26. Bad Ending Day

2K 104 0
                                    

Mendukung judul part ini. Siapkan hati kalian ya? Selamat membaca🤍

****

26. BAD ENDING DAY



Setelah kejadian semalam entah kenapa Adara jadi lebih waspada terhadap Dirga.

Dirga ini bahaya sekali terhadap kesehatan jantungnya. Bisa-bisa dia meninggal dini—kaget berkepanjangan karena perlakuan Dirga yang suka tiba-tiba.

Saat itu Dirga mengantarnya pulang, sekitar pukul 2 pagi baru sampai di rumah. Untungnya Ibu dan tante Siti sudah tidur, jadi Adara tidak mendapat banyak pertanyaan. Walaupun ia tahu Ibunya tidak akan sekepo itu mengenai dia dan Dirga.

"Makasih, Dir. Kamu langsung pulang ya. Jangan kemana-mana lagi. Istirahat, jangan lupa besok sekolah. Jangan sampai telat,"

Itu kalimat terakhir Adara sebelum dia masuk ke rumah, tidak lupa dengan anggukan serta ciuman singkat Dirga di kening Adara membuat Adara berjalan lebih cepat ke pintu rumahnya dengan Dirga yang terkekeh memperhatikannya.

****

Tidak ada yang lebih enak dari soto ayam di kantin lantai bawah SMA Haros. Apalagi kalau di makan saat hujan, dengan angin sepoi-sepoi yang memanjakan suasana.

Inti Rantenor sedang berkumpul di kantin, tepatnya di pojok belakang—tempat mereka biasa.

"WOI REKUES LAH GUE KEHABISAN LAGU!" teriak Aksa.

"Lagunya Aldi Taher, Sa. Gue lagi pengen joget tapi harus ada yang nyawer," jawab Arion. Sorakan dari teman-temannya membuat dia berdecak sebal. "Iri? Bilang babi!"

"Babi ngucap babi. Butuh kaca?" ujar Dirga.

"Stay halal, brader!" jawab Arion. "Oppa Nassar aja kesukaan ciwi-ciwi," lanjutnya pada Aksa.

"Gak ada yang beres rekues-an lu!" Randi menoyor kepala sahabatnya itu.

"Lah? Orang gue belajarnya dari lo! My panutan, Randi tralala trilili," ucap Arion sambil mengedipkan satu matanya membuat Randi memandangnya jijik.

"Huek," respon Randi.

"Raka mau nyanyi noh! Pinjemin gitar lu, Sa." ujar Dirga.

"Gue diem dari tadi," Raka menoleh garang pada Dirga lalu menolak gitar yang sudah Aksa sodorkan padanya.

"Ayolah, Rak! Kali-kali nyanyi gitu. Diem mulu kaya patung pancoran," ucap Arion.

"Lagi gak ada suara," Raka meresponnya.

"Terus itu kau ngomong pake apa? Mata?" Randi menjawab dengan logat Medannya membuat Raka tersenyum simpul.

"Randi aja dia mau nyanyiin Nata," ucap Raka melirik meja Natalia, Adara, dan Kirey sekilas.

"Halah, mentang-mentang Charly gak ada lu jangan jadi ngembat Nata ya Rak. Awas aje,"

Kalimat dari Randi itu ditanggapin oleh Raka dengan menyebutkan satu kalimat yang membuat Randi melongo, lalu memiting leher Raka sampai cowok itu menyikut keras perutnya.

"Rencana gue sih begitu,"

"Mampus! EVERYBODY JAUHKAN RAKA DARI NATAA!!" teriak Arion tidak jelas.

"Punya temen gini amat," Dirga memijat pelipisnya. Pusing melihat tingkah mereka.

"Gue sih yes, Rak." ucap Aksa membuat Randi mendumel.

"Dah lah pundung!"

"Canda, Ran." Raka mengucapkan kalimat itu. Aksa dan Arion yang mendengar, menghela napas kecewa.

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang