33. Pulang ke Rumah

2.1K 83 0
                                    

Hi! Ini part terakhir. Dan persiapkan hatimu untuk berpisah dengan perjalanan singkat Dirga, Adara, Rantenor & beberapa tokoh lain yang aku ceritakan di sini. Selamat membaca. Play mulmed ya🤎

 Play mulmed ya🤎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

33. PULANG KE RUMAH

Ketakutan yang baru saja disadari Adara adalah, dia tidak bisa menolak permintaan orang-orang terdekatnya karena Adara takut mereka akan menjauh. Dan itu berlaku untuk permintaan Dirga semalam yang meminta izin agar dia bisa jalan dengan Seysilla hari ini.

"Iya, Dir," adalah jawaban Adara untuk itu. Karena faktanya, Adara sendiri sedang tidak dalam mood untuk memikirkan hal yang tidak-tidak. Tapi satu pertanyaan yang melintas di kepalanya. Kenapa bisa Dirga meminta izinnya dengan raut wajah sesantai itu?

Dia sudah bersiap dan tengah duduk di ruang tamu—menunggu anak Inti datang menjemputnya. Edgar tidak ada di sini. Semenjak Adara memakai kamarnya yang ini, Edgar membuka satu kamar lagi untuknya agar tidak satu kamar dengan Adara walau ada dua tempat tidur yang biasa dipakai olehnya dan adik perempuannya.

Bel kamar berbunyi. Juga terdengar suara yang ramai di luar sana.

"Yon yang bener mencetnya sekali aja jangan kebanyakan," ujar Aksa.

"Lah biar. Siapa lo?" ujar Arion dengan wajah menyebalkan.

Pintu terbuka sebelum Arion kembali memencet bel. Adara Runanda dengan baju kasual yaitu kaos polos berwarna hitam dengan tulisan sassy girl dan celana jeans biru panjang. Rambutnya dicepol asal dengan anak rambut yang dibiarkan tergerai. Polesan bedak tipis dan liptint pink membuat Adara terlihat sangat manis sekarang.

"Pantes bos kita bucin.. gue baru nyadar sekarang," ujar Arion.

Aksa dan Randi juga melongo. "Ohh ini yaa? The real bidadari,"

Adara tampak bingung. "Kalian kenapa? Mau langsung atau masuk dulu?"

Karena Arion, Randi, dan Aksa sedang tidak tahu kena rasuk apa. Jadi lah Raka yang menjawab. "Langsung aja,"

Adara mengangguk. Dia kembali ke dalam lalu mengambil tas besar yang dibawa oleh Thomas kemarin yang berisi baju-baju baru untuk Adara.

"Bentar aku balikin kunci ke Edgar dulu,"

"IKUTTT,"

Adara hanya menggelengkan kepalanya. "Ngapain ikut? Orang beda dua pintu doang. Kalian ke bawah aja. Nanti aku nyusul,"

Mereka bertiga tampak berpikir lalu menyetujui Adara. "Sini tasnya," ujar Raka membuat Adara memberikan tas itu kepadanya. "Lobby ya,"

Setelah mengatakan itu Raka menarik rambut teman-temannya yang sedari tadi masih memperhatikan Adara. Mereka perisis seperti orang bodoh.

Lalu Adara berjalan menuju kamar Edgar. Dia memencet bel sekali. Kedua kali, sampai ketiga kali namun tidak ada tanda-tanda Edgar akan membukanya. Itu membuat Adara mengetuk pintu, tidak ngebel lagi. Ralat. Dia mengetuk dan juga sambil memencet bel.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang