"Absen satu sampai enam belas, silakan main terlebih dahulu. Untuk absen selanjutnya kalian bisa menunggu dipinggir lapangan sambil menyemangati teman kalian yang sedang bermain dilapangan sana. Silakan, ketua kelas, bisa diambil bolanya di gudang penyimpanan" titah dari Pak Wonho, selaku guru olahraga kelas sebelas empat, sontak membuat siswa yang absennya tidak disebutkan, bersorak gembira karena dapat waktu bersantai terlebih dahulu.
Renjun dan Shuhua segera berlari menuju pinggir lapangan dan duduk beralaskan rumput. Baru pemanasan beberapa menit lalu dan hal itu membuat Renjun merasa haus. Ia mengingat kembali apakah ia sudah minum selepas sarapan pagi tadi. Tumben, baru permulaan tapi sudah merasa haus begini. Omong-omong, lapangan olahraga SMA X terletak diseberang jalan. Jadi, ada sebuah jalan raya yang memisahkan antara lapangan dan gerbang sekolah. Bisa saja sih ia ijin mengambil air minum, tapi ia harus berjalan cukup jauh untuk menuju kelas. Uh, Renjun sedang malas!
"Panas banget gak sih hari ini," ujar Shuhua. Renjun mengangguk. Telapak tangan kecilnya ia bentangkan didepan dahi guna menghalau cahaya matahari yang mencoba menyinarinya.
"Hari senin harus dihapus nggak, sih? Barusan habis upacara, terus dilanjut pelajaran matematika, habis gitu olahraga dilapangan outdoor gini. Mau pura-pura pingsan aja, mana haus banget" sahutnya.
"Kalo ada petisi buat menghapus hari senin, auto login!"
"Tapi ini termasuk ngaco nggak, sih? Kalaupun hari senin berhasil dihapus, nanti semua 'kemalesan' yang ada dihari senin, pindah dihari selasa dong! Sama aja~!"
Shuhua tergelak mendengar perkataan Renjun. Yang dikatakan sahabat karibnya itu benar juga. Bukan hari senin yang harus dihapus, melainkan rasa malas yang harus dihilangkan.
Renjun memiringkan badannya, kemudian menyender dipunggung Shuhua. Kini, keduanya saling bersandar pada punggung satu sama lain. Renjun mengibaskan tangan didepan wajahnya. Keringat mulai muncul meski hanya duduk begini. Padahal baru pukul sembilan tapi sudah seterik ini dan mirisnya, Pak Wonho melarang muridnya untuk duduk ngadem dibawah pohon. Katanya, itu tidak adil bagi murid yang tengah melakukan olahraga terlebih dahulu dilapangan sana. Beruntungnya mereka masih diperbolehkan duduk -asalkan tidak 'ngadem' dibawah pohon atau tempat lain yang tak terkena sinar matahari.
Sungguh, olahraga disaat cuaca panas adalah nama lain dari penyiksaan!
Meskipun Pak Wonho menyuruh murid yang sedang menunggu giliran untuk berlatih dilapangan agar menyemangati teman-temannya yang tengah fokus berlatih, Renjun memilih abai dan justru memperhatikan lalu lalang dijalan raya yang terlihat cukup sepi itu.
"Yang belum dapat giliran latihan, silakan sambil memperhatikan teman-temannya bermain. Biar nanti pas gilirannya kalian, sudah nggak perlu saya jelaskan dari awal secara rinci" hardik Pak Wonho pada murid-murid yang tengah menepi. Renjun dan yang lainnya mengangguk, namun ketika Pak Wonho kembali sibuk mengajari yang tengah berlatih, Renjun kembali menjatuhkan atensinya di jalanan sana, entah apa yang menarik. Sedangkan Shuhua, ia sibuk mencabuti rumput didepannya. Ia termasuk golongan orang orang yang tangannya tak bisa diam jika duduk dilapangan berumput begini.
"Loh, itu kan Mas Jeno" monolog Renjun dalam hati.
Dilihatnya, Pak Jeno yang tengah mengendarai motor matic-nya memasuki gerbang sekolah dan memarkirkan motornya diparkiran khusus kendaraan milik guru yang terletak disebelah gerbang persis. Pertama-tama, Renjun ingin berterima kasih kepada siapapun yang telah merancang bangunan sekolah ini karena telah membuat lahan parkir khusus guru dibagian terdepan sekolah. Tentu Renjun ingin berterima kasih pada orang 'itu' karenanya, Renjun bisa menyaksikan Pak Jeno yang baru saja sampai disekolah dengan leluasa begini. Mulai dari saat Pak Jeno memasuki gerbang sekolah, memarkirkan motornya, melepas jaket hingga mempertontonkan kharismanya dalam balutan seragam berwarna kheki, sampai Pak Jeno melenggangkan kakinya menuju ke kantor sambil menggendong tas-nya. Tak bohong bahwa Renjun cukup menikmati hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 of 1 ✧ NoRen !¡
أدب الهواةRenjun adalah satu-satunya dan segalanya bagi Jeno. ©glowinjun - 2020