Hentakan kaki terdengar jelas di sekolah elite itu. SMA Harapan Jaya, salah satu sekolah menengah atas di Jakarta yang pada pukul 06.45 tepat gerbang sekolah akan ditutup. Pria paruh baya itu berjalan untuk menutup gerbang sekolah sesuai tugasnya.
"Pak, pak! Tunggu pak! Biarin saya masuk ya?" Pinta gadis itu dengan wajah memelas kepada pria paruh baya yang bertugas sebagai satpam itu.
"Duh, maaf neng Fea. Udah 45 menit ini mah, neng. Eneng betah amat si dapet ceramah eksklusif," Tolak satpam itu.
Satpam itu melihat benda bundar berwarna silver di tangan kirinya. Serta tangan lainnya memegang pintu gerbang yang masih dicegat siswa yang sebenarnya terlambat itu. Fea.
Tidak sabar, Fea menyerobot masuk, "Elah, pak! Masih kurang 40 detik!"
Teriak gadis mungil itu seraya menjauh dari pak Setyo, satpam langganan yang selalu hampir setiap hari ditemuinya.
"Sialan lah, pak Setyo pake acara liat jam tangan segala. Huh, makin lama!" Fea uring-uringan sendiri
Umpatan demi umpatan keluar dari mulut kecil gadis itu.
"Yaelah, belum sarapan, belum sisiran, lupa bawa sabuk, hampir telat lagi hadeh. Sial. Mati aja gue ntar." Ia mengumpat berkali-kali dengan perut kosong dan langkah kasar.
"Woi, jalan pake mata, minta dicolok itu mata?!" Fea mengamuk dengan berbagai macam umpatan.
Pantatnya mendarat dengan tidak indah. Baginya, disaat moodnya rusak semuanya adalah pengganggu.
"Eh, maafin gue. Gue ga sengaja," pria tinggi itu mengulurkan tangannya untuk membantu gadis yang notabene-nya menabraknya. Uluran tangan itu ditepis kasar oleh Fea.
"Gue ga butuh bantuan lo." tolak Fea ketus.
Fea pun menyibak-nyibakkan bawahan abu-abu itu, membersihkannya dari debu tempat yang tanpa sengaja menjadi tempat mendarat pantatnya yang rata.
"Eh, beneran gue gasengaja," tambah pria itu dengan raut wajah bersalah. Ia mencoba menyentuh lengan Fea yang tergores puffing. Terhempas, itu yang terjadi pada tangan Faisal.
"Tunggu!" Fea yang hendak melangkahkan kaki menuju kelasnya, kembali berhenti. Pria yang Fea tak tahu siapa namanya dan semakin merusak mood-nya pagi ini mencegahnya.
"Nama lo siapa? Kelas mana?"
"Apa urusannya sama lo?" jawab Fea irit
"Bentar!" Fea berhenti. "Gue Faisal."
"Gue ga tanya." cibir Fea pedas. Ia pun melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
"Yeee, dikasi nama cogan juga."
"Gua ga butuh nama lo."
"Sok jaim lo. Liat aja lo!"
Fea pun meneruskan langkahnya dengan tergesa-gesa dan emosi.
"Siapa, sih! Pagi-pagi udah ngerusak mood aja, sialan. Untung ganteng." Fea mengoceh sepanjang perjalanan menuju kelasnya.
Tak lama, ia sudah sampai di bibir pintu kelas XI-IPA 2. Setelah mengucap salam pelan, Fea berjalan menuju bangkunya.
Viol datang dan menggoda Fea. "Cie, yang habis ketemu cowo baru." Fea membelalakkan matanya.
"The hell, kok lo tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAISAL
Romance"Sinting! Mana ada gue suka sama lo" "Gue tarik kata-kata gue. Ga ada lo hidup gue sepi." Namanya Faisal. Si ganteng dengan sejuta pesonanya. Bukan, dia bukan cowo dingin. Tapi setiap perkataannya membuat semua orang yang ditujunya benar-benar luluh...