Hari kedua mereka berlibur di kepulauan Raja Ampat. Setelah menabung energi semalaman, mereka pun kembali bersiap untuk menjelajahi sebuah pulau, pulau Friwen.
"Nah, kalo yang ini namanya pulau Friwen, dek," abang-abang itu kembali bersuara.
"Kita ini ke destinasi mana, bang?"
"Pantai nya, pantai Friwen. Sebuah pantai yang berjarak sekitar 30 menit dari pulau Waisai." abang-abang itu masih mengemudikan jeep mereka.
"Disana keindahannya, wah gabisa diraguin tuh! Pasir-pasirnya yang putih menghiasi pesisir, disertai pepohonan yang rindang dan ditambah dengan gradasi air lautnya yang berwarna tosca. Ombaknya juga tenang, sehingga tempatnya cocok untuk dijadikan sebagai tempat chilling and relax." sementara yang lain manggut-manggut, Fea melamun.
"Nah, di sana ada sebuah pohon yang umurnya ratusan tahun. Di pohon itu disediain semacam ayunan, biar para traveller bisa naik lalu terjun ke bawah, biar ekstrem gitu," abang-abangnya memarkirkan jeep mereka di parkiran pantai.
"Wow! Keren!" Nayla pun langsung mengambil kamera vlognya dan mulai berbicara.
"Hello guys! Balik lagi sama gue, Nayla Maritzka! Kali ini, gue ada di pulau Friwen, lebih tepatnya di pantai Friwen nih. Nih nih lihat, bagus banget kan? Itu semua karena temen gue yang satu ini mau traktir kita-kita, ya kan Gar? Thanks ya!" Nayla menyodorkan kameranya ke arah Edgar seraya memeluknya sok akrab.
"Udah! Buru ganti baju, kita seneng-seneng!" Viol memerintah dan ditanggapi gercep oleh mereka berempat selain Fea.
Fea terlihat tidak semangat dari kemarin pagi, dan Faisal menyadarinya.
Fea lebih diam daripada biasanya, tingkahnya juga berkurang. Banyak melamun.Selesai berganti pakaian, mereka pun langsung pergi menuju tujuan masing-masing. Viol dan Nayla bermain air di pesisir pantai. Sementara para pria berenang ke tengah lautan.
Faisal mendekati Fea yang telah berganti dari jeans dan hoodie menjadi hotpants dan kaos oblong di pesisir pantai.
"Fe," Fea menoleh.
"Kenapa?"
"Ayo main," Fea berdiri dan menarik tangan Faisal. Mereka pun pergi dengan seulas senyum simpul.
"WOY! NAIK PERAHU YUK!" Edgar berteriak dari tengah laut ke pesisir. Mereka pun sepakat akhirnya naik ke atas perahu.
Di atas perahu, di depan terdapat Nayla dan Viol, di tengah terdapat Bayu dan Edgar, sementara Faisal dan Fea di belakang.
Mereka berbincang hangat menikmati pemandangan, berbeda dengan Fea. Faisal rasa hawa kemuraman terlihat jelas di atmosfer sekitar Fea. Ia benar-benar kesal, Fea mendiamkannya. Fea melamun dan itu membuat Faisal semakin kesal sekarang.
"Fe!" Faisal menyenggol bahu Fea, Fea langsung tersadar dari lamunannya.
"Apa?"
"Lo kenapa sih?" Fea tidak menjawab. Ia kembali berlabuh dengan pikirannya.
"Lo kenapa, Fe, lo ga mood? Mau balik?" Fea hanya menggeleng.
"Gapapa, gue kaya nervous aja, bisa liburan di tempat secantik ini, gratis lagi," Fea tertawa garing.
"Lo ga kepikiran soal—"
"Liat deh bagus banget tuh!" Fea mengalihkan pembicaraan.
"Gue tau lo ngalihin pembicaraan."
"Apaan, sih?" elak Fea setengah tertawa.
"Fe,"
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAISAL
Romance"Sinting! Mana ada gue suka sama lo" "Gue tarik kata-kata gue. Ga ada lo hidup gue sepi." Namanya Faisal. Si ganteng dengan sejuta pesonanya. Bukan, dia bukan cowo dingin. Tapi setiap perkataannya membuat semua orang yang ditujunya benar-benar luluh...