SEPULUH - RAJA AMPAT

57 4 0
                                    

faisal di bandara, ga ada obat sii

***

"RAJA AMPAT I AM COMING!" Teriak Fea kala mereka keluar dari pesawat.

"Fe, masih pagi, anjir!" tegur Bayu.

"Malu-maluin banget pacar lo, Sal," Edgar menimpali Bayu. Lainnya hanya terkekeh.

Singkat cerita, mereka dijemput oleh tour guide yang dipesan oleh Edgar.

Di mobil, Edgar duduk di depan, di bangku belakang ada Bayu dan Faisal sementara di tengah sisanya. Berhubung jam telah menunjukkan pukul 01.00 WIT yang berarti pukul 11.00 WIB di Jakarta, mereka pun memutuskan untuk menuju ke villa dan segera beristirahat.

Sesampainya mereka di villa, kelima turis domestik itu terperangah mengetahui kamar yang dipesan temannya ternyata dua kamar dengan dua kasur king size di masing-masing kamarnya namun kedua kamar itu dihubungkan dengan sebuah pintu yang sama menuju balkon.

"Wow, keren juga villa keluarga lo, Gar," puji Bayu.

"Iya dong, Edgar!" tukas Edgar membanggakan diri. Keenamnya pun tertawa receh lalu meletakkan barang di masing-masing kamar dan bergegas untuk tidur.

Lain hal nya dengan Fea, remaja itu memutuskan untuk bersantai di balkon, menikmati indahnya keheningan malam.

Pemandangan yang dilihatnya seolah-olah lukisan tuhan yang memang disajikan untuknya. Hamparan pasir dan lautan biru, langit gelap bertabur jutaan bintang ditambah bulan sabit yang menghiasinya membuat Fea sadar betapa besarnya kekuasaan tuhan-nya selama ini.

"Cantik?" suara khas yang dikenal Fea memecah keheningan.

"Cantik banget. Pertama kalinya gue lihat pemandangan seindah ini. Haha, emang nothing impossible ya, Tuhan itu," Fea mengerling ke langit di hadapannya.

"Iya, cantik banget. Apalagi lihatnya sama cewe galak cantik kaya lo," dirasakannya pipinya memanas. Fea pun menunduk menetralkan detak jantungnya.

"Ngapain nunduk? Liat cicak?" goda Faisal yang diakhiri kekehan ringannya.

"Iya. Lo belum tidur?" tanya Fea mengalihkan perhatian.

Faisal yang masih sigap di bibir pintu balkon pun menjawab, "belum. Lo sendiri ga tidur? Istirahat, jangan begadang," titah Faisal.

"Ngaca. Lo juga begadang sampe sekarang."

"Makanya ayo lo tidur."

"Lo aja dulu, gue masih mau liatin bintang,"

"Gantengan juga gue daripada bintang," ujar Faisal membanggakan diri seraya tersenyum tampan

"Serah," Fea memutar matanya sekarang. Tawa Faisal semakin membuat Fea sebal sekarang.

"Udah. Lo tidur, ya, gue balik mau sholat. Lo balik gih," putus Faisal. Fea pun berencana pura-pura mengalah. Setelah Faisal pergi Fea berniat kembali lagi.

Saat Fea sampai di bibir pintu, tubuhnya ditarik ke belakang oleh Faisal. Faisal pun mendekap perut Fea lalu meletakkan dagunya di pundak Fea. "Mimpiin gue ya, cantik."

Fea tersenyum tipis, "idih, ogah banget mimpiin orang kaya lo. Kaya monyet," Fea pun terkekeh.

"Kaya monyet juga tapi lo suka,"

"Pede banget?"

"Iya, sayang." Fea semakin sebal, namun usapan Faisal di kepalanya mengurangi rasa kesalnya.

FAISALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang