18. Nyaman

34.7K 4.2K 85
                                    

Jeya meletakkan pipinya pada permukaan meja, rautnya terlihat kusut sementara tangannya melambai-lambai kecil tanda menyerah. Padahal ia merasa sudah mengisi tenaga saat jam istirahat, tapi langsung habis terkuras begitu Pak Darwis menyebutkan rumus-rumus mengerikan, yang menggerogoti kepalanya.

Sica yang sudah memasukkan catatannya ke dalam tas hanya terkekeh kecil. "Segitu menyiksanya ya, Je?"

Jeya mengangguk dengan wajah penuh pengaduan. "Sica bisa nggak sih skip kimia selama SMA?"

"Ada-ada aja." Sica menggeleng. "Eh gue mau ke depan bentar mau nitip nggak? Masih ada waktu buat pelajaran selanjutnya."

"Ih Sica baik banget, pengen...."

"Susu kotak storoberi?"

"Loh kok tau?"

Sica hanya tersenyum. Itu minuman kesukaan Jeya, siapa pun bisa tahu karena terlalu mencolok. Dan Jeya ini tipe yang setia kalau menyukai suatu hal, hingga hal itu bisa menjadi ciri khasnya.
Beberapa kali Sica pernah berpapasan dengan Ganesh yang tengah membeli susu kotak itu di depan. Karena memang di kantin tak ada yang menjual, terlalu dianggap kekanakan.

"Dua ya." Jeya menyerahkan uang. Tanpa kata lagi Sica yang sudah membawa bahan untuk di fotocopy itu pun pergi meninggalkan Jeya yang menatap penuh kagum. Ramah, baik, bahkan buat pergi pun dia nggak minta ditemenin orang. Se-perfect itu memang seorang Jesica Tarinta.

"Eh gila!" Jeya memekik kaget begitu sesuatu ditempelkan pada pipinya. Dia seketika menegakkan tubuh dan mendapati sekotak susu coklat di depan mata. Kening Jeya mengernyit.

"Buat gue?"

"Iya."

"Lo ulang tahun, Fer?" Jeya tak pernah tahu kapan ulang tahunnya, tapi jika hari ini berarti barengan dengan Ganesh.

"Kagak."

"Terus kenapa ngasih tiba-tiba? Oh lo lagi ada ma--"

"Udah terima aja sih." Ferdi menyerahkan paksa susu itu pada tangan Jeya.

Jeya menatapnya. "Tapi gue sukanya stroberi."

"Lo ada alergi emang sama susu coklat?"

"Nggak sih, cuma kurang enak aja."

"Hidup itu harus banyak bersyukur, Je," ucap cowok itu dengan gaya sok paling ahli memberi petuah.

"Gue bukan nggak bersyukur ya, lagian gue udah nitip--"

"Ini aja, Je." Ganesh tiba-tiba menyimpan susu kotak stroberi di meja Jeya yang membuat cewek itu langsung tersenyum riang.

"Maka--"

"Aduh gue haus nih, ini punya siapa, gue minum ya." Rista tiba-tiba datang lalu mengambil susu kotak itu. Dalam detik yang tak jauh berbeda ia langsung meminum habis isinya, membuat Jeya melongo tak percaya.

"Ta, lo kesurupan?" Jeya menyodorkan tumbler air minumnya. Dalam ingatan Jeya, Rista itu paling anti sama yang berbau stroberi. Jeya bersumpah, ingatannya belum karatan kok.

oOo

"Gimana, Za? Lo udah bikin susunan panitianya?" tanya Ganesh pada Reza orang yang ditunjuk menjadi ketua pelaksana acara ulang tahun sekolah tahun ini.

"Nyaris semua, setelah Sica konfirmasi buat jadi sekretarisnya, dia udah bantu banyak hal. Bisa dibilang kita cuma butuh peresmian doang. Soalnya anak-anak juga udah mulai pada gerak sama tugas masing-masing," papar Reza.

"Oke."

"Tapi Nesh, gue boleh ngusulin orang dari luar anak OSIS dan MPK nggak?"

"Siapa?"

Katanya Mantan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang