Hujan mengguyur kota Jakarta dengan deras seolah bumi menumpahkan kesedihannya. Ketika jam menunjuk ke pukul 13.20 Fea keluar dari toilet dan kembali ke kelas, tak menemukan Faisal di dalam kelas.
Fea pun berlari menuju lapangan dan menepuk pundak Nayla, "Nay, Faisal mana?"
"Oh, dia tadi duluan ada janji katanya," Fea pun mengangguk lalu membuka ponselnya.
"Lo mau nebeng gue?"
"Nggak deh, gue nanti ngojek aja. Toh gue mau ke perpus dulu pinjem buku buat PR. Ntar gangguin lo sama Riu, ga enak,"
"Rajin bener, kesambet?" Fea langsung menyenggol Nayla yang terkekeh. "Enak aja. Gue cuman mood aja kali,"
"Yaudah, gue balik dulu, ya? Riu nungguin,"
"Yo, ati-ati!" Nayla pun berlalu dengan Riu yang sudah di dalam mobil.
Fea akhirnya bergegas menuju perpustakaan. Mungkin setelah dari perpustakaan, hujannya akan mereda, begitu pikirnya.
Ia pun menghabiskan waktu di perpustakaan hingga jam menunjukkan pukul empat sore. Namun tak ada tanda-tanda yang menunjukkan hujan mereda.
"Lah, kok belum reda? Yaudah deh gue pesen taksi aja," Fea yang berada di halte pun membuka ponselnya.
"Lah, lowbat. Gue ga bawa powerbank lagi, sialan." Fea pun pasrah dan menunggu hujan reda.
10 menit, 20 menit, satu jam, hujan tak kunjung reda.
Suntuk menunggu hujan reda, klakson mobil mengagetkan Fea di seberangJendela mobil terbuka, memperlihatkan seorang pria.
Pria tersebut mengambil payung dari kursi belakang lalu berjalan ke arah Fea.
Setelah pria itu sampai, ia menyingkirkan payungnya."Lo ga pulang?"
"Ngapain lo disini?"
"Gue mau tanya lo ga pulang?"
"Belum. Apa urusan lo?"
"Dijemput?"
"Gatau."
"Mau gue anterin?" Tawar Cello.
"Maksud lo apaan sih? Lo mau hancurin hati gue lagi?" Fea menatap Cello memicing. "Gue cuma mau bantuin lo,"
"Gue ga butuh bantuan lo. Dan satu lagi, nama Faisal udah ada di hati gue."
"Mau maghrib. Lo pasti belum sholat," Fea memikirkan sesuatu. Memang benar, ia belum sholat ashar.
"Ayo,"
"Ga. Gue mau tungguin Faisal aja,"
"Faisal pergi sama Kiran. Mending lo gue anter."
"Ga lah. Pasti dia cerita sama gue."
"Gue lihat pake mata gue sendiri. Udah, lo gue anter pulang." Fea masih membuang muka.
"Buruan."
"Ga usah, makasih. Gue bisa pulang sendiri." Fea pun menembus hujan berlari ke rumahnya tak memperdulikan Cello yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAISAL
Romance"Sinting! Mana ada gue suka sama lo" "Gue tarik kata-kata gue. Ga ada lo hidup gue sepi." Namanya Faisal. Si ganteng dengan sejuta pesonanya. Bukan, dia bukan cowo dingin. Tapi setiap perkataannya membuat semua orang yang ditujunya benar-benar luluh...