Chapter 10

50.4K 4.3K 36
                                    

Seperti tertiban durian runtuh, hari ini Renata seperti mendapat rezeki yang tiada habisnya. Setelah ditawarkan menjadi ibu dari bocah yang sempat membuatnya semrawut, kini Renata diberi izin untuk libur sehari menemani Andreas jalan-jalan.

Awalnya dia ingin menolak, tapi melihat wajah bocah itu yang nampak memelas jadi membuat Renata tidak tega menolaknya, jadilah mereka disini. Mengitari trans studio yang terletak di Bandung bersama Arjuna.

"Kak, mau naik itu?" Andreas menunjuk wahana roal coaster didepannya, Renata menengguk salivanya kasar. Dia paling takut sama wahana seperti itu. Katakan jantungnya lemah. Pernah sekali waktu remaja dia nekat naik alhasil dia muntah-muntah dan malah bikin repot.

Renata tidak ingin mengulanginya sangat memalukan.

"Andreas aja ya sama Daddy, kak Rena tunggu disini."

Andreas menatap Arjuna dengan memohon, biasanya Arjuna selalu nolak Andreas sangat tahu itu.

"Iya Daddy temenin El naik itu."

"Yeayy." Andreas melompat kegirangan. Renata tersenyum benar saja dugannya Andreas sangat jarang diperhatikan oleh bosnya itu. Wajar si Arjuna kan sibuk belum lagi ibunya Andreas yang sudah memiliki keluarga baru.

"Pak gak ada niat nyari istri buat ibunya Andreas?"

Arjuna terdiam, "Kemarin kan saya nawarin kamu. Tapi kamu malah bilang saya bercanda."

"Eh itu beneran?"

"Ada tampang muka saya muka pembohong?"

Renata terdiam, dia mendekatkan wajahnya berusaha menatap Arjuna lebih dekat, membuat Arjuna refflek memundurkan tubuhnya.

"Gak ada sih pak, muka bapak lebih ke tampang sok sok ganteng gitu."

"Emang saya ganteng. Kalau mau muji ya jangan setengah-setengah."

Renata tertawa, ia memukul bahu Arjuna pelan, "Saya gak mau pak saya kan gasuka sama bapak."

"Jujur banget ya kamu?"

"Daddy ayo." Andrea berkelar heboh saat antrian untuk menaiki wahana sudah dibuka. Renata tertawa pelan menatap Arjuna. Tangannya dia kibaskan untuk memberikan isyarat kepada Arjuna untuk segera menyusul Andreas. Arjuna berjalan dengan pasrah, mungkin dia harus memikirkan cara lain untuk bisa mengikat perempuan ini jadi miliknya.

Biarlah itu bisa dia pikirkan nanti, Arjuna tersenyum, ia lantas menghampiri Andreas yang sudah cerah menatap wahana didepannya.

"Dad, El mau Kak Rena jadi Mommynya El."

****

Renata meringis kala kakinya merasakan perih. Seharian memakai heels tanpa lepas membuat tumit kakinya lecet. Renata tidak terlalu menyukai heels, jika di kantor saja dia melepas dan menggantinya dengan sendal yang sudah dia siapkan. Heels hanya formalitas akan kerapihan dirinya saja.

Arjuna yang melihat Renata berjalan tidak biasa pun berhenti.

Ia lantas menyuruh Renata duduk di bangku yang menganggur, setelah itu perempuan didepanya ini langsung membuka heelsnya dan membiarkan kakinya bertelanjang.

Rasanya juga engap.

"Kak Rena itu luka." Andreas mendekat, ia lantas berjongkok dan meniup luka yang berada di kaki Renata.

"Eh gausah di tiup, gapapa kok cuma lecet dikit. Kita istirahat bentar ya."

Ucapan Renata tentu diangguki setuju oleh Andreas sedangkan Arjuna. Tidak tahu, cowok itu langsung pergi meninggalkan Renata dan Andreas begitu saja.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang