Chapter 11

43.7K 3.8K 64
                                    

Renata mengutuk mobilnya yang terhenti ditengah jalan. Pasalnya saat ini jarak antara tempatnya ini dan Kantornya masih sangat jauh. Tahu begini dia tak akan membawa mobil tadi, lebih baik naik angkutan umum ataupun bus saja. Menyebalkan. Bikin keki saja.

Renata mengambil ponselnya dan mulai membuka aplikasi ojek online yang tak pernah dia pakai. Renata lebih memilih untuk naik bus atau angkutan umum, selain karena lebih murah dia juga bisa istirahat dalam perjalanan.

Jadilah aplikasinya itu hanya untuk dia memesan makanan ataupun mengirim barang.

Tin ... Tin

Perempuan itu menoleh, ia menatap sebuah mobil datang dari arah kanan dan berhenti tepat didepan mobilnya yang mogok.

Perempuan itu memincingkan matanya, saat ia tahu bahwa mobil yang berada didepannya ini sangat tidak asing.

Cowok itu tersenyum lebar, kacamata yang bertengger manis dimatanya semakin membuat aura cowok itu lebih kuat. Renata ketar-ketir takut jatuh cinta lagi sama cowok didepannya.

"Halo Ren, selamat pagi."

"Pagi pak, kirain terang dari mana kan, tahunya ada masa depan." Randu terkekeh geli mendengar celetukan Renata. Ketahuilah didalam hatinya Randu juga gemetaran.

"Kenapa nih? Kok diem dipinggir jalan kaya gini."

"Basa-basi banget ya pak."

Randu tertawa, "Mogok? Atau kehabisan bensin?"

"Bensin pak, lupa isi kemarin pas baru keluar dari bengkel."

Randu terkekeh geli, lantas dia melepas kacamata hitamnya.

"Ayo saya antar nanti kamu telat malah di marahin sama Arjuna." Randu menatap Renata dengan kekehan geli diwajahnya. Sebenernya agak risih juga setiap kali Randu berbicara tentang Arjuna yang takut salah paham. Toh dia sama bosnya tidak memiliki hubungan spesial yang dicurigakan oleh Randu. Tapi cowok itu seolah mengetahui banyak tentang dirinya dan bosnya itu. Menyebalkan.

"Tapi ga ngerepotin pak? Kantor bapak kan beda arah," ujar Renata serius. Pasalnya pertigaan didepan nanti harusnya mereka berdua mengambil alih jalan yang berbeda.  Renata ke kiri sedangkan Randu ke kanan.

Cowok itu menggelengkan kepalanya dengan senyum, "Enggak kenapa-napa, ayo makanya buruan biar ga semakin telat."

"Tapi mobil saya gimana pak?" Renata meringis, tidak mungkin kan dia meninggalkan si Bela kesayangan dipinggir jalan seperti ini, sudah gitu jarak ini lumayan jauh dari letak kosannya.

"Tenang aja. Nanti saya telfon orang untuk isiin bensi dan bawa ke kantor kamu siang nanti."

Mata Renata berbinar, seolah mendapat secercah cahaya dan harapan besar pada jodoh dimana depan.

"Alhamdulillah, dari dulu kek pak royal kek gini sama saya."

"Saya memang royal dari dulu."

"Tapi royalnya ke cewek lain bukan ke cewek sendiri."

Hening.

Renata memang suka sekali mengungkit masa lalu. Sepertinya dia masih memiliki dendam yang tak terlupakan kepada Randu.

"Yaudah ayo pak. Kita jalan."

Randu mengelus pipi Renata sebentar, "Saya ngelakuin ini itung-itung permintaan maaf saya karena udah nyakitin kamu dulu."

Renata tertegun, sentuhan tangan milik Randu sangat membuatnya merinding sekujur tubuh. Pasalnya dulu mereka pernah tidur bareng berdua. Menikmati indahnya rembulan malam kala itu.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang