sampai?"

"Bukankah ada yang ingin kau sampaikan, Mikey?" Tanya Draken sambil berhenti memainkan bola nya bersama Pah-chin dan Y/n untuk memulai suatu pembicaraan. Mereka semua berkumpul di satu sisi kuil.

"Kalian tau gang motor Black Dragons kan?" Tanya Mikey membuat Kazutora berkeringat dingin. "Kudengar mereka itu bajing*** berdarah dingin yang tiga tahun lebih tua dari kita, bukan?" Tanya bali Draken.

"Iya." Jawab Mikey sambil menatap Draken lalu menatap Kazutora, "Kenapa kau tidak meminta bantuan kami, Kazutora?" Pertanyaan itu membuat Kazutora terkejut karena ia tak menyangka Mikey akan tau, "Baji dan Y/n-chin yang bilang kalau kau melawan Black Dragons sendirian, benar kan?"

"Hah? Kazutora melawan Black Dragons?! Mustahil!" Seru Mitsuya yang tidak menyangka itu akan terjadi. "Kazutora memang tinggal  di lingkungan Black Dragons sih." Jawab Pah-chin yang tau suasana tempat tinggal Kazutora. "Jadi itu yang terjadi." Gumam Draken, "Jadi kau berencana melawan Black Dragons, Mikey?" Tanya Draken sambil menatap Mikey yang langsung menjawab, "Yup!" Dengan wajah datar, "Black Dragons itu adalah geng yang besar. Aku mau alasan untuk melawan mereka."

"Ak-- Kita punya ide!" Seru Baji sambil berdiri lalu menatap Y/n yang juga sudah menatap nya dengan senyuman lalu ia menganggukan kepala, "Ayo bentuk geng kita sendiri!"

"Apa?" Tanya Pah-chin bingung. "Geng? Milik kita?" Gumam Kazutora.

"Ayo buat geng!" Seru Y/n-chin dengan antusias.

"Ide bagus! Kedengarannya menyenangkan!" Jawab Draken.

"Aku dan Y/n sudah mendisukusikan mengenai jabatan kita di dalam geng ini." Kata Baji, "Pemimpin kita yang terkuat dan sombong nya kebangetan ini adalah Mikey! Wakil ketua kita adalah yang bisa diandalkan, Draken! Mitsuya adalah mediator kita yang akan memimpin pengawal elit! Pah-chin yang kuat akan membawa bendera kita! Kazutora dan aku akan membentuk unit penyerangan. Lalu Y/n yang licik akan jadi pengintai!" 

"Tunggu! LIcik?! Itu kok gak sesuai sama yang kita diskusiin!" Keluh Y/n sambil menatap Baji dengan kesal namun Baji yang memasang wajah mengejek kearah nya membuat ia semakin kesal. Mereka tidak tau, Mikey menatap mereka berdua dengan iri, "Aku juga sudah menentukan nama geng kita." 

"Apa?! Apa namanya?" Tanya Baji dengan bersemangat. "Geng Tokyo Manjiro!" Jawab MIkey dengan senyuman lebar. "JElek!" Seru lainnya dengan  bersamaan. "Yah nama geng nantilah, untuk lainnya aku setuju." Kata Draken membuat Mikey menatap Draken dengan raut wajah seperti telah disakiti. "Iya, dengan kita bertujuh satu geng, kita akan memiliki alasan bertarung. Nama geng nya nanti aja." Lanjut Mitusya membuat Mikey terlihat tambah tersakiti, "Sebuah geng ya? Kelihatannya keren. Nama geng kesampingkan saja." Lanjut Pah-chin. "Kalian.. bajingan.." Gumam Mikey. 

"Ahahahhah! Baguslah kalau pada setuju. Kalau begitu sudah sepakat ya~" Jawab Y/n dengan senyuman lebar tanpa menghiraukan Mikey yang menatap nya tajam.

"Jadi sudah ditetapkan, kita akan memberikan semua yang kami punya. Ciptakan era baru untuk kami, Mikey." Kata Baji sambil tersenyum lebar kearah Mikey. "Oke!" Jawab Mikey sambil membalikkan senyuman itu, "Geng macam apa yang kau inginkan?"

"Semua untuk satu dan satu untuk semua. Kita mempertaruhkan hidup kita untuk satu sama lain. Itulah geng yang aku inginkan." Jawab Baji. "Baiklah." Kata Mikey.

"Sebagai perayaan ayo beli beberapa jimat!" Seru Pah-chin. "Ha? Buat apa? Buat jadi dukun?" Tanya Y/n. "Bukan bodoh!" Keluh Pah-chin.

.

.

.

Sore nya, semua kembali ke rumah masing- masing begitu pula Y/n. 

"Tadaima!"

"Okaeri, Y/n. Kamu habis dari mana?" Tanya suara sang ibu sambil keluar dari dapur, "Dari kuil." Jawab Y/n sambil melepas sepatu nya. "Lama sekali dari pagi sampe sore." Keluh sang ibu. 

"Mhm, okaasan juga mau ikut?" Tanya Y/n. "Iya donk, okaasan mu di tinggal coba." Keluh sang ibu dengan seyuman sedih. "Kalau begitu ayo besok kita jalan- jalan bareng!" Ajak Y/n.

"Oh, tumben. Ayo!" Jawab nya dengan senang, "Okaasan sudah buat makan malam. Ayo, kau pasti lapar!"

Kemudian mereka duduk di bangku meja makan dan makan malam bersama, "Ngomong- ngomong tadi otousan mu telfon." Mendengar itu Y/n berhenti sejenak lalu lanjut makan malam nya, "Dia akan pulang beberapa minggu lagi. Kau pasti kange dengannya, bukan?"

"Aku gak kangen sama cowo bajing*** kayak dia." Jawab Y/n dengan suara yang kecil membuat sang ibu tidak dapat mendengar suara nya dengan jelas, "Hm? Kenapa?" Tanya sang ibu.

"Gak apa- apa." Jawab Y/n sambil tersenyum lebar kearah ibu nya, "Hari ini masakan okaasan sangat enak!"

"Hm~ Ada angin apa nih? Kok mendadak muji masakkan ku? Ada mau nya ya?" 

"Idih, di puji salah, gak di puji salah." Keluh Y/n membuat sang ibu tertawa. Melihat itu, Y/n tersenyum senang, Aku rindu senyum dan tawa mu, Okaasan. Aku rindu keberadaan mu. Pikirnya dengan mata yang mulai berkaca- kaca namun ia berusaha tidak menunjukan kesedihannya dan terus tersenyum.


Bersambung...

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang