2

2.8K 425 5
                                    

SUDUT PANDANG ORANG KETIGA


Rumah sakit, tempat yang tidak Y/n suka dan selalu berusaha ia hindari karena tempat itu meninggalkan memori buruk.

"Sayang, kenapa kita ke rumah sakit? Sudah aku bilang aku cuman sakit biasa doank. Palingan kecapean." Jawab sang ibu sambil menghela nafas saat harus menuruti perintah anak nya yang keras kepala. 

"Aku gak yakin itu penyakit basa jadi mendingan di cek ke dokter sebelum terlambat." Jawab Y/n sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan memasang wajah tanggung walaupun sebenarnya dia tidak, dia tau penyakit yang ibu nya idap. Ia ingin membawa ibu nya ke rumah sakit sebelum penyakit nya semakin parah seperti yang dulu atau bisa dibilang sebelum ia melompat waktu menuju masa lalu.

"Atas nama, L/n!" Panggil seorang suster lalu mereka berdua pun bangkit berdiri lalu mengikuti suster itu memasuki sebuah ruangan dokter. 

Seperti biasa, dokter bertanya beberapa hal seperti apa yang sang pasien rasakan beserta keluhannya namun di tengah- tengah pembicaraan, "Kanker pankreas." Kata Y/n dengan kepala tertunduk untuk menyembunyikan air mata nya yang sudah sulit ia tampung.

"Maaf? Apa?"Tanya dokter itu dengan bingung. "Coba cek, aku khawatir dia terkena kanker pankreas." Jawab Y/n dengan suara yang terdengar sedikit gemetar.

"Kamu ngomong apa sih, sayang?" Tanya sang ibu yang tidak percaya dengan apa yang putri nya baru bilang namun setelah melalui beberapa pemeriksaan, ternyata hasil nya benar seperti perkataan Y/n membuat sang dokter dan sang ibu terkejut lalu dengan cepat sang ibu mendapatkan penanganan dan bantuan yang intensif. MUlai hari itu, sang ibu di rawat di rumah sakit.

.

.

.

Hari sudah semakin malam, sang ibu terbaring di ranjang rumah sakit dengan Y/n yang duduk di bangku di sebelah nya, "Y/n, besok kamu sekolah loh. Lebih baik kamu pulang." 

"Engga, aku disini saja." Jawab Y/n karena ia tau, waktu hidup ibu nya tidak lama lagi dan dia masih mau bersama ibu nya.

"Sekolah lebih penting, Nak. Kamu harus jaga diri untuk meraih sekolah setinggi- tinggi nya dan jadi ornag sukses." Jawab sang ibu sambil mengelus lembut kepala putri nya, "Dokter bilang penyakit nya bisa sembuh karena kebetulan masih fase awal awal jadi tidak perlu khawatir, Y/n."

Y/n hanya diam dan menganggukan kepala nya dengan kepala yang tertunduk. 

"Pulang lah dan istirahat. Disini juga ada suster dan dokter kok." Sang ibu terus mengusir putri nya membuat Y/n pun akhirnya angkat kaki dari rumah sakit itu dan berjalan pulang.

Selama perjalanan ia hanya diam dengan tatapan yang kosong seakan ia sudah kehilangan ibu nya padahal ia masih hidup dan dalam penanganan.

Di tengah ia berjalan, ia melihat lampu merah biru yang berkelap kelip juga keramaian. Ia tidak begitu peduli dengan sekitar nya hingga ia mendengar suara yang tidak asing dari tengah- tengah keramaian, "BAJI!"

"Baji?" Gumam Y/n sambil menatap keseberang jalan dimana semua keramaian itu ada lalu ia melihat kerumunan itu ada di depan sebuah toko yang tidak asing, toko motor Shinichiro, kakak nya Mikey.

Mata Y/n yang sedikit membengkak karena sebelumnya menangis kembali mengeluarkan air mata, "Bodoh nya aku... Bodoh! Tol**!" Tangis Y/n sambil menjambak- jambak rambut nya sendiri, "Bagaimana aku bisa lupa?!" Ia menyesal karena ia ceroboh dan tidak memperhatiakan hari dan tanggal karena ia terlalu memikirkan ibu nya belakangan ini.

"Kenapa bisa kau lengah?!" Gumam nya sambil mulai melukai diri nya sendiri dengan mencakar- cakar wajah dan tangannya juga menonjok diri nya sendiri untuk memberikan hukuman pada diri nya sendiri.


Bersambung...

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang