Chapter 49

28.4K 2.3K 17
                                    

Suasana mendadak hening kala Berlin datang bersama seorang lelaki paruh baya yang di bicarakan oleh Keisha tempo hari. Renata, Sakti, dan Bima saling pandang, sementara Keisha terlihat enggan menatap sosok pria di samping Berlin.


"Sorry, kemarin gue pulang duluan." Berlin angkat suara saat merasa suasana terlihat sedikit canggung, benar memang, kemarin saat acara belum selesai, Berlin izin pulang lebih dulu karena ada urusan lain, Renata tidak masalah, toh yang penting temannya itu sudah membantu segala keperluan pernikahannya dan bisa menyaksikan saat Arjuna dan Renata ijab kabul besok, itu saja sudah cukup.

Hari ini hanya tinggal kumpul-kumpul keluarga dan kerabat saja. Sekalian mengecek tenda-tenda, stand makanan juga meja prasmanan.

"Gapapa Ber, santai aja," ucap Renata mencoba untuk tidak ikutan canggung. Dan bersikap biasa saja.

"Ini, suami gue, kenalin. Mas Tristan." Renata mengaggukan kepalanya paham, dia tersenyum hormat, sama seperti Sakti dan Bima. Tristan yang merasa di sambut juga melakukan hal yang sama.

"Gue kesana dlu deh Ren." Keisha mengambil alih pembicaraan, dan langsung pergi tanpa persetujuan. Renata terkekeh lantas tersenyum tipis kepada Tristan. Berkata seolah, maaf kalau perlakuannya tidak mengenakan.

Tristan hanya menanggapinya dengan Anggukan kecil.

"Kalau gitu saya kesana dulu, kebetulan ada rekan kerja saya ternyata disana." Arah pandang Berlin ikut menoleh saat tangan Tristan menunjuk seseorang yang tak jauh dari tempat mereka.

Renata melotot, "Yang pake kaos Biru pak?"

Tristan menganggukan kepalanya, lantas langsung pergi menghampiri seseorang yang dia maksud.

"Lah pak bos kenal suami Lo Ber," kata Sakti sambil terus mengunyah kue yang tadi dia ambil.

Renata dan Berlin saling pandang.

"Tapi keliatan kaya ga akur?" Tebak Renata, karena melihat raut wajah Arjuna yang tidak bersahabat membuat Renata memiliki feeling yang tidak enak.

Terutama saat Arjuna menoleh ke arah dirinya dengan tatapan yang begitu sulit untuk di artikan.

****

Tiga hari kemudian

Renata menatap pantulan dirinya di depan cermin, wajahnya terlihat kelelahan, bahunya terlihat lesu, menghadapi tamu undangan yang tiada henti mampu membuat Renata sesak setengah mati.

Iya kini, statusnya dan Arjuna sudah sah sebagai suami istri di mata agama dan negara. Tidak ada lagi keraguan dan tidak ada lagi kecurigaan.

Renata tidak menyangka jika resepsi pernikahan ternyata lebih melelahkan, juga dia tiada henti di buat heran dengan tamu undangan Arjuna yang tiada habisnya, tiga hari tiga malam, tepat pada malam ini acara megah itu baru selesai, sebenarnya belum sepenuhnya usai karena beberapa tamu undangan dekat masih ada di depan berkumpul dengan keluarga Arjuna juga dengan cowok itu disana.

Renata memutuskan untuk masuk ke kamar lebih dulu karena tubuhnya serasa sudah hampir remuk. Zaki, Ria, Dokter Fian juga kelima temannya masih ada di depan untungnya mereka bersedia menemani Renata selama serangkaian acara pernikahannya dengan Arjuna berlangsung.

Renata mulai membersihkan makeup yang ada di wajahnya, seketika pandangannya jatuh pada bingkai foto kedua orangtuanya, senyumnya terbit. Tangannya terulur mengelus foto itu dengan tatapan sendu.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang