6

2.3K 389 22
                                    

SUDUT PANDANG ORANG KETIGA


Beberapa batang bunga lily di taruh di pot keramik kecil, "Okaasan, aku bawa bunga kesukaan mu lagi. Semoga kau suka." Kata Y/n lalu ia bangkit berdiri dan tersenyum kecil melihat batu nisan kuburan ibu nya, Pada akhirnya aku juga tidak bisa menyelamatkannya. Pikir Y/n sambil menutup mata nya lalu berdoa sebentar di depan makan ibu nya. 

Beberapa hari setelah kematian Shinichiro, kanker ibu Y/n semakin parah lalu dokter pun menyarankan untuk dilakukan operasi namun operasi itu juga berujung pada kematian, Apakah aku benar- benar bisa mengubah takdir orang- orang yang akan mati? Pikir Y/n sambil membuka mata nya yang sudah berair, "Okaasan...gomen.." Tangis Y/n namun ia jadi berhenti menangis saat ada telfon yang masuk.

"Siapa?" Gumam Y/n sambil mengeluarkan hp nya lalu melihat siapa yang menelfon membuat dia berhenti sedih, berganti dengan amarah, bahkan ia jadi ingin membanting hp nya.

"Angkat saja." Mendadak Y/n mendengar suara lembut ibu nya di dalam kepala nya, Okaasan? Y/n berpikir itu pesan dari ibu nya. Ia pun mengangkat telfon itu walaupun ia tidak mau sama sekali.

"Akhirnya kau angkat telfon ku." Terdengar suara ketus seorang pria. "Belakangan ini aku sibuk sekolah jadi jarang memperhatikan hp ku." Jawab Y/n dengan raut wajah kesal namun berusaha berbicara dengan lembut.

"Adik mu baru saja lahir. Adik laki- laki. Bukankah selama ini kau ingin punya seorang adik? Bagaimana kalau kau pindah kesini untuk membantu ibu mu merawat adik baru mu?" Tawar pria itu yang tidak lain adalah ayah Y/n.

Ogah! Disana aku jadi babu si ular! Pikir Y/n, "Tidak terima kasih, aku masih mau tinggal di Jepang. Lagipula aku tidak ingin menganggu kalian. Nikmati saja waktu mu dengan keluarga baru mu." Jawab Y/n padahal asli nya dia mau menjawab, "Kamu sinting ya?! Mana mau aku tinggal satu atap dengan pelakor beserta anak dari si an**** itu!" Sayang nya Y/n masih bergantung pada uang ayah nya untuk ia sekolah dan menghidupi diri nya jadi ia harus jaga sikap. Setidaknya dia dapat menunjukan rasa benci nya dengan tidak memanggilnya otousan lagi. Dia sudah tidak menganggap pria itu sebagai ayah nya melainkan atm berjalan.

"Jangan bicara seperti itu, Y/n. Kamu juga keluarga ku dan anak ku jadi jika kamu berubah pikiran kamu bisa menghubungi ku." Jawab pria itu dengan lembut namun Y/n hampir muntah saat mendengar perkataan itu, Menjijikan! Gak usah sok sayang!

"Tentu, terima kasih. Aku harus kembali belajar karena sebentar lagi akan ada banyak ujian." Kata Y/n untuk mengakhiri pembicaraan itu. "Tentu, aku bangga pada mu, Y/n. Aku dengar semester sebelumnya kamu juara satu di angkatan mu." Puji nya namun Y/n menganggap itu hanya angin lalu karena dia juga bisa juara karena dia sudah melewati semua pelajaran sampai fase kuliah. Justru ia harusnya malu kalau ada bocah yang lebih pintar dari nya.

"Terima kasih, sampai nanti lagi." Jawab Y/n lalu ia langsung memutuskan telfon itu tanpa memberi waktu ayah nya untuk membalas. "Sial! Mood ku jadi jelek." Keluh Y/n sambil memasukan hp nya kembali ke kantung lalu menatap batu nisan ibu nya, "Maaf, Okaasan. Pasti kalau kau ada disini kau akan memarahi ku karena tidak sopan sama si bajin*** itu tapi dia tidak pantas mendapatkan kesopanan dari ku. Kau terlalu baik pada nya, Okaasan."

Setelah itu, Y/n memutuskan untuk kembali pulang untuk kembali meneliti dan melakukan observasi dari hasil foto dan video yang sudah ia dapatkan beberapa hari belakangan ini. Ia sudah beberapa kali nekat masuk ke markas Moebius dan berbaur dengan mereka tanpa satu pun dari mereka curiga kalau dia adalah orang asing ataupun mata- mata.

Saat Y/n sedang jalan pulang, ia melihat Takemichi berjalan sembunyi- sembunyi seperti sedang mengikuti seseorang. Saat Y/n mendekati Takemichi secara diam- diam, ia melihat siapa yang sedang ia buntuti, Draken. Rasa curiga mulai muncul.

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang