[33] Nama Baru untuk Surawisesa

628 73 12
                                    

"Ibu macam apa..Yang tega mengusir anaknya sendiri"(Walangsungsang)
.
Kali ini Kentrink manik benar Benar Kehabisan Alasan, ia tidak dapat berkata Sepatahpun.
.
"Hei, Dengarkan!! Rayiku, Rayyi Kentrink manikh...Tidak mungkin mengusir Surosowan tanpa adanya alasan, Dan Aku yakin...bahwa yang Dikatakan rayi kentrink manik bahwa Surosowan telah berbuat tidak Baik Terhadap ibundanya itu Benar.."(Amuk Marugul)
"Bukankah Wak Amuk Marugul juga Benci Dengan rayi Surosowan!! Dan hendak mengusirnya seperti halnya yang dilakukan ibunda kentrink manik!!"(Gagak ngampar)
.
"Dinda kentrink manik, dinda ambet kasih Dan dinda Subang larang, sebelum makan Malam Nanti Kalian Berkumpul di balai rung"(Siliwangi)
"Ayahanda kenapa ibunda, Diadili?"(Kian santang)
"Benar ayahanda...Bukankah yang bersalah itu Ibunda kentrink manik.."(Rara santang)
"Ibunda ambet kasih juga kenapa harus di adili,  ayahanda?"(Gagak ngampar)
Sedangkan walangsungsang Dan Kamandaka hanya terdiam.
"Dinda Subang larang, Dan Dinda Ambet kasih hanya menjadi Saksi kejadian, kalian tidak perlu khawatir Putraku...putriku.."(Siliwangi)
.
"Prajurit..."(Siliwangi)
"Hamba gustI..."(Prajurit)
"Siapkan Segala Keperluan Balai rung"(siliwangi)
"Baik gusti...Tapi untuk apa?"(Prajurit)
"Kita akan mengadili dinda kentrink manik"(Siliwangi)
"Sendika GustI"(Prajurit)
.
.
.
.
.
"Kalau Aku Bisa Mengubah Wajahku menjadi siliwangi, Lalu kenapa Aku tidak Bisa Mengubah wajahku menjadi kian santang? Padahal biasanya Jika siliwangi Bisa, Pasti kian santang juga Bisa"(Nyi rompang)
"Bisa apa nyi?"(Hariwangsa)
"Bisa Ku makan!!!"(Nyi rompang)
"Kau ini bercanda saja nyi, Mana Bisa kau memakan siliwangi, hahahahahah"(Hariwangsa)
"Sudah tau begitu, mengapa kau masih bertanya!!"(Nyi rompang)
"Baiklah..baiklah..."(Hariwangsa)
"Aku akan meminta pertolongan Kepada Guru Ku"(Nyi rompang)
"Hah...? guru?? Kau saja sangat tua..apa lagi gurumu..Pasti Dia Sosok Makhluk Halus ..Hhahahaha"(Hariwangsa)
"Diam!! jika guruku tau kau mengejeknya, Bisa Bisa Jadi Abu kau Saat ini!!"(Nyi rompang)
"Oh baiklah...Baiklah.."(Hariwangsa)
"Tunggu dulu..Di Mana Saloka? Bukankah Dia ikut bersama mu Untuk bersekutu Bersama KerispatI?"(Nyi rompang)
"Tidak..Aku tidak melihatnya.."(Hariwangsa)
.
.
.
.
.
Belakang Kerajaan Kerispati.
"Lepaskan Aku!!!"(Kamboja)
Sosok Bertopeng membelakanginya Ia perlahan membuka Topengnya.
.
Ia mulai Berbalik Menunjukkan wajahnya kepada Kamboja.
"J - Jagat Dew - a Battara.."
"Wajah nya Sangat mirip Dengan Surawisesa, tidak mungkin Dia..."
Kamboja Sangat terkejut Melihat Sosok Itu.
Dia adalah Kzochsi Adik dari Nyimas Sence Namun Dia berdarah Eropa.Wajahnya Sangat mirip Dengan Surawisesa, Ia mengenakan Pakaian Pangeran Dengan Mahkota Pangerannya yang dilengkapi delima merah.
Delima itulah yang membuat Kamboja yakin bahwa Dia adalah Kzochsi.
"Kenapa kau melihatku seperti itu!!"(Kzochsi)
"Apakah kau tidak menyangka, Aku berada di hadapanmu Saat ini!!"(Kzochsi)
"Dulu kau melihatku hanya sesosok bayi Yang selalu Menangis  Dan sangat merepotkan, bukankah kau yang membuangku Saat itu?!"(Kzochsi)
"Di umurmu yang masih 10 Tahun Kau Berniat ingin membuangku Di jurang Zarqi, Saat kerispati bertamu di istanaku (Arab), Kenapa? kenapa!! karnamu itu Ibundaku menjadi Sangat Khawatir hingga Ia Meninggal 7 Tahun setelah Kabar Hilangnya Aku, kau tau Siapa yang mengurusku!!"(Kzochsi)
"T - ti - dak"( Kamboja )
"Dia adalah Prabu Argadana Dan Dewi Sasaka domas, ia menemukanku Saat Ia sedang Mencari Pusaka sakti Di Tanah Arab"(Kzochsi)
"Jadi kau Adik Yudhakara?"(Kamboja)
"Ya!! Baguslah jika kau tau!!"(Kzochsi)
"Lalu bagaimana kau mengetahui Masa Lalu itu.."(Kamboja)
"Aku memiliki seorang guru...Ia menguak Seluruh Masa Lalu ku"(Kzochsi)
"Bagaimana Bisa!"(Kamboja)
"Tentu saja Bisa!! Kebusukanmu akan tercium baunya, walaupun kau Menutupnya rapat rapat!!"(Kzochsi)
.
.
.
.
.

"Aht...Gagal...!! Mereka akan Terus bersama sama Malam ini!! Aku harus terpaksa Membunuh Kamandaka Besok!!Dan Aku butuh bantuan Senopati wiSona untuk membunuh kamandaka"(Raden Pandhu)
Ternyata Hal itu di dengar oleh seorang prajurit penjaga
"Hei, Siapa disana!!"
"Gawat"
.
.
.
.
"Bertahanlah kisanak Aku akan menolongmu..."(Retna Ayu)
Retna Ayu Terus Mengerahkan Hawa murninya untuk Surawisesa.
Perlahan Surawisesa membuka matanya
"Hih.."
Ucapnya lirik hendak mengucapkan terima kasih, namun Tenggorokannya Terasa Putus hingga tidak Bersuara.Bisu? ya mungkin itulah yang terjadi padanya.
"Brak Brak"
"Hhh...uhuk Uhuk..."
Surawisesa Terus memukul dadanya ia berharap suaranya dapat Kembali.
"Apa yang terjadi Dengan Suaramu kisanak?"
"Apakah Sesuatu yang Terasa mencekikmu itu menyebabkan Hilangnya Suaramu?"(Retna Ayu)
"Kau sangat malang kisanak, Siapa namamu? Maaf Aku lupa bertanya tadi"(Retna Ayu)
"A..a...."
Surawisesa Terus berusaha Mengeluarkan Suaranya.
"Baiklah baiklah..Aku akan menamaimu Aryanata, Apakah itu Bagus Menurutmu?"(Retna Ayu)
"Aku Surawisesa rayi...Aku saudaramu.."(Batin Surawisesa)
"A..a.."
"Aku anggap itu Iya, baguslah kalau engkau menyukai nama itu"(Retna Ayu)
Sungguh Surawisesa sangat terpukul, ia harus mengganti namanya Menjadi Aryanata Padahal Namanya adalah Surawisesa.
.
.
"Tidur ham, Ngapain Lo masih Mondar mandir gak jelas"(Gilang)
"Cari jalan Keluarlah..."(Ilham)
"Heleh...mending Gue tidur, dari pada liatin lo "(Gilang)
"Yaudah tidur aja"(Ilham)
"Dug"
"Argh"
Tiba tiba kaki ilham tersandung Sesuatu yang tertanam di tanah.
"Apa itu?"
Ia coba mengambil Benda itu.
Benda itu adalah sebuah Kitab, Kitab Tebal Dengan Lembaran lembaran kosong Yang di dalamnya.
"Kosong?"
Ilham Terus membuka lembaran lembaran itu, ia berharap menemukan sebuah petunjuk.
"Lang Lang..."
Ilham mencoba membangunkan gilang.
"Hmm ....Apaan sih"(Gilang)
"Liat"(Ilham)
"Hah..buku Apaan tuh, kayak Kamus tapi lebih tebelan Entu, jangan Jangan Kamus 5 bahasa, Bahasa inggris, jepang, Arab, jawa, Sunda."(Gilang)
"Ini bukan Kamus, Ini kayak Kitab gitu tapi kosong Nggak ada tulisannya"(Ilham)
"Mana gue liat"
Gilang Merebut Kitab itu dari ilham.
Dan "srettt"
Kitab Kitab itu bersinar setelah Berada di tangan Gilang.
"Silau men..."(gilang)
"Hah..ada tulisannya"(Ilham)
"Wih, ajaib Jangan jangan tangan gue yang ajaib"(Gilang)
"Yaudah Kita baca tulisannya sebelum ngilang lagi"(Ilham)
"Oke Oke"
Hal 1.
"Disebuah tanah pasundan, Akan ada 3 orang yang Berwajah sama namun berwatak berbeda, Dan 3 orang lagi yang Berwajah sama.Jika Kekuatan Mereka di gabungkan akan menjadi sebuah Kekuatan Maha dasyat.Ada Dua orang yang memiliki 3 kembaran.Dua orang Itu beraSal dari pajajaran Dan..."
"Srett"
Tulisan itu Kembali menghilang.
"Yah...ilang lagi.."(Ilham)
"Eh ini buku Dongeng Kali ya, Unfaedah banget, gue buang aje"(Gilang)
Namun Hal itu di cegah oLeh ilham.
"Eh jangan"(ilham)
"Kenapa?"(Gilang)
"Di buku itu bilang kalau ada 2 orang yang memiliki 3 kembaran"(Ilham)
"Hmm Terus?"(Gilang)
"Kayaknya itu Aku deh"(Ilham)
"Heh..jangan GR"(Gilang)
"Serius..Raka kian santang itu mirip banget sama ilham tapi Beda 2 Tahun Terus Kembaran Ilham yang satu?"(Ilham)
"Tau dah Palingan Nyasar Wk Wk Wk"(Gilang)
"Hh...oh ya yang satunya lagi mungkin Raden Surawisesa sama Kamu"(Ilham)
"Loh kok?"(Gilang)
"Iya kan Wajah kamu itu persis banget sama Surawisesa, cuma beda 1 Tahun"(Ilham)
"Hmm mungkin kembaran yang satunya lagi makan di Warteg Sama kembaran lu yang satunya lagi"(Gilang)
.
.
.
.
"Kau sangat mengsusik malamku!!"(Yudhakara)
"Hahahah dia marahkah?"(Tapelo)
"Duar!!"
Yudhakara mengerahkan Seluruh kekuatannya hingga Tapelo Dan anak buahnya terpental.
.
.
.
"Puk"
Seseorang menepuk pundak Surosowan.
"Hh"
Surosowan segera Berbalik Dan memastikan bahwa bukan orang Jahat yang Menepuknya.
"Tenanglah jangan takut anak muda, perkenalkan nama paman..paman musawaka"(Musawaka)
"Paman musawaka?"(Surosowan)
"Benar"(Musawaka)
.
.
.
.
Kerajaan Dasa dewa.
Jakarana Sudah sampai di Halaman istana, ia mendapati Adiknya Anjani Dan ibundanya sukma Asih sedang berbincang bincang di halaman istana.
"Rayi!!"(Jakarana)
"Raka"(Anjani)
"Ibunda, Anjani takut Raka Jakarana memarahiku"(Anjani)
"Putriku, Engkau jangan takut, Ibunda akan membelamu"(Sukma Asih)
.
.
.
Balai rung.
Semua sudah duduk di tempat yang Sudah di sediakan.kini Kentrink manik Yang menjadi Tersangka Sangat gugub Dan Panas dingin.
Disisi lain kian santang Memperhatikan di setiap sudut ruangan, ia tidak menemukan ilham Sedari tadi.
"Raka, apakah engkau melihat Ilham?"(Kian santang)
"Ilham, pergi keluar mencari angin segar bersama Rayi Surawisesa Sedari Sore, namun sampai Sekarang ia tidak kunjung kembali"(Walangsungsang)
Kian santang sangat khawatir Dengan keadaan ilham karna Ilham bersama Dengan Surawisesa, Kian santang sangat tau betul sikap Surawisesa, ia takut Jika Surawisesa mencelakai ilham.
Namun Disisi lain ia tidak mungkin meninggalkan Balai rung untuk melihat kesaksian sang Bunda.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....

Raka!!! [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang