1/1-30

1.5K 271 64
                                    

"Kenapa nih senyum-senyum sendiri?" tegur Renjun saat sahabatnya, Shuhua, tertangkap basah tengah senyum-senyum sendiri sambil menatap ponselnya.

Shuhua tak terkejut dengan kehadiran Renjun yang tiba-tiba disana. Ia menunjukkan ponselnya pada Renjun yang berisikan ruang obrolan dengan seseorang. Renjun mengernyitkan dahinya, siapa gerangan orang yang membuat Shuhua kegirangan seperti ini.

"Guanlin"

"Guanlin?" Shuhua mengangguk. Renjun mencoba menelisik sendiri siapa Guanlin ini. Namanya tak asing, mungkin lebih dari tiga kali Renjun pernah mendengar nama itu disebut.

"Anak yang baru pindah kesini bulan kemarin, alias pacar baru aku"

Renjun refleks membelalakkan matanya. Guanlin, si anak pindahan yang katanya tampan dan penerus dari keluarga konglomerat generasi ke tujuh. Ah, jika dijabarkan lagi, Guanlin benar-benar mirip dengan lakon cowok di komik romantis yang tampan, bergelimang harta dan tentu saja populer.

"Serius pacaran?? Kok ngga pernah cerita kalau kalian deket? Tau-tau jadian?? Pacaran kontrak ya?"

"Renjun kebanyakan baca komik, nih! Yakali pacaran kontrak??"

"Ya habisnya kayak nggak bisa dipercaya gitu~ Dia kan baru pindah kesini sebulan. Kapan pdkt-nya? Kirain kamu sukanya ke Pak Jeno" ehehe... Sekalian saja menyinggung perihal kedekatan Shuhua dan Pak Jeno. Ya biarpun Pak Jeno sudah mengatakan mereka hanya sebatas guru dan murid, tapi apa salahnya mengetahui status Pak Jeno di perspektif Shuhua.

"ITU LEBIH GILA LAGII!" refleks Shuhua menutup mulutnya kala suaranya spontan meninggi dan mengganggu teman yang lain.

"Aku emang suka sama Pak Jeno, tapi nggak sampai punya niatan buat macarin juga. Kayak nggak tau aja aku maniac orang ganteng dan Pak Jeno itu ganteng banget kan?! Berwibawa, easy going dan baik juga kalau diluar kelas. Siapa sih yang nggak suka Pak Jeno! Tapi tetep, aku cintanya samaa Guanlin~"

Renjun menghembuskan napas lega. Baguslah jika seperti itu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi soal Shuhua dan Pak Jeno. Jika Shuhua bilang Pak Jeno sangat tampang, itu memang benar. Berwibawa? Sudah jelas. Easy going dan baik hati? Renjun sudah merasakannya sendiri. Tak ada celah untuk menampik semua kebenaran itu. Renjun cukup merasa malang karena baru sadar akan sifat Pak Jeno yang sangat 'tampan'. Tampan wajahnya, tampan juga sifatnya.

"Terus udah berapa lama pacarannya? Parah sih, nggak ngasih tau. Kirain kita sahabat sejati ~" Rintih Renjun pada sahabat karibnya itu.

"Dih??? Keseringan main sama Daehwi nih jadi lebay gini!" pekik Shuhua. Renjun terkekeh mendengarnya kemudian kembali mengulang pertanyaan barusan.

"Eum... Baru sekitar 30 menit lalu? Nembak nya beneran barusan banget! Diparkiran hehe... Pas aku turun dari mobil, dia nyamperin bawa bunga dan nembak gitu, yaudah aku terima biarpun cuma pdkt satu minggu." ungkapnya.

Pendekatan satu minggu dan langsung jadian. Apakah kisah cinta orang berada memang kelihatan semulus ini? Renjun jadi membandingkan perjalanan hubungannya dengan Pak Jeno yang penuh kerikil.

Satu hal lain yang Renjun amati dari Shuhua. Barusan katanya Guanlin memberinya bunga, tapi dimana bunga itu sekarang?

"Tadi katanya Guanlin ngasih bunga, mana? Kok nggak keliatan"

"Ah, iya!" Shuhua segera melepas sebuah jepit rambut berbentuk bunga Baby's Breath yang menawan berhiaskan beberapa permata yang Renjun sendiri tak tahu apakah itu permata asli atau bukan. Bisa saja itu sekedar permata pelengkap yang ramai ditemui dipasaran, namun karena si pemberi aksesoris itu adalah Guanlin, Renjun jadi mempertanyakan keaslian permata tersebut —tentu ia hanya menyuarakannya dalam hati.

1 of 1 ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang