DUAPULUHSEMBILAN - ARCHERYA

21 3 0
                                    

"Tunangan?!"

Edgar dan Nayla menyengir, "iya, hehe. Kita udah dari lama, sih, rencanain ini."

"TAPI KAN LO MASIH KELAS SEBELAS?" Viol heboh sendiri mendengar kedua temannya bertunangan.

Edgar menggaruk kepalanya yang tak gatal, "bokap gue suruh cepet-cepet tunangan. Lagian sekolah ini punya keluarga Nayla, kan, katanya gas aja."

"LO SERIUS?!" Viol lagi-lagi memekik keras. "Iya, Vi. Sorry gue ga kasih tau, tapi sekolah ini punya keluarga Riu. Kepala sekolahnya tante gue." Nayla lagi-lagi tertawa.

Viol memelototi Bayu dan Fea, "LO BERDUA KOK GA KAGET?!" Gadis yang asik menyenderkan kepalanya di mejanya itu menghela napas. "Gue sama Bayu udah tau dari Riu baru masuk sekolah."

"KOK?!?" Viol disodori air minum oleh Bayu, "tenang, sabar. Gue sama Faisal tanya ke Riu hari itu, Faisal ternyata cerita ke Fea."

"Sialan ya lo semua! Jadi gue doang yang ga tau?" Nayla meringis, menunjukkan dua jarinya ke arah Viol.

Yang sedari tadi marah-marah kembali duduk dengan kesal. "Berapa banyak yang lo sembunyiin dari gue, Nay, Gar?"

"Cuma satu lagi," Nayla meletakkan tangannya yang sedari tadi di bawah dan berpegangan dengan Edgar di atas meja. "Gue sama dia jadian."

Viol kembali berdiri. "GUE DOANG YANG GA TAU INI?!"

"Gue juga baru tau, kok." Bayu mengangguk, menarik Viol kembali duduk. Fea mengangkat kepalanya. "Lo serius?"

"Iya. Tunangannya besok jam 8 malem, lo bertiga hadir, ya,"

Fea semakin menegakkan badannya. "Ini, nih, yang gue suka. Pacaran bentar langsung tunangan. Kece lo, Gar. Untuk pertama kalinya gue salut sama lo."

"Anak setan." Umpatan Edgar membuat Nayla, Bayu dan Viol tergelak.

-o0o-

Kediaman Nayla terlihat sangat indah malam ini. Meja makan yang lengkap dengan sekitar 15 kursi serta sendok dan garpu yang tertata rapi di atas meja membuat halaman itu terlihat luar biasa. Satu persatu undangan datang. Orangtua Nayla dan Edgar menyambut tamu-tamu mereka.

"Selamat malam om, tante," Viol menunduk hormat kepada kedua pasangan itu. Diikuti Bayu dan Fea di belakangnya, mereka semua tersenyum ramah.

"Selamat malam juga! Wah, terimakasih, ya, sudah datang malam ini. Enjoy, guys, Nayla sama Edgarnya masih siap-siap." Ujar mama Nayla.

Mereka semua mengangguk-angguk, "ga masalah, tante. Kita kan temennya Nayla sama Edgar, ga boleh lewatin hal sepenting ini, dong," Fea yang sok akrab selalu berhasil mencairkan suasana.

"Terimakasih, semuanya. Silakan duduk, ya. Di sana juga ada Darius," kini papa Nayla yang berbicara.

Mama Edgar menyerobot, "eh, sebentar. Kan Nayla sama Edgar, Bayu sama Viol, terus Fea sama siapa?" Candaan mama Edgar benar-benar menyesakkan hatinya. Miris.

"Hahaha, sendiri dulu, tante, belum nemu yang pas,"

Papa Edgar menepuk pundak Fea, "cepet cari, biar nikahnya bareng," Fea hanya tertawa kikuk. Mereka lalu mengangguk dan duduk di kursi sesuai dengan nama mereka yang tertera di meja.

"Wah, bener-bener kece." Ujar Fea lagi. Riu tertawa, "thanks, ya, guys, udah dateng."

"Ga masalah, Riu. Gue sama lainnya seneng, kok." Mereka saling melempar senyum. Tak lama keluarga Nayla dan Edgar mulai menduduki tempat masing-masing. Ada orang tua Edgar, orang tua Nayla, orang tua Riu dan nenek Nayla.

FAISALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang