DUAPULUHDELAPAN - CINTA LAMA BELUM KELAR

24 3 0
                                    

"Kayanya gue suka lagi sama Cello," gadis itu meringis ketika selesai mengucapan kalimatnya.

Bangkunya digebrak oleh sahabatnya, "LO GILA?!"

Fea menggeleng, "ga, gue waras. Entah, gue suka lagi sama dia." Viol mendesis lalu duduk kembali.

"There are seven billion people in the world, Fe. But why, kenapa harus Cello? Lo ga inget dia khianatin lo sama Kinan-Kinan itu?"

Nayla membenarkan posisi duduknya, "gue ga heran, sih?"

"Sama," sahut Edgar.

"Kok?"

Siswi berambut selengan itu menghela napas, "wajar, Vi. Lo bayangin, sebenci apapun Lo sama si A, kalo dia temenin lo pas lagi terpuruk apalagi patah hati karena cowo, apa lo ga nyaman?"

"Iya, gue nyaman sama dia. Entahlah, dia masih sama, kaya Cello dua tahun lalu,"

Viol menghela napas, kembali menatap Fea. "Iya, tapi gue ga mau lo nangis lagi," Fea hanya terkekeh ringan. Viol mengelus-elus rambut pendek Fea yang sempat dipotong beberapa saatlalu karena frustasi.

"Cello yang buat gue ga nangis lagi," wanita itu tersenyum simpul. Bayu tiba-tiba menginterupsi.

"Wait, kata lo tadi Cello khianatin Fea sama siapa?"

"Kinan- Kinan?" Bayu menggeleng, paham yang dimaksudkan Viol.

Fea, Nayla dan Edgar membeo, "kenapa?"

"Gue bakal beritahu lo saat waktunya udah tepat, Fe."

-o0o-

Sepasang remaja itu berjalan beriringan di dekat alun-alun kota. "Mau?" Pria itu menunjuk penjual gulali dengan mobil. Yang ditanyai mengangguk.

Bayu memberikan uang duapuluh ribu kepada penjual lalu mulai memakan gulali itu bersama Nayshilla. "Thanks,"

Mereka kembali berjalan ringan, sekedar mengelilingi alun-alun. Tiba-tiba sebuah suara memanggil. "Bay!" Terlihat Fea-bersama Cello- melambaikan tangan seraya berjalan menuju sahabatnya.

"Eh, lo berdua," Bayu menyapa Cello dengan bertos ala bro-bro. "Apa kabar, Cel?"

"Ga baik, Fea ngerusak." Fea menginjak sebelah kaki Cello, "sialan. Lo yang tawarin gue, anjir."

Cello mengaduh pelan, "galak."

"Nay, apa kabar?"

Nayshilla yang membuang muka menatap Fea sebentar, "baik kok. Kamu juga?" Fea mengangguk.

Nayshilla kembali mengalihkan pandangannya. Melihat Fea membuatnya merasa bersalah kepada Faisal. Bayu menepuk pundaknya. "Cari siapa?"

"Ah, nggak."

"Wih, jadian, belum?" Goda Fea kepada kedua temannya.

Bayu menyenggol Nayshilla, "ditanyain, tuh. Jadian, ga?" Yang disenggol hanya merona, "apaan, sih?"

Fea tertawa, "gue bercanda. Yaudah, gue duluan, ya, Bay, Nay,"

"Iya,"

"Yaudah sana, gangguin bener, lo," ujar Bayu dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.

"Bay. Duluan," Cello memeluk Bayu ala cowok-cowok.

"Yoi. Jagain Fea, awas aja lo bikin dia nangis lagi." Mereka tertawa kecil, lalu Fea mulai beranjak. "Bye, PMM,"

FAISALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang