16. Pos Satpam dan Luka

2.4K 113 0
                                    

Heyy!! Selamat membaca! Semangat juga puasanya yaa!! Eh, sebentar lagi bukaa❤️❤️

Btw, aku sudah mengganti username akun aku yang ini, dari aralta_ ke ctslhi. Jadi jangan bingung yaa!!🥰

****

[Randi Pranaja]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Randi Pranaja]

****

16. POS SATPAM DAN LUKA

Dari dulu, yang namanya Dirgantara Ravindra tidak pernah merasakan kekurangan dalam keluarganya. Orang tua dengan kasih sayang penuh walaupun jadwal pekerjaan mereka terbilang sangat padat, juga Dermaga yang selalu bisa diajak ngobrol ataupun bermain.

Kalau kalian tanya, apa aset paling berharga di hidup Dirga, jawabannya adalah keluarga. Family-man banget. Apa-apa pasti nyari orang tuanya atau Dermaga dulu. Mau ada hal kecil, hal besar, atau sekedar lupa bawa ini lupa bawa itu. Hidup Dirga bisa di bilang manja dalam artian dia tidak pernah hidup sendiri. Kemana-mana pasti ada temannya. Bukannya tidak bisa sendiri apalagi tidak berani, dia sadar kalau adanya kita di hidup orang bukan hanya membuat orang itu merasa dipedulikan tapi juga membuat kita merasa kalau kita berguna. Tapi tetap, kalau butuh waktu sendiri, Dirga sangat tidak bisa diganggu.

Saat ini mereka berempat sedang makan malam di rumah. Tidak jarang orang tua Dirga memutuskan untuk pulang lebih cepat agar bisa makan malam lengkap di rumah mereka, salah satu cara untuk membuat Dirga dan Dermaga tetap merasa dalam kasih sayangnya.

"Kak Adara manis banget ya, Bang," ujar Dermaga pada Dirga setelah menyelesaikan makannya.

"Dih baru nyadar!"

"Pan dia baru gue liat tadi."

"Adara yang itu Bang?" tanya Mutiara, Ibunya. Dirga mengangguk. "Iya, Bun."

"Bunda udah lama gak liat. Apa kabar dia Bang? Kapan-kapan ajakin makan malem dong biar bisa ketemu Bunda,"

"Baik dia, Bun. Iya nanti Abang ajakin."

"Kak Adara cantik gak, De?" tanya Mutiara pada Dermaga.

"Cantik lah, Bun. Cantik banget. Kalau gak cantik Abang mana mau. Kan dia mandang fisik."

"Sembarangan kalo ngomong! Lagian temen doang Bun," ujar Dirga.

"Ya. Percaya."

"Bisa diem gak?" ketus Dirga. Dermaga terkekeh. Hobi sekali dia menggoda Dirga. Bahkan saat Dirga masih menyukai Seysilla dulu, mulut Dermaga seakan tidak bisa tertutup. Tidak ada yang namanya absen untuk urusan menggoda kakaknya itu.

Mutiara tertawa. Hatinya terasa hangat melihat interaksi kedua anaknya walau lebih banyak berantam tapi hubungan mereka kelihatan sangat dekat.

"Ayah besok ke Bandung, ya. Kalian berdua jagain Bunda." perintah Lintang, ayah mereka untuk Dirga dan Dermaga yang direspon dengan anggukan yakin. "Siap, Yah!"

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang