Renjun bergegas menuju ruang UKS guna mengecek persediaan P3K yang sekiranya akan digunakan saat HUT sekolah nanti. Ia tak sendiri. Ia datang bersama Taehyun, orang yang ditunjuk oleh Pak Jeno sebagai partner nya selama bertugas menjadi regu penyelamat di perayaan sekolah nanti.
Taehyun itu... Sangat menjengkelkan, setidaknya bagi Renjun. Ia terus terusan mengoceh tidak jelas bahkan ketika Renjun tidak menggubris nya. Taehyun mati - matian merebut atensi Renjun bagaimana pun caranya.
Secepat mungkin Renjun mendata kekurangan P3K di UKS, ia tak mau berlama-lama dengan pemuda haus perhatian seperti Taehyun ini.
"Betadine masih cukup, plester juga. Obat maag juga ada. Masih lengkap semua kayaknya," Renjun berdialog sembari mengecek isi kotak P3K dihadapannya.
"Antalgin nya nggak ada, kak. Kita juga nggak punya oxycan atau obat sesak nafas. Di perlombaan nanti kan pasti banyak kegiatan yang ngandelin fisik, buat jaga jaga aja siapa tau ada yang tiba tiba sesak nafas," Sahut Taehyun.
Kinerja nya memang bisa dinilai bagus sebagai anggota PMR. Tapi tetap saja Renjun tidak nyaman bersama Taehyun karena demi tuhan, Taehyun ini cerewet sekali. Dan sedikit... Mesum? Disaat ada kesempatan, ia selalu menempel pada Renjun, dengan sengaja menyentuh tangan Renjun, atau diam diam menatap Renjun dengan senyum aneh yang terlukis di bibir nya.
"Tapi kalau kak Renjun yang tiba tiba sesak nafas nanti, biar aku aja yang langsung kasih nafas buatan buat kak Renjun hehe," imbuhnya.
Renjun langsung mengernyit geli.
Apaan sih?, batinnya risih.
"Tolong cek-in di lemari, apa perban gulung nya masih ada atau nggak. Sekalian sama kassa steril, stik es krim dan bidai" titah Renjun yang langsung diangguki dengan senang hati oleh Taehyun.
Syukurlah... Untuk beberapa menit Renjun bisa berada di radius amannya dari jangkauan Taehyun. Jarak Renjun berdiri dari tempat Taehyun sekarang tidak seberapa sih. Hanya lima meter. Tapi lima meter jauh lebih baik daripada jarak sebelumnya, dimana selisih antara dirinya dan Taehyun mungkin hanya sekitar 30 cm.
Selesai mengecek, Taehyun kembali mendekati Renjun. "Bidai aman, kak. Cuma kita nggak punya stik es krim sama perban gulung."
Renjun langsung mendata kelengkapan P3K yang tidak tersedia di UKS. Sudah berapa lama UKS ini tidak di cek kelengkapannya sampai-sampai banyak stok P3K yang habis seperti ini.
"Yaudah —" Renjun menyerahkan data UKS nya pada Taehyun. "Tolong kasihin ke Pak Jeno ya. Renjun mau ketemu Harvey dulu," lanjutnya. Renjun langsung buru buru meninggalkan Taehyun di UKS yang sepertinya hendak melayangkan protes.
Kok, ditinggal?
Ditinggal ingin bertemu Harvey pula! Bule kampung itu kan saingan berat Taehyun! Ya... Biarpun Harvey sepertinya tidak memiliki perasaan khusus kepada Renjun. Tapi, percaya lah! Siapapun yang melihat kedekatan Renjun Dan Harvey, pasti akan langsung mengira kalau keduanya adalah sepasang kekasih. Mereka terlihat begitu serasi, saling melengkapi, bahkan tak jarang punya pemahaman yang sama terhadap suatu hal.
Baiklah... Taehyun akan menyampaikan data UKS nya lebih dulu pada Pak Jeno. Setelah itu ia akan kembali merecoki kakak Renjun nya itu. Pendekatan nya dengan Kak Renjun tidak boleh gagal!
━━━━━━━━━━━━━━━
Jeno berjalan menyusuri lorong di tiap kelas, hendak menuju perpustakaan niatnya. Namun, langkahnya itu terhenti saat seorang siswa datang menghampiri nya. Siswa itu tak lain dan tak bukan adalah Taehyun.
"Pak, ini data obat - obatan yang habis di UKS. Barusan saya dan Kak Renjun sudah mengecek kesiapan P3K di UKS. Banyak stok obat yang kosong, pak"
Jeno mengecek sekilas selembar kertas berisi daftar peralatan dan obat - obatan disana. Ekspresi nya menunjukkan sedikit kebingungan. Untuk apa datanya diserahkan pada nya?
"Kenapa diserahkan ke saya? Serahkan ke pembina UKS, kalau nggak ke Yeji selaku bendahara. Biar sekalian buat kisaran harganya terus dicantumkan di proposal nanti," tegas Jeno.
"Kata Kak Renjun datanya harus saya serahkan ke bapak tadi"
"Dimana Renjun?"
"Kurang tau, pak. Tadi katanya mau nemuin Harvey, tapi saya nggak tau nemuin nya dimana"
Jeno mengerutkan hidungnya. Harvey lagi, Harvey lagi...
Kapan sih, Jeno akan berhenti cemburu dengan kedekatan Renjun dan Harvey? Rasanya kesal sekali mengetahui dambaan hatinya terlihat begitu akrab dengan bule jadi-jadian itu. Ini sedikit aneh memang. Pasalnya Jeno tidak pernah secemburu ini saat gebetannya yang dulu juga sedang dekat dengan orang lain. Jeno yakin, sangat yakin bahwa ia bukan tipe orang yang pencemburu apalagi pengekang. Tapi, entah kenapa reaksi nya berbeda terhadap Renjun. Ia ingin egois. Ia ingin Renjun hanya melihat ke arahnya, membalas perasaannya, dan menghabiskan sisa hidup bersama dengan keluarga kecil yang akan mereka bangun dimasa depan kelak. Anggaplah impian Jeno ini terlalu tinggi, tapi, bukankah tidak ada yang tidak mungkin didunia ini? Semuanya akan menjadi mungkin kalau kita memiliki kesadaran untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dan Jeno selalu yakin, bahwa usahanya dalam mendekati Renjun akan membuahkan hasil.Baiklah... Biarkan ego Jeno yang menentukan langkahnya kali ini. Tanpa pikir panjang, Jeno bersama Taehyun langsung mencari dimana keberadaan Renjun sekarang.
Oh, Renjun berada didepan kelas ternyata. Sedang mengobrol sembari cekikikan bersama Harvey. Entah apa yang mereka bahas, tapi seperti nya seru sekali sampai Renjun tertawa se-sumringah itu.
Kenapa Renjun tidak tertawa karena Jeno? Kenapa Jeno harus merasakan kegalauan di umur 28 tahun? Kenapa, ya tuhan...
"Ekhem" Jeno berdekhem, menyeret paksa atensi ketiga orang lainnya yang ada disana; Renjun - Harvey - Taehyun.
"E-eh Pak Jeno" refleks Renjun langsung menjaga jaraknya dari Harvey, yang mana membuat Harvey sedikit melayangkan tanda tanya di kepala nya.
Renjun teringat pesan Jeno dijauh hari yang menginginkan agar ia dan Harvey jaga jarak. Renjun ingat betul permintaan Jeno satu itu. Renjun tidak bisa benar - benar menjauh dari Harvey. Tapi, Renjun bisa kan berpura-pura menjauh dari Harvey saat dihadapan Jeno seperti ini?
"Data nya benar sudah selesai kan? Kalau sudah, serahkan ke Yeji atau pembina UKS untuk segera di beli apa saja yang kurang. Oh, iya satu lagi. Sepulang sekolah nanti temui saya di kantor, ya" tutur Jeno singkat.
Setelah menyerahkan selembar kertas itu pada Renjun, Jeno langsung bergegas menuju perpustakaan —tujuan utamanya sebelum dicegat Taehyun.
Renjun mematung sejenak. Ada apa gerangan Jeno meminta Renjun untuk menemui nya di kantor sepulang sekolah nanti? Apa kah ada hal serius? Apa kah kepentingannya kali ini berkaitan dengan keperluan sekolah, atau urusan pribadi?Sudahlah...
Nanti juga tahu ada keperluan apa sampai sampai Jeno menyuruhnya untuk menunggu di kantor nanti. Yang harus Renjun pikirkan adalah bagaimana caranya ia bisa melarikan diri dari Taehyun lagi sebelum bel masuk berdering.Bocah itu benar-benar menjengkelkan!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
1 of 1 ✧ NoRen !¡
FanfictionRenjun adalah satu-satunya dan segalanya bagi Jeno. ©glowinjun - 2020