Seminggu berlalu sejak kencan terakhir kali Jeno dan Renjun. Selama itu pula, tak ada peningkatan yang signifikan antara hubungan keduanya. Renjun pun hanya seskali membalas pesan Jeno. Semua pesan pesan Jeno itu jarang ia balas dengan alasan ingin F0kU5 uJ1@N. Entah bodoh, bucin, terlalu pengertian atau apa, Jeno percaya saja pada Renjun. Soalnya, alasan yang diberikan ya memang masuk akal. Masa PDKT nya dengan Renjun ini jangan sampai mengganggu konsentrasi belajar Renjun, begitu prinsip Jeno.
Tapi, ada satu hal yang benar-benar membuat Jeno terbakar cemburu disini. Yaitu, kedekatan Renjun dengan seorang bule jadi-jadian ━menurut Jeno. Selama jadwalnya mengajar disekolah Renjun, Jeno tak henti hentinya memantau segala aktivitas gebetannya itu selama disekolah. Jika ada kesempatan, pasti Jeno akan mencuri pandang pada Renjun meski dari jarak jauh. Interaksi nya bersama Renjun saat disekolah juga terkesan formal sekali, benar-benar seperti guru dan murid pada umumnya.
Jeno rasanya kesal, iri, cemburu pada teman-teman Renjun yang bisa sebebas itu melakukan skin ship dengan Renjun. Sedangkan Jeno? Bah, bergandengan tangan saja belum pernah!Jeno ini sebenarnya anti skin ship, tapi entah kenapa setiap kali melihat Renjun, Jeno rasanya ingin sekali bermanja ria pada bocah kelas tiga SMA itu. Jeno ingin mencubit gemas pipi tembam Renjun. Kulit Renjun, yang saat dilihat saja sudah terlihat selembut kembang tahu, Jeno ingin sekali mengusap-usap kulit itu. Proporsi tubuh Renjun yang tidak terlalu kurus, juga tidak terlalu gemuk, rasanya akan pas sekali jika dipeluk. Bibir merah merona yang terlihat lembut, pasti akan nikmat jika dilumat. Dan ━ah, sudah jangan dilanjut! Imajinasi liar Jeno lainnya biar Jeno saja yang tahu.
Kedekatan Renjun dengan si bule jadi-jadian ini bukan sekali dua kali tertangkap dipenglihatan Jeno. Sudah berkali-kali, bahkan setiap hari!
Bule itu, Harvey, Jeno kesal sekali padanya!
Harvey selalu menempeli Renjun kemanapun anak itu pergi. Mulai dari menggandeng tangan Renjun, merangkul, sampai memeluk Renjun pun sudah Harvey lakukan. Dan yang membuat kesal lagi adalah, Renjun terlihat seperti tidak keberatan atas perlakuan Harvey tersebut. Jeno makin cemburu saja rasanya.
━━━━━━━━━━━━━━━
Jam pelajaran ke-empat selesai. Sekarang waktunya istirahat. Jeno keluar dari kelas yang barusan diajarnya, kemudian bergegas kembali ke kantor. Namun, baru selangkah keluar kelas, ia melihat Renjun sedang berdiri sendirian didepan kelas.
Ingatan dimana Harvey yang dengan gampangnya menempeli Renjun kembali melintas dikepala. Ah, beruntung Renjun sedang sendirian sekarang. Mungkin ini adalah waktu yang bagus untuk menyampaikan hal yang benar-benar mengganggunya akhir-akhir ini.
Namun, Jeno kembali terpaku ditempatnya saat menyaksikan Renjun tersenyum manis ke seseorang dilapangan sana. Itu Harvey!
Yah, Harvey lagi, Harvey lagi!
Ternyata Renjun sedari tadi menyaksikan Harvey bermain basket dilapangan. Entah ada hubungan apa diantara Renjun dan Harvey, yang jelas ini tidak bisa dibiarkan! Jeno harus menyuarakan isi hatinya pada Renjun kalau ia cemburu, cemburu berat pada kedekatan Renjun dan Harvey!
Dengan kaki jenjangnya, tak butuh waktu lama bagi Jeno untuk sampai disamping Renjun. Dengan rahang mengeras, serta tatapan mata setajam belati, Jeno memegang lengan Renjun seraya berkata, "Renjun, kamu itu punya saya. Tolong, jaga jarak sama Harvey! Jangan buat saya cemburu," ucapnya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Renjun yang diam membisu didepan kelas.
Renjun mengerjapkan matanya kaget. Apa ini? Jeno sedang cemburu?
Kalimat yang Jeno lontarkan secara tergesa itu benar-benar terekam apik di otaknya. Renjun kehabisan kata-kata! Jeno terlalu sulit ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 of 1 ✧ NoRen !¡
FanfictionRenjun adalah satu-satunya dan segalanya bagi Jeno. ©glowinjun - 2020