Chapter 29

29.3K 2.9K 24
                                    

Sebelum baca Den mau negesin sesuatu

Jadi kemarin ada yang tanya : kak kok ceritanya mirip sama cerita sebelah, mulai dari nama, alur dan penokohan.

Jawabannya iya, memang sama karena cerita ini awalnya di ikut sertakan untuk event menulis marathon selama 40 hari dari salah satu penerbit. Kenapa bisa sama? Karena sinopsis dan blurbnya itu dapet dari penerbit jadi kita cuma tinggal mengeksekusi ceritanya melalui konflik yang berbeda.

Tapi eventnya udah berakhir, kenapa masih di lanjut?

Lagi-lagi karena endingnya yang terlalu memaksakan. Kalian kalau baca endingnya pasti kesel karena terlalu cepat dan gak berkesan apa-apa. Bisa aja si aku gak peduli tapi aku gak mau kalian baca tanpa mendapatkan apa-apa. Setidaknya walaupun hanya satu dua amanat kalian dapat itu jauh lebih baik dari pada gak dapat sama sekali.

Kalau kalian gak percaya, kalian bisa cek tagar #40daysawm disana kumpulan cerita event dengan sinopsis dan blurb yang sama sementara konfliknya berbeda.

Segitu aja

Enjoyy

****

"Mau makan apa nih?" Bima berdiri di ambang pintu dengan ponsel ditangannya. Sebentar lagi jam istirahat kantor, sudah jadi langganan untuk mereka yang memang malas keluar membeli makan memesannya dan makan dipantry bersama karyawan yang lainn.

"Ayam penyet." Keisha berujar tanpa menoleh, kesepuluh jemarinya masih sibuk dengan keyboard didepannya. Perkataan Keisha diangguki cepat oleh Sakti dan Seano, tak ingin menunggu lama bukan kalau pesanannya sama.

"Cewek-cewek mau apa?" Tanya Bima kepada Berlin, Renata dan Kirana. Sementara yang di tanya masih sibuk sendiri dengan aktivitasnya. Berlin yang masih sibuk menelfon, Kirana yang sama sibuknya dengan Keisha, Renata yang sibuk menatap pintu ruangan Arjuna dengan nanar.

"Buset gue di kacangin. Jawab kali." Renata mengerjapkan matanya sebentar saat tepukan Keisha mendarat di bahunya.

"Kenapa?"

"Mau makan apa? Biar gue pesenin barengan." Renata nampak menimbang, lantas dia menatap Keisha disampingnya.

Keisha menggelengkan kepalanya tidak percaya, apakah suaranya terlalu pelan sampai Renata tidak mendengar apa pesanannya?

Keisha lantas menatap Bima dengan tatapan yang sulit diartikan. Mengisyaratkan bahwa pesankan saya semuanya sama. Cowok itu mengacungkan jempolnya bersamaan dengan cengiran lebar di wajahnya, sebelum akhirnya cowok itu melenggang pergi dan sibuk dengan ponselnya untuk memesan makanan disalah satu aplikasi online.

Renata meringis, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia hanya sedang bingung memikirkan apakah dia harus lebih dulu menyapa Arjuna atau biarkan saja sampai cowok itu mendatanginya?

"Mikirin apa si?"

Renata menggigit bibir bawahnya, walaupun kemarin Keisha sudah sempat memberikan wejangan kepadanya namun tetap saja kecemasan itu masih bisa Renata rasakan.

"Pak bos?" Renata mengangguk pelan, perempuan itu mengubah posisinya jadi menyamping agar bisa menatap Keisha dengan leluasa.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang