Heyy!! Maaf ya baru up sekarang. Ula lagi sibuk nih belakangan ini. Hehe. Selamat membaca!
***
5. BERTINDAK
"Randi oh Randi. Mengapa engkau jelek?"
Itu Arion. Sudah lah. Mama-nya saja tidak tahu kenapa kelakuan anaknya bisa seperti itu. Tapi tenang saja Arion. Mama mu ini tetap sayang sama kamu.
"Macamana aku tak jelek, ketularan Yoyon." lanjut Randi membuat Arion kesal dan tidak terima.
Ya iya lah tidak terima. Diri nya ini termasuk dalam kategori The most handsome face in Haros Highschool. Salah satu kegiatan tiap tahun dari SMA Haros untuk mengapresiasi muka-muka tampan muridnya. Aneh kan? Iya. Tapi itu sangat menghibur. Dan walaupun bukan Arion yang menang tapi tetap saja. Jangan macam-macam apa lagi menghujat muka tampannya ini.
"Muka si Randi lebih mendingan kali daripada elo, Yon." tambah Aksa memanas-manasi Arion.
"Heh dibandingin lo pada juga semua cewek lebih milih gue lah kemana-mana," kata Arion sedikit mengangkat dagunya. Sombong.
"Hih dibindingin li pidi jigi simii ciwik libih milih gii lih kimini-mini,"
Itu Randi. Kesal setengah mati melihat kelakuan sahabat yang mungkin sebentar lagi akan dia coret dari— tidak. Arion akan tetap menjadi sahabatnya walaupun sifat cowok itu kelewat meresahkan.
"Jelek amat tu mulut monyong-monyong. Pengen cipokan ya lo?" ujar Aksa. Tangannya menepuk bibir Randi sedikit keras.
Arion terkekeh. Tidak. Tertawa, ngakak.
"Mulut lo Sa.. Sa." ujar Randi.
"Bengek gue anjing!" ujar Arion terbata. Masih berusaha menyelesaikan tawanya.
"Jangan-jangan si Aksa doyan lagi sama bibir gue. Secara kan bibir Randi Pranaja itu sangat mempesona mennnn," ujar Randi.
Aksa membuat ekspresi seakan dirinya ingin muntah. "Bangsat lo, Ran."
Randi hanya tertawa. Jangan lupakan Arion yang sedari tadi tidak juga menyelesaikan tawanya.
"Berisik banget, Yon. Kaya ketawa nenek lampir." ujar Dirga yang baru saja meletakkan ponselnya di atas meja lalu beranjak menuju meja keempat teman tak warasnya. Kecuali Raka.
"Eits babang Dirgah. Udah selesai ngurusin BO nya bang?" ujar Aksa ngelantur, lagi.
"Gue depak lo dari Renor Sa."
"Ah nggak asik babang Dirga mah. Kan adek Aksa bercanda bang,"
Kalimat yang keluar dari mulut Aksa itu membuat Dirga jengah. Dia melirik ke arah Randi dan Arion bergantian.
"Nggak Dir, nggak. Gue nggak kenal. Tanya Arion coba," ujar Randi sambil menggeleng kuat.
Arion yang tadinya sedang melihat ke arah lain untuk menghindari tatapan Dirga sekarang malah menghujam Randi dengan mata elangnya.
"Kok gue?! Anjing lo, Ran. Asli banget anjingnya nggak pake kw kw an." kata Arion.
"Asli yang ada badaknya. Eh enggak. Kalau Randi yang ada buayanya." lanjutnya.
"Iya lanjut aja ributnya, lanjut." ujar Dirga.
"Anjing ya anjing aja. Buaya ya buaya aja. Labil banget manusia." kata Aksa. Cowok itu sudah duduk manis di samping Raka. Mencari tameng.
"Berisik." kata Raka.
Akhirnya ya bun. Si Raka mulai aktif nih.
"Wop dah dah. Yok diam yok. Ngamok nanti abang kita." ujar Aksa. Tidak, dia bukan ingin menyudahi percakapan mereka. Otak liciknya ingin menghindari Dirga yang sedari tadi masih meliriknya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRGANTARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SMA Haros] Dirgantara Ravindra. Cowok keren idaman semua siswi di sekolahnya. Ketua geng paling dikenal diantara geng-geng SMA lain. Siswa paling disegani karena ketegasannya, juga jabatannya sebagai Ketua Osis. Sampai suat...