30. Gedung Kosong

1.5K 79 2
                                    

Haaiii gaaiiss!!! Gimana kabar kalian?? Semoga sehat sehat yaa. Aku kembali dengan chapter 30. Berarti tinggal menghitung jari untuk sampai di ending. Semoga kalian gak bosen yaaa!! Selamat membacaa❤️

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. GEDUNG KOSONG

Ada hal-hal yang ingin Dirga hindari dan ada juga hal-hal yang membuatnya tertarik. Berlaku juga untuk orang-orang terdekatnya. Ada beberapa dari mereka yang membuatnya penasaran, ada juga yang tidak terlalu dipedulikannya.

Saat ini, tujuan Dirga adalah untuk memiliki Adara seutuhnya. Ada banyak hal yang dilaluinya namun jika bersama perempuan itu, Dirga yakin seratus persen semua yang dilaluinya akan berakhir aman. Setidaknya untuk dirinya sendiri.

Namun makin kesini, Dirga seakan tidak peduli lagi dengan dirinya. Apa yang ada di kepalanya kini hanya bagaimana membuat Adara nyaman, merasa aman, dan ingin terus berada di dekatnya.

Dirga menatap nanar layar ponselnya. Dia bisa dengan jelas melihat Adara dengan seorang laki-laki di foto itu. Banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Dirga memutuskan untuk tidak membalas pesan Edgar, tangan kanan sepupunya.

"Woi bang! Asem banget mukanya," ujar Dermaga yang baru pulang. Mungkin adik laki-laki Dirga itu baru selesai nongkrong bersama teman-temannya.

"Diem,"

"Takut banget.. " balas Dermaga dengan tampang ketakutan yang dibuat-buat.

Dirga meliriknya sinis, "sana lo!" usirnya kemudian.

Dermaga tertawa tetapi kakinya tetap melangkah mendekati Abangnya lalu menepuk dua kali punggung Dirga. "Nggak apa-apa, Bang. Bakal tetep balik ke lo," ujar Dermaga seakan tau apa yang membuat Abangnya begitu.

"Gak usah sotoy!"

"Ulu uluu~ katanya ketua geng. Gak ketemu sama pacarnya aja udah begini, gimana kalo LDR, mampus dah,"

Dirga menghembuskan napas kasar. Kenapa Dermaga bisa menebak dan benar sih? Apa jangan-jangan Adiknya itu mematainya dari tadi? Tapi siapa juga yang mau LDR. Toh Dirga dan Adara masih tetap bersama. Sekarang sih begitu, enggak tahu nanti.

Sebenarnya, dari beribu pertanyaan, ada satu pertanyaan yang Dirga sendiri pun tidak bisa bahkan tidak sampai untuk merangkai jawaban yang sekiranya akan dijawab Adara.

Kenapa Adara berbohong padanya?

****

"Sini deh, Ra," ujar Tom sambil menepuk sofa yang sedang di dudukinya. Adara memandangnya horor. Hotel ini milik keluarga Tom namun kenapa mereka berdua berada di satu kamar besar? Apa tidak bisa memesan dua kamar kecil saja agar mereka dapat tidur berpisah? Lagi dan lagi Adara berada di posisi sangat tidak nyaman.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang