35

1.4K 236 12
                                    

SUDUT PADANG ORANG KETIGA

1 bulan lebih sudah berlalu sejak Y/n pergi ke masa depan.

Masa lalu Y/n mulai mengingat beberapa hal namun dia tetap merasa sangat asing.

Begitu dia pulang sekolah, Mikey sudah menunggu nya di depan pagar sekolah.

"Y/n-chin!" Panggil Mikey dengan senyuman lebar namun Y/n memberikan tatapan datar kepada Mikey, "Kenapa kau disini lagi?"

"Tentu untuk menjemput mu. Aku akan mengantar mu pulang." Jawab Mikey.

"Tidak perlu." Jawab Y/n yang merasa tidak nyaman dengan perilaku Mikey, "Aku sudah hafal jalan pulang ku kok."

"Tapi itu tugas ku sebagai pacar mu." Jawab Mikey membuat Y/n mendapatkan tatapan aneh dari teman- teman satu sekolahnya. Gimana tidak, mereka baru tahu kalau Y/n adalah pacar Mikey.

"Ya sudah ayo." Kata Y/n yang tidak nyaman dengan tatapan mereka lalu menaiki motor Mikey.

Sesampai di depan rumah Y/n, buru- buru Y/n turun, "Terima kasih." Kata Y/n sambil sedikit membungkukkan badannya. "Tidak perlu terlalu formal, Y/n-chin. Sudah aku bilang kau pacar ku." Jawab Mikey membuat Y/n semakin tidak nyaman, Aku dapat memori itu, aku ingat dia adalah pacar ku tapi rasanya seperti dia bukan pacar ku. Aku tidak memiliki perasaan pada nya. Pikir Y/n sambil mengeratkan pegangannya pada tas sekolah nya.

"Mikey!" Panggil Y/n sebelum Mikey pergi dengan motor nya. "Ya?" Jawab Mikey sambil tersenyum kearah Y/n.

Setelah mengambil nafas dalam- dalam, Y/n memberanikan diri untuk memberi tahu perasaan sebenarnya, "Aku tidak mencintai mu, Mikey. Aku tidak punya perasaan apa- apa pada mu dan hubungan ini membuat aku merasa tidak nyaman." Senyuman Mikey perlahan hilang, "Aku ingin kita mengakhiri hubungan ini."

.

.

Di masa depan

.

.

"Bye bye, Mama!" Seru Emma dan Izana bersamaan sambil melambaikan tangan mereka kearah Y/n. Dengan senyuman, Y/n juga melambaikan tangan nya kepada dua anak nya itu. Kemudian tangannya mulai turun saat melihat anak nya sudah memasuki gedung SD.

Sudah satu bulan aku di masa depan, tepatnya di Sapporo. Pikir Y/n sambil memasuki mobil yang dia bawa lalu dia mulai mengendarai mobil itu pulang, Aku masih belum menemukan petunjuk apa pun.

Di lampu merah, Y/n menghentikan mobilnya lalu mengetuk jari telunjuknya ke setir mobil, "Aku harus ke Tokyo. Jika aku terus disini, aku tidak akan menemukan apa pun." Keluh Y/n sambil menghela nafas panjang.

Sesampai di rumah baru nya itu, dia memakirkan mobil di halaman rumah. Bahkan di halaman rumah yang luas itu terdapat 2 mobil lain, belum termasuk mobil 'suami' nya yang ia bawa untuk kerja. Rumah yang sekarang ia tinggali terlihat cukup megah.

Berarti dia cukup kaya. Kerja apa dia? Pikir Y/n sambil menutup pintu mobil lalu berjalan memasuki pintu rumah namun berhenti saat melihat ada tukang pos datang.

"Itto Y/n-san?" Tanya petugas pos itu dan Y/n pun mendekatinya karena ia teringat kalau nama belakang baru nya adalah Itto, "Ya, Pak?" Jawab Y/n dengan senyuman ramah.

"Ada surat untuk anda." Jawab petugas itu sambil ikut tersenyum dan memberikan sebuah amplop coklat yang cukup besar ukurannya. "Terima kasih, Pak." Kata Y/n dan petugas pos itu mengangguk, "Sama-sama." Kemudian dia jalan menjauh dengan motor nya.

"Surat dari siapa?" Gumam Y/n sambil melihat tulisan yang ada di luar surat yang terbungkus rapih itu. Mata nya terbuka lebar dengan terkejut saat melihat alamat dan nama pengirim.

Buru- buru dia memasuki rumahnya lalu membuka amplop besar itu yang terdapat sebuah undangan pernikahan dan sebuah surat.

Pertama Y/n melihat undangan pernikahan itu dan terkejut sekaligus senang saat tau itu adalah undangan pernikahan Takemichi dan Hina.

Take-chan menemukan ku! Syukurlah! Pikir Y/n dengan senang, Aku akan simpan tulisan alamat itu, pasti itu alamat rumah nya.

Kemudian dia melihat sebuah kertas yang terdapat tulisan.

Y/n-chan, ini aku, Takemichi. Aku tidak tau kau ingat aku atau tidak tetapi datanglah ke pernikahan ku. Aku dengar kau kehilangan ingatan mu di masa lalu dan mulai menjauhi kami. Jika memori mu masih belum kembali, jangan buang surat ini beserta undangan pernikahannya. Simpan saja, mungkin suatu saat kau berubah pikiran.

Dia tau aku juga kemasa depan! Tapi lupa ingatan dan menjauhi mereka?! Apa itu yang terjadi saat aku pergi ke masa depan?! Pikir Y/n dengan frustasi, Pantas saja aku tidak memiliki kontak mereka satu pun.

Malam nya, seperti biasa keluarga kecil baru Y/n berkumpul di ruang makan dan makan malam bersama kemudian Y/n mengurus anak nya untuk mandi setelah itu membacakan mereka cerita tidur sebelum mereka akhirnya tidur lelap. 

Lampu kamar itu Y/n matikan lalu ia menutup pintu kamar kedua anak nya dengan perlahan agar mereka tidak terbangun.

Seperti biasa, Y/n tidak menuju kamar tidur yang ia gunakan bersama Hideaki karena dia tidak mau tidur satu kamar bahkan satu ranjang dengan orang yang tidak ia kenal. Selama satu bulan lebih ini, dia selalu mencari alasan agar tidak tidur disana dan Hideaki mempercayai nya.

Sambil menghela nafas panjang, Y/n duduk di sofa ruang keluarga lalu menatap undangan pernikahan Takemichi dan Hina.

"Kau tidak tidur?" Tanya sebuah suara membuat Y/n menoleh kearah Hideaki yang jalan mendekatinya lalu duduk di sebelah Y/n. Kebetulan! Aku mau beri tahu dia kalau aku mau ke Tokyo! Pikir Y/n sambil memberikan senyuman kearah pria itu, "Boleh aku ke Tokyo? Aku mau menghadiri acara pernikahan teman lama ku." Kata Y/n sambil menunjukan kartu undangan pernikahan.

"Tentu. Kapan?" Jawab Hideaki dengan senyuman lebar kearah istri nya.

"5 hari lagi jadi aku ingin besok segera menuju Tokyo!" Jawab Y/n dengan senyuman lebar.

"Bukan kah itu terlalu cepat?" Tanya Hideaki. "Tidak juga." Jawab Y/n, Semoga dia kasih izin! Aku ingin cepat- cepat kesana karena aku ingin mencari tahu dimana Mikey. 

"Apa kamu ingin menjauh dari ku?" Tanya Hideaki dengan senyuman sedih. "Enggak! Bukan begitu! Aku ingin menghabisi waktu bersama mereka. Sudah bertahun- tahun aku tidak menemui mereka" Jawab Y/n membuat pria itu tersenyum lega, "Syukurlah. Habisnya belakangan ini kamu seperti menjauhi ku."

"Perasaan mu saja kok, lagian kenapa aku harus menjauhi suami tercinta ku?" Jawab Y/n dengan senyum berkilauannya namun di dalam dia panik, Please jangan curiga! Please jangan curiga!!!

"Baiklah, aku akan membelikan tiket pesawat untuk mu kesana." Kata Hideaki dengan senyuman lebar membuat Y/n merasa lega, "Nanti di hari pernikahannya weekend bukan?" 

Y/n menjawab dengan anggukan.

"Kalau begitu nanti aku dan Emma juga Izana menyusul sekalian kita habisi weekend kita disana. Pasti mereka berdua senang." Y/n mengangguk setuju- setuju aja asalkan dia bisa ke Tokyo, "Makasih, Sayang!" 

"Gak perlu berterima kasih." Jawab Hideaki sambil mengelus lembut kepala Y/n lalu bangkit berdiri, "Ayo tidur, aku mengantuk." Ajak Hideaki sambil menguap.

"Masih harus ada yang aku kerjakan, kamu tidur duluan saja." Jawab Y/n dengan senyuman lebar sambil bangkit berdiri menuju dapur, meninggalkan Hideaki yang menghela nafas dengan frustasi.

Bersambung...

My One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang