[16] kematian kian santang

872 88 11
                                    

Tak lama kemudian pemuda itu terhentikan oleh seorang prajurit yang membawa secarik kertas naskah yang di bacakan di Tengah kerumunan warga.
"Dengan ini.... keluarga...pajajaran..memberitahukan kabar duka atas kematian raden kian santang Dan ilham karna korban peperangan melawan kerajaan Kerispati,salam hormat Prabu Siliwangi"
"Rayi kiansantang..."
Pemuda itu panik Tak percaya apa yang ia dengar Saat ini. ia menghampiri beberapa prajurit itu Dan menanyakan tentang kabar itu untuk meyakinkannya.
Ia menerobos kerumunan warga yang tengah menangis Atas Kepergian raden kian santang.
.
.
.
.
Kini Jasad kian santang Dan ilham sedang di sholatkan sedangkan dilain sisi Ratu Subang larang Dan Nyimas rara santang serta Gusti prabu sangat terpukul atas kejadian ini.
.
.
.
.
Gilang/Surawisesa palsu,Berlari Ke Hutan belakang istana..ia berhenti di sebuah tempat untuk meluapkan segala kesedihannya atas kematian sahabatnya,ilham.
"Ilham...bukankah Kita akan Kembali bersama sama?Dan Bukankah Engkau akan membantuku menghadapi ini semua tapi kenapa engkau Pergi begitu cepat..."
.
.
.
Seorang pemuda Menunggangi Kuda sepertinya ia sedang tergesa gesa,namun apa yang mmbuatnya seperti itu?
"Cepat!Dasar Kuda lambat!"
.
.
"Apakah Benar...Rayi kian santang telah tiada.."
Seketika semua warga Dan prajurit itupun langsung Menunduk Dan Memberikan hormat kepadanya."raden apakah raden Kembali?"(Prajurit)
"Ya Aku telah Kembali,Cepat Katakan apakah rayi kian santang telah tiada?"
"Benar raden Raden kian santang Sudah tewas karna peperangan tadi Siang."(prajurit)
.
.
.
Telat...belum sempat Mereka pergi Sekelompok Pasukan berkuda itu Menerjang dirinya.namun anehnya Mereka tidak merasakan apa apa, Tidak terinjak,Terjatuh atau sakit.
"Apa yang terjadi mengapa Pasukan itu melewati Kita Dan Kita tidak terinjak atau terjatuh?"(Kian santang)
"Apakah Kita Sudah mati raka?"(Ilham)
"Tidak,ibunda pasti menghawatirkanku"(Kian satang)
Ketika ia berbalik Ke belakang Dan hendak lari di rinya Terjatuh Seolah terdapat dinding dibelakangnya.
"Apa ini?"(kian santang)
"Raka..apakah engkau tidak apa apa?"(Ilham)
Seluruh gerak Dan aktu seketika terhentikan seseorang bersorban berjubah putih menghampiri Mereka.
"Kalian tetaplah Disini...Ambil hikmah Setiap kejadian yang terjadi,pengalaman adalah pelajaran paling berharga"
Kemudian sosok itu pergi dari hadapan kian santang Dan ilham.
Dan waktu Kembali berputar..
"Siapa engkau..apa maksutmu?"(kian santang)
Pasukan yang Mereka Lihat membawa bendera berwarn hijau Mereka Bersemangat ingin berberang.
Terjemah bahasa indo.
"Tuhan Kita hanya lah satu Yaitu Allah S.W.T."(ucap seorang panglima untuk Memberikan Semangat kepada pasukannya)
.
.
.
"Rayi kian santang..."
"Raden mari Kita antar untuk pulang Ke istana"(prajurit)
Pemuda itu mendahului prajurit prajurit ia sangat Sedih atas Kepergian adiknya,Adik Yang Selalu menjadi teman kecilnya 7 thn yang Lalu.
Flashback on
Seorang anak berusia 10 Tahun sedang bermain seruling Di teras istana Dan anak berusia 6 Tahun menghampirinya.
"Raka Engkau sangat pandai memainkan seruling itu"(Kian santang)
"Apakah engkau Mau mencobanya"
"Walaupun Nanti Aku mencobanya pasti tidak semerdu raka yang memainkannya"(Kian santang)
"Kamu ini Bisa saja rayi"
"Itu kan memang kenyataanya raka..."(Kian santang)
Sang Adik selalu menggoda kakak laki laki yang amat ia sayangi itu.Walaupun Mereka berbeda ibu tapi Mereka tetap Saling menyayangi.
"Putra putraku...Mari Kita latihan di Halaman Istana Yang lainnya Sudah menunggu"(Prabu siliwangi)
"Iya ayahanda"
Flashback off
"Rayi...mengapa engkau meninggalkan raka...mengapa engkau menyambutku Dengan keadaanmu yang telah tiada..."
.
.
.
.
Jenazah Kian santang Dan ilham siap di makamkan namun Subang larang Sangat Sulit untuk melebas putra Bungsunya.
"Tidak Putraku,jangan tinggalkan ibunda...."
Tangis Ratu Subang larang Hingga sesenggukan.
"Ikhlaskan Kepergian Nanda kian santang rayi...Ia pasti akan sedih melihatmu seperti ini..."
Ratu ambet kasih mencoba menenangkan Gusti Ratu Subang larang.
.
.
Pemuda itu Sampai di istana ia melihat Dua keranda Sedang berada di gerbang istana.ia pun langsung menghampirinya.
"Rayi kian santang......"
Ia memeluk keranda yang Berisikan Jenazah kian santang Dengan Tetesan air mata Yang begitu Deras,ia tidak kuat menerima ini semua.
"Rayi bangunlah raka datang...."
"Putraku Kamandaka..."(prabu siliwangi)
.
.
.
.
.
Bersambung....

Raka!!! [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang