Hari pertama perlombaan dalam rangka hari jadi SMA X diawali dengan lomba lari estafet. Isi perlombaan nya tidak jauh beda dengan perayaan tujuh belasan omong - omong.
Priiittt prittttt...
Para peserta lari estafet langsung berlari sekuat tenaga begitu pluit dibunyikan. Renjun menonton dengan antusias perlombaan pertama hari ini. Ia menyaksikan Harvey tengah berlari dilapangan sana.
"HARVEY!! SEMANGAT, VY!!" teriaknya lantang. Jeno yang memang sejak awal berada dibawah tenda event bersama anak - anak PMR termasuk Renjun, langsung bersidekap dada seraya menatap dalam punggung Renjun. Jujur saja, ia tidak mau mengekang Renjun mengingat hubungan kedua nya bisa dibilang baru sebatas PDKT, berbeda dengan Renjun dan Harvey yang katanya sudah berteman sejak lama. Namun, melihat Renjun yang lagi - lagi menunjukkan sikap perhatiannya pada Harvey, sontak membuat Jeno cemburu. Jeno cemburu karena ia merasa posisi nya terancam dengan keberadaan Harvey disamping Renjun. Jeno iri pada Harvey yang bisa sebegitu dekatnya dengan Renjun. Jeno iri karena ia tak bisa dekat dengan Renjun atau setidaknya sejajar dengan Harvey.
Tak peduli meskipun Renjun pernah mengatakan bahwa ia dan Harvey tidaklah lebih dari seorang teman. Isi hati manusia siapa yang tahu? Bisa saja Renjun diam - diam menyimpan perasaan pada Harvey namun tetap menerima ajakan pendekatan nya karena dipaksa oleh bapak nya. Bisa juga Harvey yang diam - diam menyimpan perasaan pada Renjun namun terlalu pengecut untuk mengungkapkan isi hatinya. Kemungkinan lain yang paling tidak ingin Jeno bayangkan adalah, Harvey dan Renjun sama - sama saling mencintai, namun sama - sama memendam perasaan. Jika kemungkinan ke tiga benar adanya, itu artinya Jeno menjadi penghalang bagi hubungan keduanya bukan?
Harvey yang tak berani mengungkapkan perasaan nya pada Renjun, dan disisi lain Renjun terus dikekang oleh Jeno agar tidak dekat - dekat dengan Harvey.
Itu cukup masuk akal bukan mengapa Renjun dan Harvey tidak bisa lebih daripada sepasang teman? Padahal dimata orang lain, mereka adalah pasangan yang sangat serasi bahkan kerap kali di jodoh - jodohkan secara terang - terangan. Mustahil jika salah satu diantara keduanya tidak ada yang memiliki perasaan suka lebih dari seorang teman.
Jeno tersenyum kecut saat satu persatu prasangka buruk terhadap Renjun dan Harvey bermunculan memenuhi ruang berpikir nya.
Apakah semua dugaan sepihaknya ini ada yang benar?
Dan ada satu hal yang sangat mengganggu Jeno, apakah benar Renjun mau melakukan pendekatan dengannya karena dipaksa oleh sang bapak?
Benarkah Renjun mengesampingkan perasaan nya pada Harvey dan memilih menuruti perintah Jinki untuk PDKT dengannya sebagai bentuk bakti pada orang tua? Yunho, sang paman, pernah bercerita padanya bahwa Renjun sangat penurut pada bapaknya. Bisa jadi 'kan kalau melakukan pendekatan dengannya semata - mata juga Renjun lakukan sebagai bentuk bakti nya pada Jinki juga.
Mengikuti egoisme orang tua sama dengan berbakti.
Apakah Renjun juga seperti itu? Menuruti segala kemauan Jinki atas dasar rasa baktinya pada orang tua.
Apa benar segala hal yang terjadi belakangan ini berjalan sesuai dugaannya saat ini? Jika dilihat dari sikap Renjun selama hampir sebulan pendekatan, besar kemungkinan bahwa Renjun memang melakukan semua ini karena terpaksa.
Renjun, anak itu... Benar - benar sering sekali bersikap dingin pada Jeno. Convokiller, membalas dalam waktu yang lama, dan terkesan tidak pernah tertarik pada topik bahasan yang Jeno angkat saat bertukar pesan. Begitu berbanding terbalik saat menghadapi Harvey.
Benarkah, Jeno sedang dipermainkan oleh Renjun? Atau semua dugaannya ini adalah asumsi tak berdasar yang muncul karena rasa cemburu berlebihan?
━━━━━━━━━━━━━━━
KAMU SEDANG MEMBACA
1 of 1 ✧ NoRen !¡
FanfictionRenjun adalah satu-satunya dan segalanya bagi Jeno. ©glowinjun - 2020