Semua orang masih sibuk dengan persiapan HUT sekolah yang akan berlangsung sekitar 2 minggu lagi. Ada begitu banyak hal yang harus dipersiapkan. Namun, persiapan HUT sekolah tahun ini sedikit mengalami kendala. Tidak ada ketua OSIS maupun wakil OSIS yang ikut memimpin persiapan sebagaimana mestinya. Sang ketua OSIS, Sungchan, beserta wakilnya, Shotaro, tengah fokus mempersiapkan diri untuk mengikuti olimpiade sains yang akan dilaksanakan dihari yang sama dengan hari jadi sekolah.
Organisasi OSIS yang seharusnya menangani kegiatan perayaan, justru jalan ditempat dengan alasan tidak ada yang mengkoordinasi kan para pengurusnya, serta tidak ada yang bersedia menggantikan ketua OSIS untuk memimpin rapat. Proposal kegiatan pun masih kosong melompong. Hal ini membuat Jeno selaku penanggung jawab beserta pengawas kegiatan merasa naik pitam. Acara tinggal menghitung minggu, tetapi tidak ada rancangan yang jelas dari OSIS.
Bagaimana bisa perayaannya terselenggara jika pengurus nya saja menye - menye seperti ini?
Tanpa pikir panjang, selesai kegiatan belajar mengajar nanti, Jeno putuskan untuk mengadakan rapat MPK.
━━━━━━━━━━━━━━━
Sudah 10 menit lebih Jeno menunggu diruang rapat MPK. Namun, siswa yang hadir belum mencapai separuh dari jumlah seharusnya. Kebiasaan, jam karet!
Biarpun baru lewat 10 menit, tapi tetap saja itu namanya menyia-nyiakan waktu. Ingat, waktu adalah uang. Jika waktu bisa dirupiahkan, sudah terkumpul berapa banyak pundi-pundi uang yang setara dengan 10 menit itu? Tapi, bukan begitu kan konsepnya...
Yah, jika mereka bisa tepat waktu, kegiatan rapat akan segera dimulai. Mereka tidak akan pulang terlalu sore. Awas saja jika setelah kegiatan rapat ada yang mengeluh pulang terlalu sore. Mereka pulang sore kan karena mereka nya sendiri yang mengulur waktu. Jangan menggerutu karena ulah sendiri.
Jeno sedikit mendaratkan bokong nya di pinggiran meja sembari terus memandangi arloji yang terpasang apik ditangan kiri nya.
Menghela nafas, kemudian melipat tangan di depan dada. Mata setajam elang nya ia edarkan ke seisi ruangan. Menatap wajah anak-anak yang sudah hadir disana sembari menunduk; berusaha tidak bersitatap dengan iris Jeno.
"Yang lain kemana? Tolong cepat dipanggil supaya rapat nya bisa segera saya mulai," ucapnya.
Yang mendengar titah Jeno barusan pun segera keluar ruangan guna memanggil para anggota MPK yang masih sibuk dengan urusannya yang lain. Jeno meminta agar yang belum datang supaya dipanggil secara langsung sebab jika lewat ponsel, anak-anak itu bisa saja pura-pura tidak tahu jika ada pesan masuk.
Ketika yang lain keluar, Renjun justru menghampiri Jeno. Oh iya, Renjun dan Shuhua merupakan perwakilan MPK dari kelas IPS 4.
"Pak Jeno"
Jeno langsung berdiri tegap. "Iya??"
"Perwakilan MPK lain kayaknya ada yang gak bisa hadir. Sebagian lagi ikut ekskul katanya," kata Renjun.
Jeno memijat pelipisnya pelan. "Ya mereka itu apa ngga bisa ijin dulu gitu, lho."
Jeno terlihat begitu frustasi sekarang. Renjun paham, tidak gampang mengajar di dua sekolah sekaligus. Apalagi untuk menghadapi anak anak SMA X yang terkesan tidak teratur seperti ini. Tanpa disadari, Shuhua sudah berdiri didepan pintu bersama Yeji. Lagi-lagi, Shuhua memergoki Jeno dan Renjun tengah berduaan seperti ini. Apa benar Jeno ini paman Renjun seperti yang Renjun katakan beberapa minggu lalu? Shuhua tidak yakin...
━━━━━━━━━━━━━━━
Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, 70% dari anggota MPK akhirnya berhasil dikumpulkan. Jeno sudah siap dengan buku agendanya, tapi sebelum itu, Jeno ingin memberi 'sambutan' kecil-kecilan terlebih dahulu kepada anggota MPK yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 of 1 ✧ NoRen !¡
FanfictionRenjun adalah satu-satunya dan segalanya bagi Jeno. ©glowinjun - 2020