[35] Abikaraaaa

509 72 12
                                    

                    "Awan, Kau Tetaplah Disana.Di Langit Luas Nan Biru.Di Saat Semua Kisahku Berakhir, Sampaikanlah Salam Perpisahanku Kepada mereka, Mereka semua yang pernah hadir dalam hidupku," -ILHAM

Satu tahun Berlalu begitu cepat, Rasanya Kini dirinya Tak kan pernah kembali Ke Masa yang semestinya.
Ilham Berdiri Di Tepi tebing, Dimana di Bawahnya Hanya Terlihat Kabut Putih yang jauh Sekali jaraknya.

"Bundaaa, Jika ilham Tidak Bisa Pulang Ke Masa depan, Setidaknya Ilham Pulang Menghadap sang Ilahi.Dan Akan Berkumpul Lagi dengan bunda, Pada suatu Saat nanti,"Ucap Ilham Menangis, Tak kuasa membendung Air Mata, Rasa Rindu Akan Segalanya.Siapa Pula yang Mau Terpisah dengan orang Yang Kita sayang, orang yang amat Berarti Dalam Kehidupan Kita, Orang yang menemani Dalam Suka Dan duka.

"Ilhaamm, Raka Menemukan Liontin Pecahan Lainnya..Ilhaamm!"
Terlihat Kian santang berlari Secepat Kilat, Melompat Selincah Harimau, Dan Dengan Cermat menghindari Bebatuan besar menghalang.

"I-Ilham?"
Langkah Kian santang terhenti Saat mendapati Ilham hendak Meloncat Dari Tebing Tinggi.
Mendapati sang Raka Hadir, Ilham Tersenyum Dan tertawa lebar, Diiringi Lambaian tangan Untuk Kian Santang.

"Terimakasih Untuk semuanya Rakaaaa, Ilham Pasti Akan Merindukan Raka, Titip salam  Untuk Raka Abikara.Beritahu Dia Dan Yang lainnya, Bahwa  Aku Telah Pulang,"Ucap Ilham Yang berteriak di tepi tebing.

"Apa maksutmu Ilhaaam! RAKA TULI! KATAKAN SEKALI LAGI!" Ucap Kian santang yang Mencoba Melonggarkan Waktu Agar Bisa Berlama Lagi Bersama Ilham Walaupun Jarak mereka jauh Saat ini.Ilham di atas tebing, Kian santang? Aht Lupakan, Dia Dibawaahhh.

"Hh, Ayolah Rakaaa, Ini Bukan Saatnya Untuk Bercanda," Ucap Ilham

"Kau yang bercanda Ilham! Kau tega Meninggalkan Rakamu! Langka sekali Menemukan Adik sepertimu! sekarang Kau Terlihat keras kepala! Pasti ini akibat Kau Sering Bergaul Dengan Abikara Iya kan?!" Ucap Kian santang, Bahasa kian santang sedikit Lumayan Modern karna Terlalu lama Bersama Ilham.

"Mungkin.."jawab Ilham dengan santainya.

"Aish, Ilham Yang Dulu Dimanaaaa Cobak.Dasar Abikaraaa Beraninya Dia Buat Ilham Berubahh,"gerutu Kian santang.

Abikara Terlihat Baru saja datang, Dan Langsung memanjat tebing dengan cepat, Dan disusul Kian santang.

"Pasti Kau Kan Yang Pengaruhi Rayiku!" Bentak Kian santang

"Mana mungkin, Dia Sendiri Yang Menirukanku,"Jawab Abikara.

Mereka berdebat Sepanjang Memanjat  Tebing.
Hingga Teriakan Keras Berhasil membuat mereka bungkam Saat hendak Sampai di Atas tebing.

"SELAMAT TINGGAL RAKAAAA!!!"Teriak Ilham Sambil terjun dari atas Tebing.

"Tidak! Rayi!!!!" Teriak kian santang Yang langsung Bergegas Naik Ke atas tebing Dan ikut Melompat Menyusul Ilham.Disusul Pula Abikara.
Tapi mereka (Abikara Dan kian santang) tidak terjun bebas, karna mereka memiliki Ilmu Kanuragan.

Entah Kenapa Kanuragan ilham seperti hilang begitu saja.
Ilham Terdiam, Menutup matanya Perlahan.Berharap Saat Terbuka nanti, Ia akan Pulang, Pulang Ke Hadapan Allah Maksutnya.

Tapi? Tunggu, Dia Belum jatuh Sampai sekarang.Karna Jurang itu TAK BERDASAR.Aneh, Pasti Berdasar. Tapi Dasarnya Mungkin Jauh.

Tubuh Ilham Melemas, Benar benar Terlihat Pucat Karna Akibat Terjun bebas Dan Terus Terjun Ke bawah tanpa mengetahui kapan ia akan jatuh.

"Hh, Sesak!" Ilham Meremas Dadanya Kuat Kuat.Sesak, Itulah yang ia Rasakan.Mungkin Karna Nafas yang Tak beraturan Saat terjun?

Ilham Pinsan

"Sett"
Dua tangan ilham Berhasil di raih Oleh Kian santang Dan Abikara, Dan Membawanya kembali Ke Atas.
"Bertahanlah Rayi,"Ucap Kian santang.

"Kamu akan Segera Pulang, Bukan Pulang Ke Hadapan Ke Hadapan Tuhan, Tapi Pulang Ke asalmu.Raka Membawakan satu Liontin Lagi Untuk pelengkap Liontin Yang utuh.jadi, Kau harus Tetap Hidup.Kau Jangan membuat Usahaku Sia Sia Rayi!" Ucap Abikara sepanjang Perjalanan kembali Ke Atas Tebing.

"Sebentar Lagi Kita akan Sampai,"Ucap Kian santang.

"T-Tapi"Ucap Abikara Yang terbata Bata.

"Kenapa Abikara?"Tanya Kian santang.

"Aku Tidak Kuat Lagi Untuk Membawanya Naik Ke atas, Tenagaku terkuras, Tadi Aku habis Bertarung dengan Pasukan Japura,"Ucap Abikara yang Wajahnya memang terihat Pucat Serta tubuhnya yang lemas.

Mata kian santang Terbuka lebar, Menatap Panik Ke arah Abikara.

"Kita akan Sampai Abikara, Bertahanlah!" ucap Kian santang.

"Tidak, Cukup! Ini masih jauh, Kau bawa Ilham..Dekap Dia Sekuat kuatnya.Jangan Lepaskan Dia, Aku titip Ilham.Dan ini,"Ucap Abikara Yang Kemudian Memperlihatkan 2 Pecahan Liontin Kepada kian santang Dan memasukkannya Ke Kantung Celana Kian Santang.

"Hadiah Dariku Untuk Ilham, Aku menyayanginya.Sampaikan Salam perpisahanku untuknya,"Ucap Abikara sambil Mendekatkan Ilham Ke Pelukan Kian santang, agar Ilham Tak terjatuh nanti.

"T-tapi Abikara, Aku Tidak ingin kehilanganmu,"Ucap Kian Santang.

Abikara Tersenyum Simpul, Dan seketika itu Dia Terjun Ke bawah, Kekuatannya Terkuras karna Pertarungan Sebelumnya.

"Terima kasih atas semua Pengorbanan Mu Raka Kian santang..Aku Menyayangi Kalian Semuaaaa,"Teriak Abikara yang semakin Tak Terlihat.

"Abikaraaaa Hiks Hiks....Abikara....." Kian santang terus berteriak menyerukan nama Abikara.

------------------- --------------
"ABIKARAAAAA"
"Brakk"
Kian santang Terpentok Pintu Gubuk.
"Arghh.." Rintihnya karna rasa sakit di dahi.

"Kian santang...Mimpi Apa lagi Dia! "Ucap Abikara yang berseru dari luar Gubuk sambil asik Membakar Ikan di atas api Bersama Ilham.

"Raka kian santang Pasti Terpentok Pintu Gubuk Lagi Raka, Biar Ilham Menghampiri nya,"Ucap Ilham.

"Jangan Ilham, Nanti Kau Malah Tak sengaja menginjak Jari Tangannya Lagi ahahahah,"Abikara Tertawa Lebar.Sedangkan Ilham Hanya Cengengesan, Mengingat Kejadian Beberapa Hari yang lalu Yang ia Lakukan.


Bersambung....

Raka!!! [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang