17

1.8K 302 34
                                    

SUDUT PANDANG ORANG KETIGA


Malam yang sunyi di kuburan, Baji sedang jongkok di depan sebuah makam, makam Sano Shinichiro, kakak Mikey.

"Hey, Ed." Sapa Y/n sambil jalan mendekati Baji.

"Kau tau aku ada disini?" Tanya Baji sambil masih menatap batu nisan Shinichiro.

"Gak juga, aku baru mengunjungi makam ibu ku." Jawab Y/n sambil ikut jongkok di sebelah Baji lalu menaruh beberapa batang bunga untuk Shinichiro, Rasa nya seperti deja vu. 

"Aku kira kau sedang kencan dengan pacar baru mu." Y/n menatap Baji sambil menaikan sebelah alis nya, "Bagaimana kau tau aku punya pacar?"

"Ahahah, itu topik yang menarik bagi para Valhalla. Mereka senang karena tau kelemahan Mikey." Jawab Baji sambil bangkit berdiri, "Kau cukup kuat tapi jangan lengah."

"Aku tau tapi terima kasih." Jawab Y/n sambil ikut berdiri lalu memberikan Baji sebuah jimat. Baji cukup terkejut saat melihat jimat itu tapi tidak berniat mengambil jimat itu. "Ini punya mu bukan? Simpan dengan baik bodoh." Kata Y/n sambil menarik tangan Baji lalu menaruh jimat itu pada tangan Baji.

"Aku tidak butuh. Apa kau lupa aku ini musuh Touman?" Jawab Baji sambil menjauhkan tangannya dari Y/n namun Y/n menahannya dan memaksa Baji untuk menyimpan jimat itu, "Musuh Touman atau musuh Kisaki?" Mendengar itu Baji terdiam.

"Aku tidak bodoh, Baji. Kau adalah teman lama ku, aku mengenali mu." Jawab Y/n sambil melipat jari- jari Baji agar jimat itu tetap ada di gengaman Baji lalu ia menjauhkan tangannya perlahan, "Terima kasih, Ed." Lanjut Y/n dengan senyuman lebar kearah sahabat nya itu, "Terkadang kau lebih peka daripada Mikey. Bahkan kau sampai sejauh ini demi aku. Terima kasih, aku senang."

"Apa kau masih takut kepada Kisaki?" Tanya Baji saat ia ingat tubuh Y/n yang sedikit gemetar beberapa hari yang lalu setelah Mikey memberi tahu pada para ketua divisi kalau Kisaki akan ia lantik jadi ketua divisi tiga.

Y/n menggelengkan kepalanya sambil masih tersenyum kearah nya, "Aku tidak pernah takut padanya, Baji. Aku lebih takut kehilangan mu. Sebentar lagi pertarungan antara Touman dan Valhalla akan di mulai." Lanjut Y/n dengan senyuman sedih, "Aku tidak mau kehilangan mu."

"Aku akan baik- baik saja." Jawab Baji sambil menatap langit malam.

"Aku akan jujur pada mu karena kau juga sudah mau terbuka pada ku, Baji." Kata Y/n sambil ikut menatap langit malam itu, "Aku sempat memata- matai Kisaki walaupun itu sangat sulit karena dia semakin waspada karena dia tau aku ini suka sekali menguping. Dia mengidekan untuk mencelakai mu, Baji." 

Baji hanya diam dengan wajah datar namun dia terlihat sedag berpikir keras sehingga Y/n tertawa, "Apa yang lucu?"

"Melihat mu berpikir dengan otak kecil mu cukup langka. Aku jarang melihat mu fokus seperti ini. Biasa nya kamu ini bar- bar." Jawab Y/n sambil menepuk- nepuk bahu Baji. "Kau mengejek ku?" Tanya Baji. "Engga, aku muji!" Jawab Y/n dengan nada sarkas.

"Oh, terima kasih." Jawab Baji dengan senyuman lebar membuat Y/n menatap nya konyol, "Kau percaya itu pujian?" 

"Bukannya kau bilang itu pujian?" Tanya Baji bingung membuat Y/n menghela nafas pasrah, "Ya, aku memuji kehebatan mu karena bisa bertahan tanpa ketahuan kalau kau ini bukan ada di sisi Valhalla. Ternyata kau cukup pintar, Baji." Puji Y/n.

"Aku tau aku hebat!" Seru Baji dengan pede membuat Y/n tertawa terbahak- bahak sambil memukul lengan Baji, "Kebiasaan banget kamu main kasar." Keluh Baji. "Ngaca!" Ledek Y/n. "Aku ngaca kok tiap hari!" Jawab Baji. "Hah?! Ternyata kau narsis?!" Seru Y/n membuat Baji mencubit kedua pipi Y/n dengan gemas, "Aw! Iya! Iya! Ampun!" Seru Y/n sambil menepuk- nepuk tangan Baji hingga cubitan itu lepas.

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang