"Em..Aku permisi dulu yudha Aku ingin berjalan jalan Ke Taman belakang istana"(Surawisesa)
"Baiklah rayi"(Rara santang)
Kemudian Surawisesa pergi menjauh dari rara santang.
"Kenapa Rayi menggunakan bahasa yang tidak selalu ia gunakan?ah Sudahlah mungkin ia hanya Kurang fokus Dan Salah bicara"(Rara santang)
.
.
Ruang tengah
"Siapa nama gurumu raka?"(Gagak ngampar)
"Kyai Qomar"(Kamandaka)
"Apa yang Sudah kamu dapatkan dari pengembaraanmu putraku?"(Ambet kasih)
.
.
.
Alam bawah sadar.
Perkampungan.
Di sana sangat ramai sekali orang Berjalan Ke sana kemari,berjualan Dan ada juga yang Memberi makan Hewan peliharaannya.
"Dimana Kita mencari Sayyidina Ali?Orang disini banyak sekali"(ilham)
"Aku akan menanyakannya"(kian santang)
Kemudian kian santang mendekati seorang laki laki yang sedang memilih buah kurma untuk di beli.
"Paman,apakah paman tahu Dimana rumah Sayyidina Ali?"(Kian santang)
laki laki itu tidak merespon Pertanyaan Kian antang sama sekali.
"Paman..."(Kian santang)
Ketika Ia memegang tangan orang itu Tiba Tiba saja Tangannya Terlewat Dan Tidak dapat memegang laki laki itu.
"Raka...apakah engkau lupa Kita ini hanya sebuah Sukma"(ilham)
Kemudian kian santang termenung Dan menangis.
"Kita tidak akan Bisa menemukan Sayyidina Ali"(Kian santang)
"Tenanglah raka...."(ilham)
Kemudian Mereka Mendengar suara seseorang yang sedang mengasah senjata tajam,ketika Mereka mencari asal suara Benar saja ia melihat seseorang pemuda sedang mengasah pedang Dan mengukir tulisan di atas pedang.
"Pedang zulfikar"(kian santang)
"Berarti Dia...."(kian santang)
"Sayyidina Ali..."(ilham)
Ya,Benar itu adalah Sayyidina Ali bin Abi tholib Dia sedang mengukir namanya diatas pedang zulfikar serta mengukir kalimat kalimat Islam di pedang itu.
"Sungguh rasanya Senang sekali Aku Bisa melihat Sayyidina Ali Walaupun sekedar melihatnya"(kian santang)
.
.
.
.
"Dia adalah Hariwangsa sekutu kita..Dia memang seperti itu.."(nyi rompang)
"Siapa Dia ..."(Hariwangsa)
"Dia cucuku...Yudhakara putra argadana"(Nyi rompang)
"Ooh..jadi kau anak argadana.."(hariwangsa)
"Yudhakara...Aku ingin melihat kemampuan mu cepat tunjukkan kepada nenek semua kemampuanmu"(Nyi rompang)
Kemudian Mereka keluar Dan Berlatih.
.
.
.
Walangsungsang menemui Prabu siliwangi.
"Ayahanda.."(walangsungsang)
"Ada apa putraku..?"(Siliwangi)
"Aku memohon izin keluar istana untuk melihat Lihat keadaan penduduk di perkampungan"(Walangsungsang)
"Baiklah..putraku Aku mengizinkanmu..."(Prabu siliwangi)
Tiba Tiba rara santang datang.
"Aku ikut raka!"(rara santang)
"Baiklah rayi mari"(Walangsungsang)
"Kita mohon pamit ayahanda,sampuransun"
"Rampes..berhati hatilah putra putriku"(Siliwangi)
.
.
.
Bawah tanah.
"Bedebah bagaimana caranya kita Bisa keluar dari sini"(Nyimas Kamboja)
"Aku akan bertapa Untuk mengumpulkan Kekuatan supaya dapat membuka Tanah InI"(Raden Pandhu)
.
.
.
Alam bawah sadar
"Dia sangat tampan sekali.."(kian santang)
Kemudian Sayyidina Ali memasukkan pedangnya Ke dalam rumah Dan kemudian pergi.
"Dia Mau kemana raka?"(Ilham)
"Entahlah..Kita harus melngikutinya"(kian santang)
.
.
.
Hutan.
Walangsungsang Dan rara santang berjalan menuju Perkampungan untuk melihat keadaan penduduk.
.
Yudhakara Menunjukkan kempuannya namun ia dihentikan oleh Hariwangsa.
"Lihatlah itu"(Hariwangsa)
Kemudian mereka melihat Ke belakang.
"Mari Kita hadang"(nyi rompang)
"Ayo Yudhakara"(Nyi rompang)
.
.
Sayyidina Ali menuju Ke sebuah Padang pasir yang penuh Dengan unta.
Kemudian Sayyidina Ali memberi makan Unta itu.
"Mungkin ini tempat orang orang memberi makan Dan Minum untanya"(Kian santang)
"Mungkin saja raka"(Ilham)
"Lihat itu Sayyidina Ali raka"(Ilham)
Kemudian Mereka berlari menghampiri Sayyidina Ali.
"Andai Aku tidak sebuah Sukma pasti Aku Bisa menanyakan Banyak Pertanyaan tentang Zaman Jahilyyah"(Kian santang)
"Mungkin ini takdir Kita raka,lagi pula Kita ini di Masa Lalu jika Lau Kita lengkap raga Dan Sukma pasti di Masa depan Kita Sudah tiada"(Ilham)
"Benar rayi,Sebaiknya Kita Bersyukur bukannya mengeluh"(Kian santang)
.
.
.
.
Nyi rompang,Hariwangsa Dan Yudhakara menghadang Rara santang Dan walangsungsang.
"Sungguh Dia cantik sekali"(Batin yudhakara)
Nyi rompang melihat Ke arah Yudhakara yang tengah Terdiam Melihat rara santang.
"Hei Yudhakara!Nenek tidak Mau kau Jatuh cinta padanya!"(nyi rompang)
"Memangnya kenapa?"(Yudhakara)
"Kau masih Tanya kenapa?Dia itu Rara santang,anak siliwangi,musuh besar Kita"(Nyi rompang)
"Kenapa Dia harus Putri siliwangi!!Andai saja Dia bukan anak siliwangi"(Batin yudhakara)
Nimas rara santang Dan raden walangsungsang pun terdiam mendengar perdebatan nenek Dan Cucu itu.
"Hei,kenapa kalian Bertengkar,apa kalian tidak malu Dengan musuh yang di depan kalian!!"(Hariwangsa)
"Jika kalian ingin betengkar mengapa harus menghentika Perjalanan Kita apakah kalian ingin Kita menjadi Saksi pertengkaran kalian?"(Walangsungang)
"Hkah...diam kau walangsungsang"(Nyi rompang)
Mereka bertarung
walangsungsang vs nyi rompang
Rara santang vs Yudhakara & Hariwangsa
.
.
.
"Aku mendepatkan banyak pelajaran ibunda...disana Aku memperdalam Agama Islam,belajar menguasai jurus jurus yang si berikan Kyai Qomar Dan Belajar segala Hal dalam kebaikan."(Kamandaka)
"Engkau sangat beruntung raka..memiliki guru sepertinya"(Gagak ngampar)
.
.
.
.
"Kenapa...raden Pandhu harus Tertelan Bumi!!Kalau Dia tidak ada pasti Sangat sulit untuk putraku menjadi raja pajajaran karna tidak ada lagi yang membantunya"(Kentrink manik)
"Benar rayi,Tapi Untung saja Wisona berhasil Meloloskan diri Dari Tanah terbelah itu."(Amuk marugul
.
.
Goa biru.
"Berapa lama lagi Aku harus Disini!!!"(Surawisesa Asli)
"Kau ini banyak bertanya!Dan pertanyaanmu itu itu saja!"suara misterius Kembali menggema.
.
.
.
.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Raka!!! [End] (Belum Revisi)
Accióntentang Ilham dengan dunia barunya di petualangan masa kerajaan.Bertemu dengan pangeran tampan yang menjadi kakaknya di masa saat itu. Start : 8 Juni 2021 Finish : 27 Juni 2022