"Kau apakan Ayahandaku!!"
Citraloka menatap tajam Sukma Asih.
"Prajurit"(Sukma Asih)
"Hamba Gusti"
"Jelaskan semua yang terjadi kepadanya"(Sukma Asih)
Ratu Sukma Asih Tidak sekeji Kedua putra putrinya Yaitu Jakarana Dan Anjani.Walaupun Dirinya memusuhi Pajajaran tetapI Ia tidak menaruh Benci kepada Kerajaan yang lain.
"Nimas...Sebenarnya Dia bukan ayahanda Nimas"(Prajurit)
"Lalu Dimana Ayahandaku!! Telik Sandi Alas Giri bilang...kalau ayahandaku telah di tawan Oleh kerajaan Dasa Dewa!!"(Citraloka)
"Tidak Nimas...Semuanya hanya Salah faham, Sebenarnya Ayahanda Nimas Sempat Ke kerajaan Dasa Dewa namun Ketika Hendak memasuki Gerbang Istana..Ayahanda Nimas Di serang oleh 4 Pendekar Asing.Dan Hal itu di ketahui Salah satu pekati kerajaan Kami Yaitu Dia...Saat Pekati Kerajaan Dasa Dewa hendak melapor Tiba Tiba Dirinya Di hadang oleh Salah satu Pendekar itu Dan kemudian Menyerangnya.Ketika Pekati Dan Ayahanda Nimas Sudah di kalahkan, Mereka Menukar Wajah Ayahanda Nimas dengannya dan membawa pergi Ayahanda Nimas, Mereka melakukan hal itu supaya Tidak di curigai Orang lain."(Prajurit)
"Jikalau begitu..mengapa kerajaan Dasa Dewa tidak memberi kabar Ke kerajaan Alas Giri!!"(Citraloka)
"Bukankah...Kerajaan Alas Giri Dan Dasa Dewa Sudah menandatangani Surat untuk bersekutu Dengan Kerispati Dan bersama sama menghancurkan pajajaran, tapi kenapa malahan kalian berkhianat!!"(Citraloka)
"Ampun Nimas...Saat Kita mengirim Seekor burung merpati Untuk Memberi kabar kepada Alas Giri, Seorang penduduk melapor bahwa Penduduk tersebut Menemukan Burung merpati Milik Kerajaan Dasa Dewa telah mati.Dan Hal itu Kami masih menyelidikinya Nimas.."(Prajurit)
.
.
.
.
.
Kerajaan Kerispati
"Aku tahu itu raka!!Meskipun Dia Termasuk keluarga Pajajaran, Tapi Dia Sangat Baik Dan...."
"Cukup!!"
Raden Pandhu Membentak Kamboja ketika Ia sedang berbicara.
"Aku tidak Suka kalau kau memuji Kamandaka, Dengar baik baik!! Yang Sudah Membuat Kita Sebatang Kara Adalah Pajajaran!!"(Raden Pandhu)
"Apa maksut raka!!"(Kamboja)
Flashback on
"Ibunda.. Ayahanda..."
Pandhu berumur 7 tahun Dan Kamboja Berumur 4 Tahun.
Tiba Tiba seorang prajurit datang menghadap Mereka.
"Ampun raden...Ayahanda, ibunda Dan paman raden telah terbunuh di medan perang, Dan jasadnya telah Terjatuh Dan terjebur di Palung Tenggara"(prajurit)
Flashback off.
"Palung Tenggara...Sangatlah dalam Rayi..Bahkan Kita belum mendapatkan kabar dari Pasukan Kerispati yang raka kerahkan untuk Menyelami Palung itu."(Raden Pandhu)
.
.
.
.
.
Kini Yudhakara Sendirian Di Hutan karna musawaka harus mencari kayu bakar.
"Hari Sudah mulai gelap...Aku harus Mencari tempat untuk bermalam"
.
.
.
.
MataharI Sudah tenggalam Dan Malam Pun Tiba.
"Udah Malem nih.. Kita pulang yuk...Nanti banyak nyamuk..Ini kan di Hutan...Nggak ada lampu lagi.."(Ilham)
"Yaudah Kita pulang.."(Gilang)
Kemudian Mereka Berjalan Kembali Ke istana.
.
.
.
.
"Rayi...Mereka Sudah kabur, Sudah tidak dapat lagi dikejar"(Gagak ngampar)
"Hm...Sebaiknya Kita kembalI Ke istana raka, karna Hari Sudah Malam"(Kian santang)
"Mari rayi"(Gagak ngampar)
.
.
.
.
"Ayahanda...Dimana Ilham Dan Rayi Surawisesa?"(Rara Santang)
"Mereka sedang keluar istana putriku, Mereka bilang kalau mereka bosan di istana"(Siliwangi)
"Putriku putraku....Apakah engkau melihat rayimu kian santang Dan Rakamu gagak ngampar?"(Siliwangi)
"Mereka sedang mengejar Anjani Dan Jakarana Ayahanda...Namun sampai Sekarang Mereka bekum kunjung Kembali..."(Walangsungsang)
"Baiklah ayahanda, Kita Permisi dulu"(Rara Santang)
"Baiklah putriku..."(Siliwangi)
.
.
.
Ilham Melihat kesana kemari melihat Sebuah keganjalan.
"Bentar deh, Kita kan Abis kesini...Kok Kita kesini lagi"(Ilham)
"Jangan bilang kalau Kita tersesat"(gilang)
"Ya emang"(Ilham)
"Hah....Buruk Amat nasib gue...Udah Tersesat di Zaman Kuno ini masih aja Tersesat di Hutan.Ih..Serem lagi..Gelap, Banyak nyamuk, kalau ada Macan Gimana?"(Gilang)
"Udahlah lebih baik Kita Cari jalan keluar, Kita Nggak boleh Putus asa"(Ilham)
.
.
"Kewkekekeekekeke...Akhirnya Aku berhasil menyempurnakan Susuk Amanjani Ku..."(Nyi Romopang)
"Kh....Kh...."
Hariwangsa tertidur pulas Dengan posisinya yang menyandar pada Pohon Besar.
"Hariwangsa...Bangun...!!"(Nyi rompang)
Tetap saja Hariwangsa Tidak juga bangun
"Hariwangsa....!!!"(Nyi rompang)
"Hh...Ada apa nyi...apakah Kau berhasil...?"(Hariwangsa)
"Kewkekekeekekeke.. Tentu saja Aku berhasil....Aku berhasil Menyempurnakan Jurus Ku..."(Nyi rompang)
"Benarkah..Coba Ubah Wajahmu persis seperti Siliwangi Dan kian santang"(Hariwangsa)
"Hh..Liatlah..Perhatikan.."
Kemudian Nyi rompang mengucapkan mantra demi mantra untuk Mengubah wajahnya persis seperti Prabu siliwangi.
.
.
.
.
"Argh...Sakit sekali..."
Dan Saat ini Surawisesa Asli sedang berada di gubuk Tua, Ia Sedang di obati oleh seorang gadis yang bertemu dengannya tadI Sore.
"Bertahanlah....kisanak"
Flashback on
"Kamu tidak perlu belajar lagi!! Aku Sudah tidak sudi membiayai Sekolahmu!!"(Airiska)
Airiska melempar buku Bersampul coklat Ke Kolam Renang.
"Mamah...Gilang mohon..Izinin..Gilang Kembali sekolah..."(Gilang)
Flashback off
Flashback on
"Lang..kok lo Nggak Ke sekolah"(Cello)
"Emm..Gue...em...Gue Ke tiduran"
Gilang mencoba Menutupi kenyataan Bahwa Mamahnya melarangnya belajar Dan bersekolah.
Flashback off
Flashback on
"Hello...Ham...Si Pangeran Pluto Yang tampan...Tapi masih tampanan Gue..." (Gilang)
"Lang..jujur...Apa benar Sebenarnya Tante Airiska..Larang kamu buat sekolah, Gara gara Kamu Nggak Bisa peringkat satu, Karna Ilham."(Ilham)
"Nggak ilham.."(Gilang)
"Jujur Lang..."(Ilham)
Flashback off.
Tiba Tiba Cairan bening menetes membasahi pipi Surawisesa.
"Hiks...Bagaimana Jadinya Jika Aku berada di posisinya...Karna ingatan itu..Aku jadi ingat Fitnah Fitnah yang membuat Adikku Surosowan Di Benci Wak prabu Dan Ibunda..."(Batin Surawisesa)
"Kisanak...Kenapa kisanak menangis...?"Tanya gadis itu.
"Sebuah ingatan terlintas, Seorang anak 1 Tahun lebih muda dariku Di Benci oleh ibundanya, Ia MenutupI lukanya Dengan Senyum ceria.Ia mencoba Menghibur temannya, Padahal dirinya sendiri Sedang Di selimuti banyak masalah"(Surawisesa)
"Sungguh malang seKali nasib anak itu"
.
.
.
Istana pajajaran.
Hutan belakang istana.
"Ibunda...Lepas..."
Surosowan Mencoba melepaskan Tangan Kentrink manik.
"Jangan panggil Aku ibunda....!!"(Kentrink manik)
Kemudian Kentrink manik Mendorong Surosowan, Hingga Membuat Surosowan terjatuh diantara Puing Puing Pagar istana Yang Runtuh akibat Bencana pada masa pemerintahan Prabu niskala kancana.
"Argh....Ibunda...Jika kehadiranku..Membuat tidak nyaman ibunda..Aku akan pergi.."(Surosowan)
"Pergilah..Memang itu yang Aku inginkan!! Pergi sejauh jauhnya!! Dan jangan pernah kau Kembali lagi kesini!!"(Kentrink manik)
Kemudian Surosowan Beranjak Bangun Namun kakinya Tertimpa Puing Puing Pagar istana.
"Argh..."
"Lihatlah Seberapa lemah dirimu...Kau tidak seperti saudara saudaramu...Kau sangat payah!!"(Kentrink manik)
Tanpa Menggubris Ucapan sang ibunda, Surosowan Mengerahkan Seluruh Kanuragannya Dan Mengarahkannya Pada Puing Puing itu.
"Duar..."
Puing Puing itu meledak, Hancur lebur menjadi putiran pasir, Asap mengepul dari tempat Surosowan Berada.
"Aku akan pergi ibunda!!" Teriak Surosowan.
Namun Kentrink manik tidak dapat melihat Kepergian Surosowan karna Asap yang sangat tebal Dan Hari yang Sudah Malam.
"Astaga!! Jagat dewabattara!! Apakah Mata Dan telingaKu Salah?! Bagaimana mungkin Dia memiliki ilmu kanuragan Setinggi itu!!"(Kentrink manik)
"Apakah Sebenarnya Surosowan memang memiliki ilmu kanuragan..namun..Aku tidak mengetahuinya...?"(Kentrink manik)
"Surosowan...Hei..Surosowan..."
Kentrink manik Terus berteriak Namun Tak ada jawaban, Mengingat Surosowan Sudah pergi dari istana.
"Raden Surosowan...Hh..Jangan bilang kau mengusirnya rayi...!!"(Ambet kasih)
.
.
.
"Sekali lagi Aku Tanya kepadamu...Kapan kau menikah dengan Yudhakara Rayi!!"(Raden Pandhu)
"Aku tidak akan Menikah dengannya raka!!"
Kemudian Kamboja meninggalkan Raden Pandhu sendirian di lorong istana.
.
.
.
.
Sungguh tidak dapat di percaya.Nyi rompang Berhasil Mengubah wajahnya menjadi prabu Siliwangi.Sangat begitu mirip, Dari Wajah maupun suara.
"Bagaimana...Hariwangsa..Apakah kau Sudah yakin?"(Nyi rompang)
Ucap nyi rompang menggunakan suara Khas Prabu siliwangi.
"Hh...Hahahahahahaha...Kau sangat Hebat nyi..Coba Sekarang kau Ubah Wajahmu persis seperti kian santang"(Hariwangsa)
"Itu Hal yang mudah"(Nyi rompang)
.
.
.
.
"Hwah...Ngantuk...Udah Malem nih... Kita tidur yuk"(Gilang)
"Eh..Jangan tidur Dulu..Kita kan belum Sholat Isya' "(Ilham)
"Mau Sholat Dimana...Nggak ada Air Disini..Gimana cara wudhunya..."(Gilang)
"Tadi Kita kan Nggak sengaja Ngelihat Sumur waktu di jalan."(Ilham)
"Oh Iya..Yaudah deh lu aja yang ambil air...Gue capek"(Gilang)
"Serius Mau sendirian Disini? Em..DisinI Nggak ada kebun binatang..Jadi harimau...Singa..Serigala..Masih keliaran"(Ilham)
Kemudian Gilang Berdiri di belakang ilham.
"Duh..Ilham....gw takut..Yaudah Deh gue ikut Ke Sumur"(Gilang)
"Nah gitu dong.."(Ilham)
.
.
.
.
Istana pajajaran
"Assalamulaikum..."
"Waalaikumussalam..."
"Akhirnya engkau Kembali Raka...Rayi..."(Rara santang)
"Kita sangat menghawatirkan mu Raka..Rayi.."(Walangsungsang)
"Maafkan Kita raka...Yundha..Kita tidak berhasil membawa Jakarana Dan Kamboja.."(Kian santang)
.
.
.
Perjalanan.
"Aku Sudah bilang kepadamu rayi...Kau jangan Ke pajajaran...!!"(Jakarana)
"Ini semua Salah raka..Kenapa raka memberitahu Ke semua Orang istana, Kalau Kita Penyusup Yang membuat ilham Dan Subang larang tidak sadarkan diri."(Anjani)
.
.
.
.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka!!! [End] (Belum Revisi)
Actiontentang Ilham dengan dunia barunya di petualangan masa kerajaan.Bertemu dengan pangeran tampan yang menjadi kakaknya di masa saat itu. Start : 8 Juni 2021 Finish : 27 Juni 2022