32. Taman Malam

1.7K 79 100
                                    

Haloo!! Ketemu lagi di chapter 32. Selamat membaca & jangan lupa vommentnya yaa!

 Selamat membaca & jangan lupa vommentnya yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32. TAMAN MALAM

Tangan dan dahi Dirga basah karena keringat. Perasaannya juga menggebu-gebu. Ada rasa ingin menyelesaikan persoalannya dengan Seysilla secepat mungkin. Dan saat ini Dirga berada di sebuah cafe terkenal di Bandung yang buka dua puluh empat jam.

Waktu menunjukkan pukul 12 lebih beberapa menit. Bunyi bel pintu cafe berbunyi. Perempuan cantik dengan dress putih selutut model sabrina, juga rambut bergelombang yang digerai berjalan mendekati meja Dirga.

Seysilla duduk di depannya. Memanggil pelayan guna memesan minuman. Lalu setelah itu dia diam dengan tatapan mata yang tertuju pada Dirga.

Sedetik kemudian, Seysilla berdiri. Dia berjalan memutar lalu duduk di sebelah Dirga. Menggandeng lengan cowok itu dan menyandarkan kepalanya di bahu Dirga.

"Kangen,"

Dirga yang merasa luar biasa risih mencoba untuk melepaskan gandengan Seysilla. "Geser!"

Kata itu membuat Seysilla kesal. "Kenapa sih Dir? Aku kan kangen. Emang kamu gak kangen sama aku? Kita udah gak pernah lagi kaya gini."

"Gue mau ngobrol serius sama lo. Tolong paham situasi. Jangan kaya bocah,"

****

Pagi ini Adara terbangun cukup lama. Dia keluar dari kamar tidur menuju pantry guna mengambil air.

"Sarapan dulu, Ra. Noh tadi inti renor pada kesini numpang makan tapi lo belom bangun," ujar Edgar sambil menunjuk bungkusan yang Adara tidak tahu isinya apa.

"Makasih, Gar. Kamu udah makan?"

"Udah bareng mereka tadi,"

Adara mengangguk lalu duduk di meja depan Televisi. Dia mengganti channel. Ingin menonton drama korea sambil sarapan, kedengarannya menyenangkan bukan?

"Dirga tadi ikut gak?" tanya Adara lalu meneguk air.

Edgar yang sedang menyeduh kopi menoleh ke arah Adara. "Ikut. Nyariin lo malah,"

Adara terbatuk. "Hah?! Kenapa gak bangunin aku?"

Suara ketawa dari Edgar terdengar keras. "Gak ikut, Ra, gak ikut. Ntar sore baru mau kesini katanya,"

Adara mendengus. "Nyebelin banget sih, Gar!" ujarnya makin membuat Edgar tertawa.

"Lagian. Aneh banget nanya begitu. Kaya gak tau Gaga aja,"

Iya sih. Tapi jarang-jarang Dirga tahan untuk tidak bertemu Adara selama lebih dari dua hari. Satu hari saja biasanya sudah uring-uringan. Biasa lah, yang baru jatuh cinta mah suka gitu!

"Terus kamu ngapain di sini?"

"Heh! Ini tuh kamar gue! Lo yang ngapain di sini."

Mendengar kalimat itu membuat Adara terkekeh. Lalu dia kembali menikmati sarapannya.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang