1/1-11

2.3K 405 13
                                    

Tiba dihari Minggu.

Ingat kan, akan ada apa dihari ini?

Iya, betul!

Hari dimana Jeno dan Renjun akan pergi berjalan-jalan.

Bagi Renjun, ini adalah hari yang paling malas untuk ia jalani seumur hidup. Sedangkan untuk Jeno, ini adalah hari dimana Jeno merasa paling excited seumur hidup.

Bertemu dengan Renjun, membelanjakan uangnya untuk barang barang yang Renjun inginkan, makan bersama, bergandengan tangan jika bisa. Ah, semakin berkhayal, degup jantung Jeno semakin tidak bisa dikendalikan.

Rencananya, pukul sembilan ini Jeno hendak menjemput Renjun. Segera, Jeno menyalakan mesin motornya, bergegas menghampiri pujaan hatinya diseberang sana.

***

Sementara Renjun, pada pukul sembilan ini, ia masih setia melengketkan diri disofa depan tv. Hanya dengan mengenakan kaos dalam yang dimasukkan kedalam celana pendek dibadan, Renjun dengan santainya menonton kartun diminggu pagi seperti ini. Renjun benar-benar tidak ingat jika ia ada jadwal dengan Jeno.

Tengah fokus menatap layar televisi didepannya, terdengar suara ketukan di pintu. Renjun kira, itu adalah bapaknya pasalnya si bapak sudah berpesan hendak pulang hari ini.

Renjun melebarkan senyumnya, kemudian bangkit dari sesi rebahannya dan berlari menuju pintu. Mengabaikan dirinya yang saat ini tengah memakai kaos dalam serta celana pendek saja. Toh, Renjun pikir orang yang berdiri dibalik pintu adalah bapaknya. Sudah biasa Jinki melihat Renjun yang berpakaian seperti itu jika dirumah.

Renjun dengan gembira membuka lebar-lebar pintu kayu berwarna cokelat tersebut. Masih dengan ekspresi riangnya, Renjun berseru, "BAPAAAAK!"

Didetik berikut nya, saat matanya bersitatap dengan orang dibalik pintu, Renjun secepat kilat kembali menutup pintu tersebut.

Jantungnya bertalu dengan cepat. Itu Jeno! Renjun langsung teringat bahwa hari ini ia ada janji untuk pergi dengan guru sosiologi satu itu. Renjun benar-benar lupa! Dan yang menjadi masalah adalah, Jeno melihat Renjun dalam keadaan yang tidak seharusnya! Jeno sudah melihat aurat Renjun, bunda!

Bodoh!

Bodoh!

Bodoh!

Kenapa pula Renjun sampai lupa soal agenda nya hari ini bersama Jeno??

"Renjun??"

Sibuk merutuki aksi bodohnya barusan, hingga terdengar kembali suara Jeno yang memanggil Renjun dari balik pintu.

"Bentar!!!"

Renjun segera berlari menuju kamar, kemudian mengenakan celana training serta baju berlengan panjang berwarna kuning, warna favoritnya.

Dengan bulir keringat yang sedikit muncul di pelipis, Renjun kembali membukakan pintu untuk Jeno.

Begitu melihat Renjun yang sudah berpakaian lengkap, Jeno lantas mengukir senyum malu-malu nya. Pemandangan Renjun yang hanya mengenakan kaos dalam barusan benar-benar terukir dengan apik diotaknya. Bukannya mau mesum, tapi ini kan rejeki nomplok! Harus dirawat baik-baik memori Jeno yang satu ini. Jangan sampai lupa, apalagi hilang dari ingatan ehehe...

Melihat Jeno tersenyum seperti itu, rasa malu yang ada didalam benaknya seakan-akan bertambah kapasitas nya.

Tanpa melebih-lebihkan keadaan, Renjun benar-benar malu!

1 of 1 ✧ NoRen !¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang