Park Jihoon - Singgah

3.6K 515 81
                                    

•○°•○°•○°•○°•○°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•○°•○°•○°•○°•○°•

"Bisa diem gak sih?" Kamu kaget sendiri mendengar teriakanmu, pasalnya kamu lupa kalau hanya kamu satu-satunya di rumah ini yang bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain.

"Kamu nyuruh Mama diam dek?" Ucap Mamamu membuat Papa dan abangmu ikut berhenti menyuapkan sendok ke mulut mereka.

"Gak ini loh ada nyamuk di telinga aku, aku nyuruh dia yang diem, hehe." Ucapmu membuat keluargamu menggeleng karena sikap anehmu. Beruntungnya mereka percaya dan kembali melanjutkan makan malam yang sempat berhenti.

Kamu mendengus sambil melihat pelaku yang terkekeh di sampingmu. Ya, hantu itu tertawa melihatmu bertingkah bodoh. Sebenarnya kamu memang bisa melihat mereka sejak kecil. Hanya saja kamu tak memedulikan mereka.

Kebanyakan dari mereka selalu meminta bantuan ini dan itu, membuatmu kesal sendiri. Kamu juga punya kesibukan dan mereka hanya ingin tujuannya tercapai tanpa tahu kesibukanmu. Naasnya dua minggu lalu kamu terjatuh dari pohon mangga milik Pak Taeil karena ingin mengambil satu mangga mudanya dan sialnya hal itu terjadi karena kamu tidak sengaja bertatap mata dengan hantu itu.

Kamu yang kaget akhirnya menapakkan tangan di tempat yang salah dan terjatuh. Karena hal itulah dia mengikutimu sampai ke rumah. Dia cerewet bahkan lebih cerewet dari Mamamu, namun satu hal yang membedakan dia dengan yang lain, dia tampan.

"Aku udah selesai, mau ke kamar dulu ya." Sebelum naik ke atas kamu mencium pipi kanan kedua orang tuamu dan menjambak pelan rambut abangmu yang judesnya minta ampun, Kim Doyoung.

"Anj- adek laknat lo (y/n)!" Teriaknya membuatmu tertawa sedang hantu di sampingmu menggeleng karena sikapmu yang jahil. Bahkan Mama Papamu sudah lelah memberitahumu untuk berhenti menggoda abangmu.

"Lo emang jahil gitu ya anaknya?" Ucapnya saat kamu dan dia telah sampai di kamarmu.

"Ya, gitulah. Lo kan tau sendiri dua minggu ini gue selalu ngejambak dia setelah selesai makan malam." Ucapmu sambil tertawa pelan.

"Lo beruntung." Ucapnya sambil menunduk membuatmu berhenti tertawa.

"Lo punya keluarga lengkap, lo bisa kuliah dan yang paling membahagiakan adalah lo hidup." Kamu tertegun mendengar celotehnya. Dua minggu bersama dia, Park Jihoon dia tak pernah mengungkapkan apa yang ia inginkan. Dia hanya mengikuti keseharianmu kesana-kemari, kecuali saat kamu di kamar mandi.

"Lo mau gue bantu apa?" Tanyamu membuatnya menatap kedua matamu.

"Gue gak tahu, gue lupa semuanya. Bahkan gue lupa semua keluarga gue." 

Halu 2.0 II Treasure & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang