Saryu Jola Syanea, sebentar lagi 16 tahun. Penyuka novel Teenlit dan kolektor dari manga bergenre Shoujo. Pokoknya aku suka dengan kisah cinta yang manis anak remaja. Yang sayangnya hal itu tak ada di realita.
Maka dari itu keseharian aku tak lepas dari membaca. Meskipun hanya sekedar kehaluan, setidaknya aku tetap bisa senyam-senyum dengan cara itu.Hingga suatu kejadian mengubah semua pandanganku.
Hari itu hari sabtu. Jam pelajaran di sekolah tak terlalu banyak, bel pulang berdering lebih cepat. Kecuali anak yang tidak mengikuti ekskul, tentu mereka bisa langsung menikmati kebebasan, namun bagi aku yang menjadi anak teater, hari itu hari tersial.
Bagaimana tidak, aku sudah berminggu-minggu berlatih mendalami karakter, namun pembina berkata aku tidak ada perkembangan hingga akhirnya peran utama yang aku harapkan itu diberikan pada orang lain.
"Pengen jadi Medusa...." rengekanku hari itu. Duduk meringkuk di antara rak buku sejarah yang sepi dari peminatnya.
Aku sengaja melarikan diri ke perpustakaan, agar puas menangis, menumpahkan segala kekecewaan. Tenang, aku tak lupa aturan. Aku tahu di perpustakaan tak boleh meraung-raung membuat kegaduhan.
Katakanlah saat itu aku hanya membuang air mata dan ingus yang menghabiskan tisu di saku.Sebenarnya itu bukan bagian penting untuk diceritakan sih.
Pokoknya setelah aku puas menangis, aku berdiri untuk pergi keluar. Namun, tiba-tiba langkahku membatu, tubuhku seolah-olah menjadi kristal.
Atmosfer sekitar mendadak berubah menjadi merah muda. Angin mendadak berhembus lembut. Menerbangkan kelopak-kelopak bunga yang entah datang dari mana atau hanya sekedar bayanganku saja(?)Di depanku, pada salah satu meja belajar, aku menemukan Kak Jeya dan Kak Ganesh. Saat itu Kak Jeya tengah fokus menulis, sementara Kak Ganesh memegangi rambut cewek itu agar tidak menghalangi wajahnya.
Aku memegangi dada yang tiba-tiba berdetak kencang. Seperti ada ribuan bunga yang kini bermekaran di--
"Lebay!"
Jola menghentikan gerakan jarinya di atas Keyboard. Ia melirik sinis pada cewek yang barusan melongok pada layar laptopnya lalu melengos dan duduk di atas kasur, miliknya. Sudah mencela, seenaknya pula. Padahal barusan Jola itu tengah semangat bercerita. Karenanya semangat Jola jadi bercecer ke mana-mana.
"Sorry ya, Kak Lula, aku nggak butuh saran," ucap Jola dengan wajah kesal bahkan sampai melotot pada sang lawan bicara.
"Hadeuh, terserah deh. Lagian buat apa coba yang kayak gitu ditulis?"
"Heh, ini itu tentang Kak Jeya sama Kak Ganesh tauk!" kata Jola yang merupakan penggemar pasangan itu dengan label garis keras
"Iya tau Jola, tapi apa pentingnya?"
"Mereka itu secercah harapan yang akhirnya bikin aku mantap bersuara kalau hal manis itu ada di dunia nyata. Mereka itu sumber dari segala keuwuan yang bisa aku lihat tanpa rekayasa." Jola menangkup kedua pipinya dengan mata yang menatap nyalang penuh cinta. Jangan lupakan senyuman yang kalau semakin lama diperhatikan terlihat agak menggelikan.
"Ck! Bocah."
Jola balas berdecih dan kembali melayangkan tatapan permusuhan. "Sekali lagi ya Kak Lula berujar nggak sopan, aku usir loh!"
"Huh, iya-iya. Jadi kamu segitu sukanya sama Ganesh-Jeya? Jangan bilang kamu sampe nguntit mereka?"
"Heh, mana ada?!" Jola membantah cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Mantan [TAMAT]
Підліткова література"Je, lo beneran nggak pacaran lagi sama Ganesh?" "Iya, kan gue juga udah bilang putus sama dia 30 Januari." "Terus kenapa dia masih suka perhatiin lo?" "Oh mungkin dia lupa." "MANA ADA JEYA ORANG LUPA JADI MANTAN!" Lula Thana, 7 Maret 2021 - 4 Novem...