36

1.3K 247 11
                                    

SUDUT PANDANG ORANG KETIGA

Sesampai di Tokyo, Y/n langsung check in hotel bintang lima yang sudah di booking-in oleh Hideaki. Setelah dia menaruh barang- barangnya, dia langsung menuju lobby hotel dan meminta supir taksi ke alamat yang Y/n yakini sebagai rumah Takemichi.

Jalanan itu sedikit padat karena sedang jam pulang kerja.

DOR

Terdengar suara tembakkan yang membuat orang di sekitar terkejut termasuk Y/n yang sedang ada di dalam taksi.

Suara tembakkan?! Pikir Y/n dan menadak dia punya sebuah firasat yang aneh.

"Pak saya turun disini saja." Kata Y/n sambil mengeluarkan dompet nya.

"Tunggu, nona. Tadi baru saja ada suara tembakkan. Kemungkinan besar itu anggota kriminal Bonten." Kata sang supir taksi. Bonten lagi! Aku sempat mendengar itu di berita. Aku yakin pasti ada hubungan dengan lainnya karena dulu Touman juga menjadi grup kriminal. Pikir Y/n sambil memberikan uang sesuai dengan angka yang tertera di alat penghitung harga di taksi itu, "Tidak apa, Pak. Saya tidak mendekat kesana." 

Kemudian Y/n buru- buru keluar taksi itu dan berlari menuju asal suara tembakkan itu. Dari kejauhan, Y/n melihat banyak orang berkumpul di bawah sebuah gedung terbengkalai lalu saat Y/n lihat keatas, dia melihat dua orang pria, yang satu menahan yang lainnya agar tidak jatuh.

"Mikey-kun... Tidak banyak waktu yang tersisa. Aku akan kehilangan kesadaranku." Kata Takemichi dengan suara yang lemah.

"Lepaskan tangan ku, aku ingin mengakhiri semuanya disini." Jawab Mikey namun Takemichi terus membujuk nya dengan suara yang semakin lemah, "Ayolah... Kau akan menyesal melakukan itu. Mikey-kun... cepat... Aku pasti akan menyelamatkan mu. Bagaimana pun... aku akan kembali ke masa lalu berkali- kali sebanyak yang aku bisa.."

"Apa yang kau bicarakan? Kau tidak bisa kembali ke masa lalu lagi bukan?" Bantah Mikey, "Inilah mengapa aku tidak pernah ingin bertemu denganmu. Aku tidak ingin ini terjadi. Takemicchi, kumohon biarkan aku dalam kedamaian-"

"DIAMMM!" Seru Takemichi dengan air mata yang mengalir deras. Suara kencang Takemichi sampai ke telinga Y/n yang ada di bawah sana. Take-chan?! Pikir Y/n yang mengenali suara suara Takemichi. Y/n pun mulai menembus lautan orang itu agar dapat melihat mereka lebih jelas.

"Kenapa kau selalu seperti ini?! Selalu saja! Kau selalu saja menaruh semua beban pada diri mu sendiri!" Seru Takemichi dengan kencang hingga perkataanya juga sampai ke telinga Y/n, "Oi Manjirou!" Saat Y/n mendengar nama itu wajah nya memucat.

"Katakan sekali saja! Katakan 'tolong bantu aku' sialan!" Lanjut Takemichi, "Aku pasti akan datang untuk menyelamatkan mu, Manjirou!" Mata Mikey mulai berkaca- kaca, "Tolong bantu aku, Takemichi.." Tangis Mikey sambil mengeratkan pegangannya pada tangan Takemichi yang dari tadi berusaha menahannya.

Mendadak Takemichi kehilangan kesadarannya membuat Mikey melepaskan pegangan itu agar Takemichi tidak ikut jatuh dengannya.

"MIKEY!" Seru Y/n yang terus menembus orang- orang itu. Suara nyaring Y/n sampai ke telinga Mikey dan mata nya bertemu dengan Y/n yang menatap nya dengan mata yang sudah dibanjiri air mata. "Kau ingat aku lagi, Y/n-chin." Gumam Mikey dengan senyuman bahagia tepat sebelum tubuh nya menghantam jalanan dengan sangat kencang.

"TIDAK! MIKEY!" Y/n berhasil menembus keramaian itu lalu berlari menuju tubuh tidak berdaya Mikey. Dia berlutut dan menyentuh tubuh berdarah- darah itu lalu ia merasakan tubuh yang dingin di gengamannya, "AAAAAAAAAAAAAA!!!!!" Jeritnya dengan frustasi dan air mata yang mengalir deras hingga jatuh menetes ke wajah Mikey.

Semua orang di sekitar menatap Y/n dengan iba namun mereka tetap merekam semua kejadian itu, tidak ada yang mendekat ataupun membantu. 

"Mikey..." Tangis Y/n sambil menatap wajah tidak bernyawa Mikey yang terlihat seperti sedang tersenyum.

Begitu ambulan datang, mereka membawa tubuh Mikey dan Takemichi. Y/n juga minta ikut dan dia duduk satu ambulan yang sama dengan Mikey. Tangannya tidak lepas dari tangan kaku dan dingin Mikey.

.

.

.

Suara dering terus terdengar dari hp Y/n. Telfon itu dari Hideaki namun Y/n tidak angkat. Dia duduk di kursi sambil menatap tubuh tak bernyawa Mikey dengan tatapan kosong.

"Dia sudah telfon yang ke enam kali nya. Suami mu pasti khawatir saat melihat video viral itu." Kata Sanzu yang berdiri tidak jauh dari tempat Y/n duduk. Tanpa perlu Y/n menoleh ke asal suara itu, dia tau itu adalah Sanzu.

"Dia bukan suami ku." Jawab Y/n datar membuat Sanzu diam sejenak dan menatap Y/n dalam- dalam.

"Kau berubah, Y/n." Kata Sanzu, "Kau seperti Y/n yang dulu."

"Karena memang aku adalah dia." Jawab Y/n yang mengerti maksud Sanzu.

"Kau punya dua kepribadian?" Tanya Sanzu.

"Aku melompati waktu sampai ke masa kini, aku baru saja sampai." Kata Y/n yang sudah tidak peduli dengan rahasia itu.

"Itu terdengar konyol." Kata Sanzu sambil tertawa remeh. "Ya, aku tau." Jawab Y/n.

Hening sejenak sebelum Sanzu mulai berbicara lagi, "Kau tau, aku tidak akan memaafkan mu karena kau membuat raja ku frustasi saat kau minta putus dengannya."

Y/n hanya diam, dia sudah tidak punya tenaga untuk berbicara panjang lebar.

"Mikey jadi gila saat kau selalu mendorong nya menjauh. Dia selalu berpikir untuk menculik mu dan mengurung mu selama 12 tahun. 12 tahun memang angka yang aneh bukan?" Mendengar itu Y/n tertawa dengan suara yang lemah, "Aku benci angka itu."

"Jika kau bisa melintasi waktu ke masa depan, kenapa tidak melintasi waktu kembali?" Tanya Sanzu sambil jalan mendekati Y/n lalu berdiri di depan Y/n yang terduduk lemas.

Y/n terdiam sejenak saat mendengarkan perkataan itu, "Kau kenal Naoto?"

"Aku pernah dengar. Dia adik dari pacar Hanagaki Takemichi bukan?" Jawab Sanzu. "Ya, aku ingin menemui nya. Mungkin dia bisa membantu." Jawab Y/n lalu dia menatap tangan Sanzu yang ia ulurkan, "Aku akan membawa mu kesana." 

"Kenapa kau ingin membantu ku?" Tanya Y/n sambil mendongakkan kepalanya.

"Jangan salah paham, aku tidak mau membantu mu. Aku ingin membantu Mikey. Aku ingin dia tetap hidup." Jawab Sanzu dan Y/n pun mengambil tangan Sanzu yang langsung menarik Y/n untuk membantu dia berdiri.

Sesuatu hal yang aneh menyebar ke seluruh tubuh Y/n, rasa yang tidak asing.

Dia mengedipkan mata nya beberapa kali untuk memfokuskan padangannya dan saat sudah semakin jelas, dia melihat diri nya sudah tidak ada di kamar mayat melainkan di jalanan terbuka di hari yang cerah.

Aku... dimana?! Pikir Y/n sambil melihat sekitar dan melihat orang lalu lalang lalu ia melihat tubuh nya sendiri. Dia memakai seragam yang tidak ia kenali dan di jari manis nya tidak ada cincin pernikahan lagi.

"Kau sudah menunggu lama?" Tanya sebuah suara yang tidak asing membuat Y/n menoleh ke asal suara itu dan melihat wajah yang tidak asing pula.

"Hideaki?" Tanya Y/n dengan terkejut saat menatap 'suami' di masa depannya itu yang terlihat lebih muda menggunakan seragam sekolah yang serasi dengannya. "Hm? Ya?" Jawab pria itu dengan senyuman manis.

Bersambung...

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang