[29] Pekati Dasadewa

537 74 9
                                    

"Srek..Srek..."
Seseorang sedang membersihkan Kotoran Kuda di Kandang Belakang istana Dasa Dewa.
"Ayahanda..."
Citraloka Langsung menghampirinya Dan Memeluk erat Orang yang ia panggil ayahanda.
"Brak"
Namun Orang Itu Mendorong Citraloka hingga terjatuh.
"Siapa Kau!! "
"Ayahanda Aku Putrimu...Citraloka...Aku Sudah mencarimu berbulan bulan ayahanda..."(Citraloka)
"Aku tidak memiliki keluarga!!"
.
.
.
.
.
"Argh...Sakit Sekali"
Surawisesa Terus memegangi Kepalanya yang sangat Terasa Pusing itu.
Hal itu dilihat oleh seorang Gadis yang tidak sengaja Melintas di Hutan belantara itu.
"Kisanak...Apa yang terjadi Dengan kisanak?"
Ucapnya Sambil memegangi Kayu bakar.
"Kepalaku Sakit Sekali...Tiba Tiba Terlintas sebuah ingatan yang Aku tidak pernah Lakukan."(Surawisesa)
.
.
.
.
.
Wisona duduk di Kursi Panjang Dibawah bambu Sambil melihat Murid murid Ki Weling Yang sedang latihan.
"Ayahanda..."
Ia Memanggil KI Weling yang sedang Mengajari Murid muridnya.
"Ada apa putraku.."
Ki Weling duduk di samping Wisona.
"Kenapa jurus api liar Yang ayahanda Wariskan Tidak Bisa Mengalahkan jurus Milik ilham?"(Wisona)
"Benarkah itu? Tidak mungkin Jurus Api liar itu adalah  jurus Yang sangat sakti mandraguna.Bahkan sebelumnya Belum ada yang Bisa mengalahkannya, Memangnya jurus apa yang anak itu Gunakan?"(Ki Weling)
"Jurus Tarayana"(Wisona)
.
.
.
.
Surawisesa Dan Ilham keluar dari Istana.
Saat ini Memasuki Waktu Sore menjelang Petang.
"Kita Mau kemana Lang?"(Ilham)
"Kita cari Tempat Aman buat Ngobrol Ngobrol"(Gilang/Surawisesa Palsu)
Tiba Tiba Mereka tidak sengaja terfokus Pada sebuah Pohon Besar.
"Bagaimana jika disana"(Ilham)
"Yuk, kayaknya Sejuk"(Gilang/Surawisesa Palsu)
Kemudian Mereka duduk di bawah Pohon besar yang Ilham tunjuk.
"Lang...Kok kamu Bisa kesini?"(Ilham)
"Panjang Ceritanya"(Gilang)
Flashback on
Airiska Mendorong Gilang Sampai Terjatuh di tengah jalan.Dan Saat Gilang hendak bangun Tiba Tiba sebuah Mobil Sedan melintas Dan menabraknya.
"Aaa...."
"Hah...Gilang"(Airiska/Ibu gilang)
Flashback off
"Terus Waktu gue sadar, Gue udah di kamar Surawisesa"(Gilang/Surawisesa Palsu)
"Ooh, Terus Keadaan Ajeng Gimana? Karna Waktu Aku Mau Ke Rumah sakit Aku malah Ke bawa sama Angin puting beliung Dan sampai Disini."(Ilham)
"Waktu itu Aku di kabari Sama Rey, katanya Ajeng Udah Sadar Dan di Pindah Ke Ruang rawat"(Gilang/Surawisesa Palsu)
"Ooh"(Ilham)
"Oh ya, ham lo kok Bisa punya kanuragan? Kanuragan lu tinggi lagi"(Gilang/Surawisesa Palsu)
"Nggak tau"(ilham)
"Masak sih, Terus lo kok Bisa kuasain jurus Tarayana?"(Gilang)
"Kalo gue kok Nggak punya kanuragan?"(Gilang)
"Coba kamu Tari Nafas..."
Kemudian gilang menarik nafasnya.
"Hembuskan tapi pelan pelan dibawa Santai"(Ilham)
"Hmm Terus"(Gilang)
"Tu liat disana ada Batu gedhe banget, coba Kamu Hancurin"(Ilham)
"Ya Mana Bisa gue kan Nggak punya kanuragan"(Gilang)
"Ya di coba, Tangan kamu Dorong Ke depan, Dengan Tenaga dalam"(Ilham)
"Emang gue Punya tenaga dalam?"(Gilang)
"Udah di  coba dulu, jangan banyak Bicara"(Ilham)
Kemudian Gilang mengikuti saran ilham Dan..
"Duar...."
Batu besar itu hancur berkeping keping.
"Wih...Gila...Kok Bisa sih.."(Gilang/Surawisesa Palsu)
"Kan Kita di Masa Lalu, Dan Disini rata rata para Pendekar Dan Bangsawan punya kanuragan"(Ilham)
"Ooh...jhahaha gue seneng banget"(Gilang/Surawisesa Palsu)
.
.
.
.
Kemudian Jakarana Dan anjani kabur dari Tempat itu.
"Hei..."(Rara Santang)
"Mari Kita kejar rayi!!"(Gagak ngampar)
"Mari raka..."(Kian santang)
"Tunggu Aku ikut"(Rara santang)
"Aku juga.."(Walangsungsang)
"Sebaiknya raka Dan Yundha di istana, untuk menjaga keamaanan mungkin saja Musuh melakukan Serangan balas"(Kian santang)
"Tapi rayi..."(rara santang)
"Benar apa yang rayi kian santang bilang, Sebaiknya Kita Tetap berada di Istana"(Walangaungsang)
"Kami permisi dulu Raka, Assalamulaikum.. Sampurasun"(Kian santang)
"Waalaikumussalam.. Rampes"
.
.
.
"Kau tidak boleh bicara begitu rayi"(Ambet Kasih)
"Yudha..Kau jangan ikut campur urusanku!!"(Kentrink manik)
Kemudian Kentrink manik mendekati Surosowan Dan menariknya.
"Ibunda...Lepas"(Surosowan)
"Rayi...lepaskan Nanda surorowan"Subang larang Mencoba melepaskan Cengkraman Kentrink manik Di tangan Surosowan.
"Brak"
"Hh Yundha...Jangan ikut Campur Urusanku!!"
Kentrink manik Menghempaskan Tangannya Dan Al hasil Subang larang terjatuh.
"Kau sungguh Keterlaluan"(Ambet kasih)
"Itu adalah pelajaran buat siapapun yang mencampuri urusanku!!"(Kentrink manik)
Kemudian Kentrink manik Kembali menarik Dan menyeret Surosowan.
"Ibunda...Lepas..."(Sorosowan)
.
.
.
.
"Aku sedang ingin Disini dulu paman, lagi pula Aku harus bertemu Dengan nenek rompang"(Yudhakara)
"Baiklah raden, paman Pergi dulu..paman harus mencari kayu bakar sebelum Hari mulai Malam"(Musawaka)
"Baiklah Paman"(Yudhakara)
.
.
.
.
Kerajaan Kerispati.
Raden Pandhu Berjalan Di lorong lorong istana.Sesekali ia tersenyum sinis Entah apa yang ia Pikirkan.
"Raka..."
"Rayi Kamboja"(Raden Pandhu)
"Raka hendak kemana?"(Kamboja)
"Ingin menemuimu rayi"(Raden Pandhu)
"Ada apa raka?"(Kamboja)
"Aku hanga ingin menanyakan, kapan kau menikah Dengan Yudhakara?"(Raden Pandhu)
"Aku tidak ingin menikah dengannya raka!!"(Kamboja)
"Kenapa rayi? Dia itu putra mahkota, Dia juga Putra paman Argadana, Sahabat Ayahanda.Dan Dia juga memiliki kanuragan Tinggi"(Raden Pandhu)
"Tapi Aku tidak Mencintainya"(Kamboja)
"Kenapa? Jangan bilang kau belum Bisa Melupakan Kamandaka! Hei, Dia itu cuma teman kecil mu, lagi pula Dia Sudah lama tidak pulang Ke tanah pasundan mungkin Dia Sudah mati di Perjalanan pengembaraannya"(Raden Pandhu)
"Raka!! AKu yakin Kamandaka masih Hidup!! Ia satu satunya orang Yang Bisa mengerti perasaanku!"(Kamboja)
"Walaupun Dia pulang! Tetap! Aku tidak akan menyetujuimu menikah dengannya!"(Raden Pandhu)
"Kenapa raka tidak Setuju!!"(Kamboja)
"Apa kau lupa!! Dia itu anak siliwangi!! Musuh bebuyutan kerajaan Kerispati!!"(Raden Pandhu)
.
.
.
.
Kerajaan Dasa dewa.
"Tidak ayahanda...Aku bersungguh sungguh, Aku ini putrimu!!"(Citraloka)
"Siapa yang menjadikanmu Pekati seperti ini ayahanda..."(Citraloka)
.
.
.
.
.
.
Bersambung....

Raka!!! [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang