Chapter 21

34.3K 3.1K 8
                                    

Suara langkah paduan heels dengan lantai menggema didalam ruangan. Suasana yang tadinya ramai pun mendadak hening saat kedatangan perempuan bak model itu dimeja Renata. Cantik memang, Renata tidak munafik dalam memuji kecantikan seorang Freya. Tetapi Renata kehilangan respect dengan perempuan didepannya ini karena kejadian kemarin.

Cara perempuan itu mencoba menarik perhatian orang, cara perempuan itu bertindak seolah dialah yang paling tersakiti. Renata muak dengan perempuan bermuka dua seperti ini. Bahkan kalau bisa dia tak ingin berurusan dengan perempuan itu.

"Saya peringatkan kamu jangan pernah mendekati Arjuna lagi, kami sudah tunangan, kamu tidak mau kan di cap sebagai perusak hubungan orang." Renata tersentak saat wajah Freya tepat didepan wajahnya. Bahkan Keisha sama Berlin pun sampai ikutan menatap Freya aneh.

Renata merotasikan bola matanya, ia meletakan ponselnya yang sejak tadi dia gunakan untuk mencari referensi untuk konten novel terbaru mereka.

Perempuan itu menarik napasnya dalam-dalam, terlihat angkuh sang tidak peduli sama sekali walaupun perempuan didepannya ini sudah sangat marah padanya.

"FREYA!" Renata menoleh saat suara bariton itu menggema didalam ruangan. Arjuna dengan setelah jam rapinya berdiri didepan pintu dengan menatapnya garang.

Freya menatap Renata sinis sebelum akhirnya dia menampilkan senyumnya yang lebar kepada Arjuna. Membuat Renata bergidik ngeri.

"Amit-amit jabang babi, jangan sampe gue berurusan sama itu dedemit." Renata merinding, namun dia lebih merinding lagi dengan tatapan Berlin dan Keisha didepannya.

"Kenapa kalian ngeliatin gue kaya gitu?"

"Siapa itu Re?"

"Gatau, tapi tadi dia bilang tunanagannya pak bos kan." Renata menarik kursinya untuk kembali mengerjakan tugasnya, namun belum sempat kembali berfokus, dengan kasar Berlin menarik kursi Renata agar menatap ke arahnya. Bahkan lantai sampai berdecit dibuatnya.

"Aduh, apa si mbak."

"Bukannya Lo smaa pak bos—"

"Enggak, gue sama pak bos gak ada apa-apa. Gue cuma ngurusin anaknya dan digaji. Gajinya buat biaya berobat bapak gue di Bandung. Jangan berlebihan deh." Renata memotong ucapan Berlin, tatapan perempuan itu benar-benar membuatnya terintimidasi.

Walaupun sebenarnya Renata sempat merasa senang dengan perlakuan Arjuna kepadanya akhir-akhir ini. Terlebih lagi saat Arjuna mengambil first kissnya malam itu.

Renata menghela napasnya berat sepertinya dia salah memiliki harapan bahwa Arjuna memang benar mencintainya.

"Lo tahu gak si, dulu Kirana juga sempet ada di posisi Lo," ujar Keisha kepada Renata. Diangguki setuju oleh Berlin.

Renata menoleh, "Gitu gimana?"

"Dulu pak Rudi itu iseng nyariin Arjuna jodoh di aplikasi kencan gitu. Nah ketemu lah si Kirana tapi Pak Rudi gak sadar kalo itu Kirana yang jadi Karyawan disini juga. Mereka ketemu, berjalan lancar sampai akhirnya—" Keisha menahan kalimatnya, ia menatap Kirana yang baru saja masuk serta menataap mereka bingung.

"Ngomongin gue?" Seru Kirana dingin. Renata menatap Berlin dan Keisha bergantian.

"Soal pak Arjuna?" Tanya Kirana lagi. Dia sudah bisa menebak bagaimana nasib Renata saat dia tahu bahwa Renata dekat dengan Arjuna.

Arjuna yang Kirana tahu adalah anak yang penurut. Dia rela mengorbankan semuanya demi menuruti permintaan Ayahnya. Contohnya seperti dulu. Arjuna lebih memilik menikah dengan Rindu dari pada harus mempertahankan hubungannya dengan Kirana.

"Iya gue pernah Deket sama pak Arjuna. Tapi gue smaa Lo beda kasus. Kalo dulu pak Arjuna milih Rindu karena dia hamil anaknya Arjuna. Sedangkan sekarang? Arjuna sama Perempuan itu gaada affair apapun kan?"

Renata terdiam, "Gak tahu si. Gue juga ga urus."

"Gue lihat Pak Arjuna memang suka sama Lo. Kita semua bisa ngerasain itu. Bener kan?" Kirana melirik Berlin dan Keisha bergantian. Tatapan itu diangguki oleh Berlin dan Keisha.

"Lo beneran gaada perasaan apapun sama Pak Bos?"

Renata menghela napasnya berat, ia menumpu wajahnya dalam lipatan tangannya diatas meja.

"Gak tahu. Enggak urus deh gue pusing. Berurusan sama Freya itu bikin gue emosi. Belum apa-apa aja dia udah bikin ulah terus sama gue."

"Tapi anaknya keliatan sayang banget sama Lo."

"Gue—"

Renata menahan kalimatnya saat ponselnya berdering, ia menepi sebentar untuk mengangkat telfon.

"Halo Bu."

"Halo Ren, maaf ibu ganggu kamu lagi."

"Gapapa Bu, gimaan kabar bapak? Uang yang terkahir Rena kasih udh masuk kan?"

"Udah kok, tapi bapak belum ada kemajuan. Dia masih harus dirawat disini sampai Minggu depan. Ibu boleh minta uang lagi Ren. Ibu kesulitan karena tidak ada pemasukan."

Renata mengurut pelipisnya, ia tak tahu harus bagaimana, ini masih awal bulan gajinya baru keluar tanggal 7 nanti.

Seketika dia mengingat bahwa gaji tambahannya dalam mengurus Andreas belum diberikan sama Arjuna.

Mata perempuan itu pun berbinar, "Iya Bu nanti Rena kirim ya."

"Makasih ya Ren, kamu baik-baik di sana. Semoga lancar ya rezekinya."

"Iya Bu, Renata usahakan yang lebih baik."

"Yasudah kalau begitu ibu tutup dulu ya. Kamu kembali kerja."

Tepat setelah ibunya mematikan telfon Renata pun kembali ke tempatnya.

"Kenapa Ren?"

"Ibu." Keisha mengangguk paham. Lantas dia menarik diri dari pandangan rekannya. Renata menatap ruangan Arjuna yang terbuka sedikit. Haruskah dia meminta gaji tambahannya sekarang?

Sopan kan dia ?

Tapi jika tidak sekarang kasihan Ibunya menunggu uang kirimannya.

Renata berjalan pelan menghampiri ruanagan Arjuna. Namun langkah terhenti saat mendengar suara yang sangat tidak mengenakan Indra pendengarannya.

"Akhhh."

Renata membekap mulutnya, matanya melotot saat mendengar suara itu lagi.

"Akhhhh Junhh, pelanhhh-pelanhhhh."

Arjuna berasama Freya?

Naninu didalam?

Dengan pintu yang masih terbuka.

Entah mengapa Renata merasa gemuruh didadanya. Ia merasa kesal dengan apa yang baru saja dia ketahui.

"Cowok jaman sekarang emang gaada yang bisa dipercaya. Bilangnya cinta, iya cinta. Cinta sama semua perempuan. Karena gue perempuan ya berarti dia cinta gue. Najis. Ck."

Renata mengumpat kasar, sudah cukup, dia tak ingin lagi berdekatan dengan Arjuna.

"Ren? Ngapain?" Renata terjingkat saat suara Rudi menginterupsi indranya.

"Mau ketemu Arjuna?"

Perempuan itu menggeleng, "Engg—"

Brak

Belum sempat Renata membuka suara Rudi sudah lebih dulu membuka pintu ruangan Arjuna kasar.

"Arjuna!"

****

Jangan lupa vote dan komentar

Follow Ig dsntrrr_
Tiktok dentara4

Salam sayang

Dentara ♥️♥️♥️

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang