Jeya mengeratkan jaket yang memeluk tubuhnya. Rasa dingin begitu menusuk tulangnya. Apa ini kualat tidak menuruti ucapan Ganesh untuk tidak keramas itu ya, dia malah jadi sakit seperti ini. Ganesh sekarang memang makin sakti.
"Je, lo baik-baik aja?" tanya Sica dengan raut khawatir. Jeya sama sekali tak seperti biasa. Wajahnya pucat dengan bibir yang sesekali menggigil.
"Agak nggak enak badan sih." Jeya lagi-lagi hanya bisa mengusap-ngusap bangian lengannya agar bisa sedikit hangat.
"Mau gue anter ke UKS aja?"
Jeya menggeleng. "Kalo nggak ikut belajar kenapa sekalian gue nggak sekolah aja."
"Iya tapi, apa lo bisa dengan kondisi sekarang?"
Jeya menatap Sica dengan tatapan meyakinkan. "Gue nggak papa kok."
Sica menghela napas. "Kalo makin parah bilang ya Je, soalnya gue denger OSIS lagi ada rapat dadakan."
"Loh kenapa jadi OSIS? Gue 'kan bukan OSIS, Ca."
"Maksudnya Ganesh 'kan lagi nggak di sini."
"Ganesh? Emang kenapa kalau Ganesh nggak di sini?"
Sica menghela napas. Mungkin kalau itu Rista pasti sudah mencak-mencak. Untung saja Sica itu berkelas, hingga kesal pun tetap terlihat elegan.
Bruk!
Sebuah kantong kresek tiba-tiba jatuh pada meja Jeya. Tak hanya mengagetkan, kresek itu pun membuat percakapan Jeya dan Sica terputus tanpa klimaks.
"Ferdi," gumam Jeya begitu melihat siapa pelaku yang menjatuhkan kantong kresek itu.
Tapi kenapa wajah Ferdi tetap tak bersahabat begitu. Dasar! Bahkan setelah putus pun dia tetap setidak santai itu pada Jeya."Ganesh lagi sibuk sama urusan OSIS, jadi tolong ya Jeya cepet makan obatnya, jangan manja," terang cowok itu dengan nada yang masih ketusnya.
"Lo ada masalah idup apa sih?" Jeya mengurut pelipisnya yang terasa pusing. Pusing karena benar-benar sakit juga pusing pada tingkah Ferdi yang selalu menyebalkan.
"Minum, dan nggak usah nyusahin." Ferdi pun langsung keluar dari kelas. Sebagai wakil ketua, tentu saja dia juga turut serta dalam setiap kegiatan OSIS.
Jeya cemberut, ia menarik kantong kresek itu yang berisi air mineral, roti, juga obat--yang Jeya tak tahu nama dan fungsinya apa, namun karena Ganesh yang kasih sudah pasti obat ini tepat dan aman."Ferdi punya dendam banget sama lo ya Je?" Sica yang ikut memperhatikan menyeruakan keheranannya.
"Gue nggak ngerasa punya salah. Gue kira dia gitu karena--" Jeya menghentikan ucapannya. Teringat bahwa ia tak boleh menceritakan kesalahan yang selama ini terjadi antara dirinya dan Ganesh itu.
"Karena?" Sica menaikkan satu alisnya.
"Gue juga kurang tau sih, hehe...."
oOo
2. Mulai kenali apa saja yang disukai oleh target
Orang mungkin akan jatuh cinta ketika melihat sosok yang tampan/cantik, namun orang akan jauh lebih cepat jatuh cinta ketika punya satu kecintaan pada hal yang sama. Cari tahu apa yang disukai oleh kedua targetmu. Cari titik temu di mana mereka menggemari hal yang sama.
Karena kesukaan yang sama, akan membuat kemungkinan mereka dekat menjadi lebih besar.Jeya menjauhkan ponselnya, wajahnya sedikit meneleng. "Lah udah gue lakuin ini, apa tips yang kemarin itu salah ya?" Jeya sudah menanyakan musik yang Sica sukai, agar bisa menyamakan dengan selera Ganesh.
Hal itu masuk ke tips kedua, lalu pengakraban itu seperti apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan [TAMAT]
Teen Fiction"Je, lo beneran nggak pacaran lagi sama Ganesh?" "Iya, kan gue juga udah bilang putus sama dia 30 Januari." "Terus kenapa dia masih suka perhatiin lo?" "Oh mungkin dia lupa." "MANA ADA JEYA ORANG LUPA JADI MANTAN!" Lula Thana, 7 Maret 2021 - 4 Novem...